Bagaimana efek stigma bagi pengidap gangguan kesehatan mental?

Stigma terhadap penderita gangguan jiwa kesehatan mental di Indonesia masih sangat kuat. Dengan adanya stigma ini, orang yang mengalami kesehatan terkucilkan.
Stigma adalah penilaian masyarakat terhadap perilaku atau karakter yang tidak sewajarnya.

Di Indonesia pengetahuan dasar mengenai gangguan kesehatan mental ini memang masih sangat rendah. Kebanyakan masyarakat kita menganggap penderita gangguan kesehatan mental bagai seorang penjahat atau seorang yang menjijikkan yang harus dijauhi. Sering kali masyarakat kita malah menggunjingkan jika ada orang yang mereka kenal mengalami gangguan kesehatan mental. Bahkan ada yang secara terang-terangan mengatakan di depan penderita atau keluarga bahwa si penderita adalah orang gila. Stigma tersebut tentu akan membawa efek negatif baik itu bagi penderita maupun keluarga.

Bagi penderita stigma tersebut akan menghambat proses penyembuhan, karena penderita tidak bisa fokus menyembuhkan diri sehingga pengobatan akan berjalan dengan lambat. Tidak jarang bahkan akibat stigma yang didapat dari orang sekitar malah membuat kesehatan mental si penderita semakin menurun. Selain efek yang diterima penderita, stigma dari masyarakat juga akan mempengaruhi keluarga si penderita. Stigma yang didapat bisa menyebabkan sedih, malu, marah, merasa terpukul, tidak tenang, dan akan saling menyalahkan yang pada akhirnya akan mempengaruhi proses pengobatan penderita.
Bahkan tidak sedikit keluarga yang tidak mau mengobati penderita gangguan kesehatan mental karena merasa malu dan malah mengurungnya di rumah. Padahal seharusnya dukungan dari keluarga adalah hal yang penting bagi kesehatan si penderita.

Referensi

Herdiyanto, Y.K dkk. 2017. Stigma Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa Di Bali. INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2, hlm 121-132