Bagaimana gaya dan makna lukisan gua prasejarah di Papua ?

Penemuan lukisan gua prasejarah di Papua ternyata memiliki gaya dan makna dari lukisan tersebut. Bagaimana gaya dan makna lukisan gua prasejarah di Papua ?

  • Gaya dan Makna Lukisan Gua Prasejarah di Papua

Rode mengelompokan lukisan gua prasejarah yang ada di papua menurut gayanya seperti: gaya Arguni dan Ota I, gaya Mangga, gaya Ota II dan Sosorra, dan gaya Tubulinetin.

Gaya Arguni dan Ota I ditandai dengan lukisan-lukisan yang hampir sepenuhnya berwarna hitam, sedangkan untuk gaya Ota II dan Sosorra lukisan perahu menjadi khasnya, selain itu juga terdapat tradisi penempatan mayat di depan gua. Sebagian besar lukisan gua yang diketemukan berwarna merah.

Masyarakat yang berada di sekitar tempat itu menyebutkan bahwa matuto adalah pahlawan nenek moyang, oleh karenanya hingga saat ini di tempat-tempat yang terdapat lambang matuto kerap dilakukan sebuah upacara dan juga tari-tarian.

Lukisan cap tangan dipercaya mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka dari kekuatan jahat. Perempuan dilarang melihat lukisan gua itu atas dasar keselamatan.

Lukisan cap tangan, manusia, binatang, perisai, perahu, dan bumerang, kemudian hadir dalam pola hias mereka, dalam simbol-simbol upacara penguburan, menjadi perisai dan perhiasan.

Reinach dan Begeuen yang menganalisis lukisan gua dari pendekatan kesuburan dan kepercayaan, gua-gua yang diktemukan di wilayah Papua memperlihatkan makna-makna itu.

Lukisan prasejarah itu mencoba menjelaskan kegiatan sosial-ekonomi mereka sehari-hari yang juga berhubungan dengan sistem kepercayaan.

Lukisan itu juga dinilai sebagai wadah dalam menuangkan ide atau gagasan manusia pada masa lalu berkaitan dengan kejadian, keadaan yang dialami atau sesuatu yang memang dilihatnya.