Bagaimana Hitler dan Nazi menggunakan isu Islam untuk politik anti Yahudi ?

Puluhan ribu muslim berjuang untuk Nazi dalam perang dunia kedua. Banyak juga yang beranggapan bahwa umat Islam mendukung Nazi karena mereka anti kaum Yahudi. Ada juga buku yang berjudul “Islam dan Perang Nazi Jerman” di buku tersebut menjelaskan tentang kebijakan Nazi terhadap entitas politik umat Islam.

Pada puncak perang, pada tahun 1941-1942, ketika tentara Jerman memasuki wilayah berpenduduk Muslim di Balkan, Afrika Utara, Krimea, dan Kaukasus dan mendekati Timur Tengah dan Asia Tengah, Berlin mulai melihat Islam sebagai faktor signifikan secara politis. Nazi Jerman melakukan upaya besar untuk mempromosikan “aliansi dengan dunia Muslim” guna melawan pihak yang mereka anggap sebagai musuh: Kerajaan Inggris, Uni Soviet, Amerika Serikat dan kaum Yahudi.

Di zona perang, Jerman melakukan berbagai macam kebijakan keagamaan dan propaganda untuk mempromosikan rezim Nazi kepada para pemimpin Islam. Awal 1941, militer Jerman “Wehrmacht” membagikan buku pegangan tentang Islam bagi tentaranya. Mereka ingin tentaranya berperilaku baik terhadap populasi Muslim. Di Front Timur, Nazi memerintahkan pembangunan kembali masjid, mushala dan madrasah - yang sebelumnya dihancurkan oleh Uni Soviet - untuk melemahkan pemerintahan Soviet.

Otoritas militer Jerman juga melakukan upaya ekstensif untuk mengkooptasi pejabat Islam. Propaganda Jerman di Eropa Timur, Balkan dan Afrika Utara mencoba menggunakan retorika keagamaan, kosa kata dan ikonografi untuk memobilisasi umat Islam. Mereka mempolitisir ayat suci seperti dari Al Qur’an dan juga doktrin agama, terutama konsep jihad, untuk memicu kekerasan agama bagi tujuan politik.

Banyak yang beranggapan bahwa umat Islam mendukung rezim Nazi karena mereka Anti Yahudi. Itulah sebabnya Nazi mencoba menarik umat Muslim ke pihaknya. Apa anggapan itu benar?

Di sisi pragmatis Nazi Jerman, kepentingan strategis adalah kekuatan pendorong terpenting di balik kebijakan ini. Namun, dalam propagandanya, terutama di dunia Arab, tema anti Yahudi memang memainkan peran penting. Propaganda anti Yahudi sering dikaitkan dengan serangan kaum migran Zionis ke Palestina, yang menjadi topik utama dalam wacana politik Arab.

Di sisi umat Muslim, orang tidak bisa menggeneralisasi. Beberapa sekutu Muslim rezim Nazi - yang terpenting adalah Mufti Yerusalem yang terkenal – memang bersikap anti Yahudi seperti Nazi. Tapi di zona perang di Balkan, Afrika Utara dan di wilayah Timur, situasinya lebih rumit. Di banyak daerah ini, Muslim dan Yahudi telah hidup bersama selama berabad-abad. Dalam beberapa kasus, umat Islam akan membantu tetangga Yahudi mereka, misalnya menyembunyikan mereka dari kejaran tentara Jerman.