Bagaimana hambatan penerapan pendekatan ketrampilan Metakognitif di Indonesia?

Metakognitif merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada Tahun 1976 dan menimbulkan banyak perdebatan pada pendefinisiannya. Kegiatan metakognitif pada dasarnya merupakan kegiatan ”berpikir tentang berpikir”, yaitu merupakan kegiatan mengontrol secara sadar tentang proses kognitifnya sendiri. Kegiatan metakognitif meliputi kegiatan berfikir untuk merencanakan, memonitoring, merefleksi bagaimana menyelesaikan suatu masalah

Hambatan Penerapan Pendekatan Ketrampilan Metakognitif


Di Indonesia, pendekatan keterampilan metakognitif memiliki beberapa hambatan. Salah satunya adalah terlalu dominannya peran guru di sekolah sebagai sumber informasi/ilmu, sehingga siswa hanya dianggap sebagai sebuah wadah yang akan diisi dengan ilmu oleh guru. Hambatan lain yang sebenarnya sudah cukup klasik namun memang sulit dipecahkan, adalah sistem penilaian prestasi siswa yang lebih banyak didasarkan melalui tes-tes yang sifatnya menguji kemampuan kognitif tingkat rendah.

Siswa yang dicap sebagai siswa yang pintar atau sukses adalah siswa yang lulus ujian. Ini merupakan masalah lama yang sampai sekarang masih merupakan polemik yang cukup seru bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang berlaku saat ini sebenarnya cukup kondusif bagi pengembangan pengajaran keterampilan metakognitif, karena siswa berlaku sebagai pusat belajar. Namun demikian, bentuk penilaian yang dilakukan terhadap kinerja siswa masih cenderung mengikuti pola lama, yaitu model soal-soal pilihan ganda yang lebih banyak memerlukan kemampuan siswa untuk menghafal.

Beberapa hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan metakognitif adalah:

  • waktu yang tersedia relatif sedikit untuk melakukan pengembangan- pengembangan dalam pembelajaran;

  • kesulitan dalam membuat soal-soal latihan pada lembar kerja mahasiswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa secara baik;

  • kesulitan dalam membuat kelompok diskusi dengan anggota kelompok yang beragam tingkat kemampuan matematiknya, sehingga diharapkan dalam masing-masing kelompok terjadi kegiatan diskusi kelompok yang produktif.

Pada penelitian yang lain, dikemukakan bahwa hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran Kimia Organik (KMA504) dengan menggunakan penulisan jurnal metakognitif yaitu sebagian besar mahasiswa tidak biasa menulis jurnal harian sehingga menyulitkan mereka menulis jurnal belajar, sehingga mereka harus berlatih menetapkan tujuan kemudian setelah proses pembelajaran mereka harus menilai apakah tujuan tersebut tercapai.

1 Like