Bagaimana etiologi penyakit Demodecosis?

image

Demodecosis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh sejumlah parasit eksternak/tungau dari genus Demodex. Penyakit ini dapat menyerang berbagai hewan antara lain anjing, kucing, sapi, kambing, domba, babi dan kuda, kecuali unggas. Kasus demodecosis juga dilaporkan pada menyerang manusia. Tungau Demodex sp hidup dalam folikel rambut dan kelenjar sebaseus dengan memakan sebum, serta debris (runtuhan sel) epidermis. Umumnya anjing yang terserang akan mengalami kerontokan rambut di daerah tetentu, seperti di sekitar mata, mulut, leher, dan siku kaki depan, yang diikuti dengan munculnya tonjolantonjolan pada kulit yang berwarna kemerahan. Demodekosis dikenal juga dengan nama Red mange, Follicular mange, or Puppy mange sedangkan pada manusia penyakit ini disebut sebagai “Black Heads”.

Demodecosis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh sejumlah parasit eksternak/tungau dari genus Demodex. Penyakit ini dapat menyerang berbagai hewan antara lain anjing, kucing, sapi, kambing, domba, babi dan kuda, kecuali unggas. Kasus demodecosis juga dilaporkan pada menyerang manusia. Tungau Demodex sp hidup dalam folikel rambut dan kelenjar sebaseus dengan memakan sebum, serta debris (runtuhan sel) epidermis. Umumnya anjing yang terserang akan mengalami kerontokan rambut di daerah tetentu, seperti di sekitar mata, mulut, leher, dan siku kaki depan, yang diikuti dengan munculnya tonjolantonjolan pada kulit yang berwarna kemerahan. Demodekosis dikenal juga dengan nama Red mange, Follicular mange, or Puppy mange sedangkan pada manusia penyakit ini disebut sebagai “Black Heads”.

Kerugian eknomis yang diakibatkan oleh penyakit ini adalah adanya kerusakan kulit dan penurunan kondisi tubuh sehingga menurunkan nilai jualnya. Meskipun ditemukan dalam bentuk nodule kecil, tetapi berdampak pada penurunan harga kulit yang signifi kan. Kulit dari penderita demodecosis yang parah, praktis tidak dapat dijual.

Tungau Demodex sp dipercaya sebagai fauna normal pada kulit. Penularannya terjadi karena kontak langsung induk terhadap anak-anaknya pada saat menyusui, yaitu sekitar 2-3 hari di awal-awal kehidupan. Tungau ini bahkan sudah dapat ditemukan pada anak anjing yang berumur sekitar 16 jam. Suatu penelitian menunjukkan bahwa anak anjing yang lahir melalui bedah caesar tidak terinfestasi tungau Demodex sp. Umumnya anjing dewasa yang menderita demodecosis berkorelasi positif dengan ganggungan sistem imun, seperti kanker, penyakit liver, ginjal maupun ketidakseimbangan hormonal. Pada beberapa kasus juga terjadi imunosupresi, akibat adanya penekanan terhadap produksi limfosit T. Hewan yang sedang dalam terapi menggunakan obat imunosupresif seperti kortikosteroid juga dapat berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh hewan yang akhirnya dapat memicu timbulnya demodecosis.

ETIOLOGI

Penyakit ini disebabkan oleh sejenis tungau yang disebut Demodex sp., berbentuk seperti cerutu atau wortel, mempunyai 4 pasang kaki yang pendek dan gemuk serta memiliki 3 ruas. Bagian perutnya terbungkus kitin dan bergaris melintang menyerupai cincin serta memipih ke arah caudal. Ukuran tungau bervariasi antara 0,2 – 0,4 mm.

Beberapa spesies tungau memiliki inang spesifi k, seperti demodecosis pada sapi pada sapi disebabkan oleh D.bovis, pada anjing oleh D.canis, D.cornei dan D.injai. Pada kucing disebabkan oleh D.cati dan D.gatoi, pada kambing oleh D.caprae, D.criceti pada marmot, D.phylloides pada babi D.equi pada kuda dan D.folliculorum pada manusia.

Tungau demodex hidup di dalam kelenjar minyak dan kelenjar keringat (glandula sebacea) dan memakan epitel serta cairan limfe dari beberapa hewan, kecuali unggas. Dalam kondisi tertentu tungau demodek dapat menginfestasi manusia.

Referensi: