Bagaimana hubungan antara budaya organisasi dan komunikasi organisasi?

Komunikasi organisasi

Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Oleh karena itu komunikasi sangat diperlukan untuk kelangsungan sebuah organisasi agar bisa berkembang dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam organisasi yang ideal unsur yang harus dimiliki oleh organisasi tidak lain adalah komunikasi. Komunikasi-komunikasi yang terjalin di dalam organisasi membentuk suatu budaya yang dinamakan budaya komunikasi.

Yang termasuk dengan budaya komunikasi antara lain bagaimana teknologi komunikasi yang ada di dalamnya, bagaimana pandangan individu dalam organisasi terhadap komunikasi yang terjalin, bagaimana pengetahuan mereka tentang komunikasi, kepercayaan mereka melalui komunikasi yang terbentuk, bahasa yang mereka gunakan, dan bagaimana praktik dari komunikasi tersebut.

Budaya komunikasi di sebuah organisasi akan mempengaruhi anggota organisasi yang ada didalamnya. Seperti, akan termotivasi untuk mengerjakan tugas mereka dengan baik dan saling bekerjasama. Disaat semua karyawan bersatu dalam pola pikir yang terbentuk dari aktivitas komunikasi, maka setiap karyawan akan memiliki rasa saling percaya, dukungan , dan motivasi yang tinggi dalam mencapai tujuan kerja mereka.

Budaya tidak sekedar diartikan sebagai koleksi dari simbol- simbol yang dimaknai dalam suatu komunitas, tapi juga dikatakan sebagai suatu sistem pengetahuan, dibentuk dan dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing individu/manusia, kemudian mengorganisir dan mengolah informasi sehingga menciptakan model internal dari realitas.

Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Budaya dan komunikasi mempunyai hubungan timbal balik, budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya.

Selain itu menurut Edward T. Hall (1990) bahwa budaya adalah alat kehidupan bagi manusia. Budaya juga dikatakannya sebagai kepribadian, cara seseorang memecahkan masalah, mengekspresikan diri, cara berfikir, bahkan termasuk juga sistem transportasi, perencanaan kota.

Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan maksud hati atau keinginan kepada orang lain. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicara atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Secara umum, bahasa berfungsi sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.

Budaya komunikasi tercipta dari suatu kebiasaan yang ada di dalam suatu lingkungan. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa nilai- nilai yang diambil merupakan turunan dari apa yang telah ada di dalam lingkungan tersebut. Bentuk komunikasi yang terdapat di sebuah negara pun memiliki pengaruh bagi pembentukan budaya komunikasi karena memiliki nilai-nilai tradisional negara tersebut. Indonesia sebagai negara yang memiliki adat ketimuran yang tinggi membentuk budaya komunikasi yang pastinya berbeda dengan negara lain. Negara-negara Barat tentu saja memiliki budaya komunikasi yang sangat berbeda dengan negara kita. Inilah salah satu faktor yang bisa menghambat kerjasama luar negeri yang dilakukan antara Indonesia dengan negara- negara lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka budaya komunikasi yang baik harus mencerminkan nilai-nilai yang dapat berubah mengikuti perkembangan jaman, tidak kaku, namun tetap dapat menyampaikan isi pesan dengan tepat sehingga dapat dimengerti oleh si penerima pesan sehingga tujuan yang diinginkan bisa tercapai.

Komunikasi dalam organisasi membentuk suatu budaya yang bisa disebut sebagai budaya organisasi. Di dalam budaya organisasi, system yang ada dipercaya dan dikembangkan oleh anggota organisasi itu sendiri.

Pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh pakar-pakar komunikasi di atas mengungkapkan bahwa komunikasi yang dilakukan dalam sebuah organisasi tidak hanya berdampak pada anggota organisasi itu sendiri tetapi juga memberikan pengaruh pada organisasi tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut membentuk suatu budaya yang terus diserap dan dikembangkan oleh anggota organisasinya.

Menurut Putnam and Jablin (2001) pandangan mengenai budaya organisasi bisa dibagi menjadi lima asumsi.

“First, a communication perspective does not limit its interest to overt constructions with “extra meaning” such as central metaphors or key stories. Second, this vantage point offers a commentary on the tension between cognitive and behavioral approaches to human action, through a focus on communication praxis. Third, this approach takes into account broader patterns of communication in society and examines how they appear and interact at the organizational nexus. Fourth, a communication orientation takes full advantage of the various new options available for positioning the researcher. Fifth, and perhaps most controversial, a communication perspective acknowledges the legitimacy of all motives for the study of culture, including the practical interests of organizational members seeking to enhance their effectiveness.”

Kelima asumsi tersebut saling berhubungan membentuk budaya organisasi.

  • Pertama adalah komunikasi tidak membatasi dirinya dalam menafsirkan suatu hal.

  • Kedua, kedudukannya membuat komunikasi menjadi sesuatu yang menguntungkan antara teori dan tingkah laku manusia.

  • Ketiga, pendekatan ini membuat pola komunikasi menjadi lebih luas di dalam masyarakat dan digunakan untuk menilai bagaimana tingkah laku manusia dalam lingkup organisasinya.

  • Keempat, komunikasi memberikan keuntungan yang lebih bagi para peneliti untuk memilih pilihan yang ada.

  • Kelima, komunikasi menyatakan legitimasinya terhadap semua motif untuk mempelajari budaya yang ada, termasuk anggota organisasi sebagai pelaku praktis yang bermaksud meningkatkan keefektifitasannya.