Bagaimana Dampak Kurangnya Media Komunikasi Dalam Sistem Belajar Daring atau Online?

Sejak awal maret maraknya covid-19 menteri pendidikan memutuskan berbagai tingkat pendidikan dari PAUD/TK hingga Unirvesitas diperkenakan mendapatkan materi melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sistem belajar dalam jaringan (daring). Walaupun pedidikan tidak dilakukan secara tatap muka namun harus kita tak boleh putu s berhenti memperoleh pendidikan, menurut Prof. Dr. Ir. K.H. Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan Nasional Indonesia periode 2009 - 2014, pendidikan adalah sesuatu yang tak bisa berhenti. Pendidikan terus bergerak dan tak boleh terputus dalam keadaan apapun. Permasalahan dalam kegiatan pembelajaran jaringan (daring) yaitu, kurangnya fasilitas media komunikasi yang dibutuhkan para guru dan siswa. Media komunikasi berasal dari kata media dan komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin yaitu kata Medium (media, jamak; medium, tunggal), artinya secara harfiah ialah perantara, penyampaian, atau penyalur, sedangkan komunikasi berasal dari bahasa latin Communicare yang artinya milik sama/khalayak umum. Jadi pengertian dari media komunikasi adalah suatu alat atau sarana yang digunakan untuk menyaampaikan/penyaluran pesan dar komunikator (orang yang menyampaikan) kepada khalayak umum. Media komunikasi ini sering digunakan pada suatu lembaga terutama lembaga pendidikan. Media komunikasi dibagi menjadi dua yaitu, langsung dan tidak langsung. Media komunikasi langsung merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara langsung atau bertatap muka. Sedangkan media komunikasi secara tidak langsung merupakan proses dari suatu komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung dan memerlukan bantuan alat komunikasi yang fungsinya sebagai media komunikasi.
Pada zaman dulu sampai sekarang media komunikasi tidak langsung sangatlah berbeda. Pada zaman dulu media komunikasi menggunakan daun atau batu untuk menulis pesan, surat, telegraf, dan telepon umum. Namun karena perkembangan zaman media komunikasi sekarang kita bisa memperoleh informasi tidak hanya lewat televisi, namun kita bisa memperoleh informasi dari segenggam handphone, laptop dan komputer. Seperti halnya tahun ini 2020 dikarenkan merebaknya virus covid-19 para lembaga pendidikan menggunakan media komunikasi tidak langsung seperti handphone, laptop, dan komputer untuk menyampaikan materi guru kepada siswa. Namun sebelum maraknya covid-19 biasanya lembaga pendidikan sering menerapkan metode belajar tatap muka atau yang disebut media komunikasi tanpa perantara. Pembelajaran secar online atu yang disebut daring menurut saya kurang efektif dalam menyampaikan materi dan menangkap materi, karena siswa menurut saya pembelajaran melalui bertatap muka, bisa membantu siswa dalam meningkatkan konsetrasi, meningkatkan interaksi sosial dengan guru dan teman sehingga menumbuhkan semangat belajar, dan memiliki daya serap yang tinggi sekitar 45%-90%. Sedangkan pada pembelajaran daring bisa merusak konsentrasi siswa, kurangnya interaksi sosial memudahkan pudarnya semangatbelajar siswa dan memiliki daya serap yang rendah 20%-70%.
Pembelajaran dalam jaringan (daring) bisanaya siswa dan guru membutuhkan handphone, laptop dan komputer untuk mengakses aplikasi seperti, Google Meet, Microsoft Meet, Zoom. Namun semau itu terhambat karena kurangnya media komunikasi tersebar luas di Indonesa dari pulau jawa hingga pulau luar jawa. Pulau jawa yang masih kurangnya media komunikasi misalnya, guru di Pasuruan beliau menyampaikan materi pembelajaran dengan cara bertatap muka mendatangi rumah siswanya satu persatu. Pulau luar jawa yang masih kurangnya media komunikasi misalnya, di Kalimatan banyak siswa yang tidak memiliki media komunikasi sehingga hanya menggunakan buku sebagai penunjang dalam kegiatan pembelajaran jaringan (daring). Walaupun banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk membantu pembelajaran daring para siswa dari PAUD hingga SMA dengan menayangkan pembelajaran di stasiun televisi nasional, dari mulai pukul 08.00-14.00 WIB. Namun cara yang dilakukan pemerintah belum bisa membantu para siswa untuk memperoleh materi, karena kebanyakan siswa di pelosok tidak satupun media komunikasi seperti, handphone, laptop, televisi dan komputer.
Selain siswa dan guru yang bingung, peran orang tua juga penting dalam memenuhi akses internet media komunikasi dalam pembelajaran daring. Kebanyakan orang tua merasa resah dan khwatir, karena di tengah pandemi covid-19 banyak orang tua yang kehilangan perkerjaan. Sehingga membuat para siswa hanya meperoleh pendidikan dari buku penunjang seperti, buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa). Didala Artikel yang diterbitkan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional, menjelasakn bahwa Peran perkejaan orang tua sangatlah penting, karena orang tua cenderung saling berkontribusi dalam membenuhi akses belajar online atau daring. Anak-anak yang belajar dengan menggunakan media daring rata-rata memiliki orang tua yang bekerja sebagai karyawan pemerintah (39%) dan wiraswasta (26%), serta latar belakang pendidikan minimal S1 (34%) dan SMA (43%).
Sebaliknya, anak-anak yang sama sekali tidak diberikan tugas oleh sekolah mayoritas berasal dari mereka yang orang tuanya bekerja sebagai petani (47%) dan berpendidikan SD (47%). Artinya, anak-anak dari kelompok rentan lebih banyak yang tidak belajar dibandingkan anak-anak yang berasal dari keluarga ekonomi mampu. Meskipun belum berjalan ideal, sebagian besar orang tua tetap dapat merasakan dampak positif dari kebijakan ini. mereka menyatakan anak-anak menjalankan hidup lebih sehat dan mandiri (62%), memiliki pengetahuan lebih banyak tentang kesehatan, termasuk COVID-19 (61%), lebih sering membantu orang tua (56%), dan memiliki kesempatan lebih banyak untuk mempelajari keterampilan hidup seperti mencuci, memasak, dan sejenisnya (53%).

2 Likes