Bagaimana dampak yang terjadi pada perusahaan apabila tidak memiliki strategi manajemen risiko?

Manajemen risiko merupakan elemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan atau organisasi, dengan adanya pengelolaan manajemen mungkin dapat menghindarkan dari terjadinya kerugian ataupun kebangkrutan.

Bagaimana efek suatu perusahaan apabila tidak memiliki strategi manajemen risiko ?

Pengertian Manajemen Risiko Menurut Smith (1990) adalah proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Manajemen risiko dibuat untuk melindungi suatu perusahaan atau organisasi yang juga mencakup karyawan, properti, reputasi dan lainnya dari sebuah bahaya yang sewaktu – waktu dapat terjadi. Dapat kita ketahui bahwa tidak semua risiko dapat dihilangkan atau dihindari, oleh karena itu diperlukan tindakan – tindakan pencegahan atau tindakan untuk menghadapi risiko yang telah teridentifikasi tersebut.

Sebagai contoh, Perusahaan yang memiliki resiko tinggi seperti misalnya perusahaan perbankan dan penerbangan biasanya memiliki fungsi / divisi / departemen yang dipimpin khusus oleh sorang manajer untuk menangani resiko. Perbankan membutuhkan departemen khusus untuk menangani resiko kredit macet. Perusahaan penerbangan membutuhkan divisi resiko untuk menangani hal-hal terkait dengan resiko keselamatan penerbangan itu sendiri.

3 Bentuk Dampak Kerugian Terkait dengan Resiko yang dapat timbul pada perusahaan

  1. Property loss adalah Kerugian yang bersifat materil (harta benda), terdiri dari :

    • Direct loss => kerugian yang dibebankan langsung ke propertinya. Contoh : Memperbaiki kendaraan anda yang mengalami kecelakaan.
    • Indirect loss => Secara tidak langsung tidak berkaitan dengan propertinya. Contoh : mobil derek, polisi dan yang anda tabrak.
    • Productivity loss => kesempatan produktifitas jadi hilang. Contoh : taksi yang tabrakan tidak bisa beroprasi karena masuk bengkel.
  2. Liabilities adalah Kerugian karena harus menanggung kerugian orang lain (karena kewajiban. Liabilities hanya berbentuk direct loss saja.

  3. Personel Loss adalah kerugian manusia (bisa cidera atau meninggal dunia).

    • Direct loss => masuk rumah sakit.
    • Indirect loss => biaya ambulan, produktifitas dari orang yang berhubungan dan yang terlibat kecelakaan ikut menurun.

Beberapa Hal Yang Menjadi Sumber Resiko

  1. Sumber Fisik => Semua fasilitas seperti gedung, instalasi listrik, peralatan dan mesin pabrik semuanya memiliki resiko meskipun dengan tingkatan yang berbeda.
    Kondisi sosial => Kondisi sosial kemasyarakatan secara umum menyangkut perilaku dan lokasinya.

  2. Politik => Berkaitan dengan kekuasaan dan kebijakannya mengutamakan kepentingan pemerintah itu sendiri atas dasar kepentingan khalayak (rakyat).

  3. Hukum => Hukum diciptakan untuk mengatur kehidupan bernegara, termasuk anda, masyarakat dan perusahaan itu sendiri. Adapun sifat dari hukum adalah memaksa.

  4. Ekonomi makro => Kondisi ekonomi secara keseluruhan (global).

  5. Operasional => Aktifitas dan kegiatan rutin perusahaan.

  6. Sumber resiko kognitif => Menyangkut manusia, perilaku manusia, kecerdasan manusia, semuanya menyangkut manusia yang menjadi kunci dari semua sumber resiko. Oleh karena itu diperlukan proses seleksi perekrutan karyawan baru yang dimaksudkan salah satunya untuk mengurangi resiko kognitif.

Setiap perusahaan harus dapat mengantisipasi segala macam kemungkinan yang terjadi di masa mendatang seperti ketidakpastian yang penuh dengan risiko. Dalam konteks ini, manajemen risiko menjadi relevan sehingga perusahaan tidak perlu lagi mengandalkan intuisi sepenuhnya. Dalam perusahaan-perusahaan tradisional, kesuksesan boleh jadi tercapai karena pemimpinnya mempunyai intuisi yang tajam. Namun, jika perusahaan tidak memiliki strategi manajemen risiko maka perusahaan tersebut tidaklah cukup aman dan dapat mengakibatkan kehancuran bisnis. Dengan demikian, diperlukan aspek manajemen risiko dalam membangun kerangka strategis sehingga dapat mendukung pencapaian visi dan misi suatu perusahaan.

Sumber:

Ada beberapan manfaat yang diperoleh dengan suksesnya manajemen resiko yang diterapkan diantaranya :

  1. Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat pen-capaian tujuan perusahaan dan mengamankan aset perusahaan yang meliputi sumber daya manusia, modal, aktiva, dan reputasi.
  2. Memberikan kerangka kerja menajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan.
  3. Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian, menjadi sumber keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja perusahaan.
  4. Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan pemegang saham (shareholders) serta memenuhi harapan para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya.

Perusahaan yang tidak memiliki strategi dalam menentukan manajemen resiko yang diterapkan akan memiliki persentase keberhasilan manajemen yang lebih sedikit hal tersebut dan akan merugikan organisasi jika terjadi kegagalan.

Sumber :
https://www.gcg.ptpn12.com/index.php/manajemen-risiko-2/strategi-penerapan-manajemen-risiko/98-manajemen-risiko

Apabila perusahaan tidak menerapkan strategi manajemen risiko yang baik, maka perusahaan tersebut kemungkinan besar akan hancur. Alasan mengapa perusahaan kandas bila tidak menerapkan strategi dalam manajemen antara lain :

  • Adanya Globalisasi:
    Dampak globalisasi yang begitu cepat telah menghilangkan batas negara dan sangat memengaruhi pemahaman strategi sebuah perusahaan. Ini bisa menyangkut pasar, harga, pesaing, pemasok, distributor, dan jaringan. Semuanya harus kompetitif di pasar dunia.

  • Era E-Commerce:
    Oleh karena E-Commerce telah mengubah lingkungan perusahaan, maka strategi dalam manajemen diperlukan untuk menghadapi perubahan menyangkut segala aspek organisasi. E-commerce menjadi sebuah alat penting untuk mendapatkan profit, memudahkan komunikasi dengan semua pihak yang berkepentingan/stakeholder, serta memberikan layanan pelanggan yang maksimal.

Strategi manajemen membantu perusahaan menganalisis informasi dan tren industri, memajukan skema analisis dan model peramalan, mengevaluasi kinerja perusahaan, melihat peluang pasar, ancaman bisnis, serta mengembangkan rencana yang akan dilakukannya.

Strategi manajemen membantu menetapkan tujuan jangka pendek untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan, yang harus terukur secara kuantitatif, konsisten, dan realistis.

Strategi manajemen proaktif mengarahkan masa depan organisasi, dengan merumuskan strategi yang sistematis dan logis. Ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas. Di sisi lain, meningkatkan produktivitas karyawan serta memahami strategi pesaing.

Kesimpulannya : jika sebuah perusahaan tidak memiliki strategi, mirip dengan sebuah kapal yang meski bernakhoda, tak jelas tujuan berlayarnya.

sumber :
http://www.ruangfreelance.com/mengapa-tanpa-manajemen-strategi-perusahaan-akan-kandas/