Bagaimana gejala pada hewan memamahbiak yang mengalami indigesti vagus?

Indigesti vagus merupakan gangguan pencernaan, terutama pada ruminansia, yang berasal dari lambung muka yang ditandai dengan penurunan atau hilangnya motilitas rumen, menurunnya frekuensi atau hilangnya proses mastikasi, lambatnya pasasi tinja, serta adanya distensi rumen. Penurunan motilitas rumen disebabkan oleh adanya lesi yang mengenai ramus ventralis dari nervus vagus. Indigesti yang berlangsung kronik ini dalam beberapa minggu mampu menyebabkan kekurusan. Bagaimana gejala yang dialami hewan?

Indigesti vagus memiliki gejala-gejala yang mirip dengan indigesti simpleks atau kembung rumen yang sifatnya ringan. Gejala-gejala yang timbul pada indigesti ini tampak secara sedikit demi sedikit, serta tidak bereaksi terhadap pemberian obat-obatan konvensional yang digunakan untuk mengatasi indigesti simpleks. Kembung rumen yang sifatnya ringan biasanya menyertai indigesti vagus, dan terjadi secara progresif.

Karena lambatnya hantaran refleks pencernaan, lambung lambung kehilangan tonusnya, dan pasasi ingesta maupun tinja ber langsung lambat. Tinja yang dikeluarkan berbau menusuk, biasanya bersifat seperti pasta, atau dalam keadaan dehidrasi menjadi kering.

Dalam waktu relatif pendek penderita mengalami kekurusan, produksi air susu juga sangat menurun, dan lama kelamaan mengalami kelemahan umum. Dalam keadaan lanjut penderita tidak lagi mampu berdiri.

Apabila proses radang pada retikulum dan peritoneum mengalami kesembuhan, dan sementara itu proses degenerasi syaraf vagus yang tergencet belum melanjut, indigesti vagus dapat sembuh dengan sendirinya. Kesembuhan tersebut ditandai dengan menghilangnya gejala-gejala indigesti akut vagus sifatnya.

Kadang-kadang dalam praktek indigesti rekuren. Meskipun kepada penderita telah diberikan obat-obatan untuk mengatasi kembung rumen, pada saat-saat tertentu akan terjadi lagi gejala kembung rumen.

Referensi: Subronto. 1989. Ilmu Penyakit Ternak I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.