Bagaimana gejala dan terapi pada kolik spasmodik?

Kolik spasmodik adalah kolik akut, disertai dengan rasa mulas yang biasanya berlangsung tidak lama, akan tetapi terjadi secara berulang kali. Rasa mulas ditimbulkan oleh kenaikan peristaltik usus dan spasmus hingga menyebabkan tergencetnya syaraf. Kenaikan peristaltik akan menyebabkan terjadinya diare. Di dalam praktek kejadian kolik bentuk ini mencapai sekitar 30% dari semua kejadian kolik. Bagaimana gejala dan terapinya?

sapitem

Gejala-gejala
Kolik terjadi secara tiba-tiba, dengan diawali ketidak tenangan. Penderita memukul mukulkan kaki pada lantai (thakur-thakur, Jawa) dan bila tidak diikat, untuk mengurangi rasa sakit yang sangat akan berguling-guling. Hal tersebut mungkin tidak diamati pada saat pemeriksaan dan baru dapat diketahui dari keterangan pemilik atau dari kulit penderita yang nampak lecet-lecet dan kotor. Kuda meringkik lebih sering, berulang kali menguap dan jadi nampak lebih peka terhadap perubahan keadaan sekitar. Nafsu makan penderita hilang, sedang nafsu minum biasanya masih ada Pada inspeksi akan terlihat gejala dehidrasi, hiperemi pada selaput lendir mata serta diare. Sering diare hanya bekasnya yang berupa kekotoran oleh tinja pada ekor dan kaki belakang. Suara pindahnya cairan di dalam usus yang d berkontraksi kadang terdengar dari jarak sampai satu meter. Meningkatnya frekuensi usus dapat diketahui dalam auskultasi daerah abdomen. Juga flatus (kentut) yang berulang kali sering ditemukan pada saat pemeriksaan.

Pulsus jadi lebih frekuen, begitu pula frekuensi pernafasannya. Suhu tubuh mengalami kenaikan sedikit karena gerakan otot berlebihan. Pada keadaan yang berlangsung subakut atau akut, keringat keluar lebih banyak. Pada palpasi rektal tidak dijumpai adanya kelainan-kelainan. Kadang-kadang rangsangan oleh palpasi rektallakan menyebabkan keluarnya tinja cair seperti disentakkan (diare yang sifatnya proyektil).

Terapi
Rasa sakit yang berulang kali perlu segera dikurangi dengan pemberian obat spasmolitika, misalnya atropin sulfat dengan dosis 15-100 mg dan disuntikkan secara subkutan atau intramuskuler. Biasanya kontraksi usus segera menurun de ngan cepat. Obat analgesika dan spasmolitika lainnya meliputi Pethidine (Meperidine HCI, Demerol) dengan dosis 150-200 mg untuk tiap 100 pound, Promazine 0.4-1 mg/kg, Dipyrone 10-20 ml, Aspirin 6-30 g, Sodium salisilat 10-30 g, lsaverin (Novin) dengan dosis 10-20 ml, Aminopromazine fumarate (Jenotone) dengan dosis 0.25 mg/pound yang diulangi tiap 12 jam Apabila terjadi luka-luka perlu diberikan antiseptika dan anti tetanus. Dalam praktek, karena kurangnya obat-obatan yang terse dia, pemberian antihistamin, misalnya Delladryl sebanyak 10-15 ml secara subkutan, kadang memberikan hasil baik pula. Merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal pengelolaan kolik spasmodik adalah penjagaan status cairan tubuh. Sebagai akibat adanya dehidrasi penderita dapat mengalami kematian karena shock.

Referensi: Subronto. 1989. Ilmu Penyakit Ternak I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.