Bagaimana dampak strategi pemasaran terhadap profitabilitas toko kelontong kecil di kota-kota Afrika Selatan?

Sebuah studi berpendapat bahwa “pergeseran paradigma” yang lengkap di sektor bisnis toko kelontong sangat diperlukan.
Hal ini akan menghasilkan intervensi yang meningkatkan kualitas keputusan pemasaran strategis dan akibatnya profitabilitas toko kelontong. Karena kurangnya model yang tersedia mengenai bagaimana strategi pemasaran memengaruhi profitabilitas toko bahan makanan, pencarian literatur komprehensif dilakukan dan norma strategi pemasaran dikembangkan dan kemudian digunakan untuk membandingkan praktik toko kelontong di Mdantsane, East London. Pemilik toko kelontong atau manajer diminta memanipulasi variabel bauran pemasaran mereka dalam usaha mencapai profitabilitas. Sebanyak 36 toko bahan makanan diperiksa dalam konteks kerangka kerja penelitian.

Research Hypothesis:

  • Pemilik toko kelontong di Mdantsane, East London, tidak menggunakan strategi pemasaran untuk memaksimalkan keuntungan mereka dan karenanya, pemilik kekayaan
  • Variabel yang menimpa strategi pemasaran dan kinerja toko kelontong di Mdantsane, East London, antara lain adalah kredit macet dan penarikan yang berlebihan.
  • Kurangnya dana yang memadai menyiratkan bahwa toko kelontong di Mdantsane, East London, tidak dapat memulai usaha pemasaran yang kuat yang mengikis profitabilitas.

Teoretical Hypothesis:

  • Customer Service : Perusahaan menganggap keunggulan kompetitif berpusat pada harga dan bahwa pelanggan berfokus pada harga dan kehendak, karena itu perusahaan hanya membeli produk yang paling murah.
  • Price variation and price promotion : Banyak pengecer yang beroperasi di permukiman informal Afrika Selatan telah dituduh mengenakan harga selangit (Cant and Brink, 1999).
  • Advertising : Periklanan bisa di koran atau majalah, di radio atau TV, papan reklame, internet atau berbagai cara lain. Iklan umumnya dibayar untuk, berlawanan dengan publisitas, yang biasanya gratis.
  • Product Differentiation : Melibatkan pembedaan dari produk pesaing dan juga produk perusahaan sendiri (Bennet, 2002)
  • Quality Improvements : Konsumen sangat menghargai kualitas, pilihan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh supermarket besar (Gilmore dan Koskinen, 1999)
  • Packaging : Pelanggan mengharapkan barang dan jasa mereka dikemas dan disajikan dengan nyaman (Blem, 1995)
  • Place / Distribution : Barang dan / atau layanan dipindahkan dari produsen / penyedia layanan ke pengguna atau konsumen (Meggison et al., 1997)

Dampak:

  • Major Findings : Pengecer di Mdantsane, menganggap harga sebagai aspek yang paling penting saat menerapkan strategi pemasaran. Retailer di Mdantsane perlu menerapkan 3 strategi pemasaran lainnya, yaitu produk, tempat dan kemasan agar lebih menguntungkan.
  • Customer Care : Toko kelontong di Mdantsane tidak mempraktekkan apa yang mereka janjikan karena 61% tidak mengukur tingkat kepuasan pelanggan mereka secara reguler.
  • Pricing : Sebanyak 69% toko kelontong, di Mdantsane, tidak mengikuti kebijakan mark up yang konstan. Ini menyiratkan bahwa harga produk di toko kelontong dapat bervariasi dari hari ke hari. Fakta bahwa toko kelontong di Mdantsane tidak menerapkan kebijakan harga konstan mungkin menyiratkan bahwa dua konsumen berbeda dapat membeli komoditi yang sama dalam beberapa menit satu sama lain dengan harga yang berbeda.
  • Advertising : Temuan penelitian ini menyiratkan bahwa toko kelontong di Mdantsane sangat bergantung pada metode kontak fisik seperti kata dari mulut ke mulut dan calo untuk menyampaikan informasi tentang penawaran produk mereka kepada pelanggan mereka daripada metode non fisik seperti radio komunitas dimana tidak ada kontak langsung dengan pelanggan. Ini menyiratkan bahwa pengecer di Mdantsane mereka menunggu pelanggan untuk melakukan pendekatan alih-alih pengecer yang merangsang permintaan dari pelanggan mereka.
  • Product Differentiation : Toko kelontong di kota-kota tidak sepenuhnya tidak puas dengan berbagai produk yang mereka stok.
    Hanya 20% responden yang tidak puas dengan tingkat variasi produk yang mereka tawarkan.
  • Quality : Perusahaan ritel kecil di Mdantsane ini tidak mengukur ekspektasi pelanggan secara reguler yang menyulitkan mereka untuk menyampaikan sesuai harapan pelanggan.
  • Packaging : Sebanyak 89% responden setuju bahwa sebagian besar toko kelontong di Mdantsane membagi beberapa barang yang mereka beli dalam jumlah besar menjadi ukuran yang lebih kecil.
  • Distribution : Toko kelontong di Mdantsanetidak dapat mempengaruhi lingkungan operasi mereka dengan cara yang sama seperti retailer yang lebih besar.
    article1380529427_Chiliya et al.pdf (106,4 KB)