Bagaimana ciri-ciri benthos yang tinggal di permukaan dasar laut?

https://www.educationaltravelfinder.com/wp-content/uploads/2017/11/ree2.jpg

Benthos adalah jenis – jenis organisme yang hidup di dasar perairan. Termasuk jenis tumbuhan maupun jenis hewan (zoobenthos). Bagaimana ciri-cirinya?

Makrozoobenthos yang bersifat carnivore terlihat memiliki korelasi kuat dengan persentase substrat kerikil dan pasir. Hal ini menunjukan bahwa makrozoobenthos carnivore akan lebih banyak ditemukan pada substrat yang memiliki komposisi pasir maupun kerikil yang lebih banyak (substrat kasar). Menurut Craig & Jones (1966) penyebaran organisme carnivore lebih dipengaruhi keberadaan mangsanya dibandingkan karakteristik substrat dasar perairan. Dari seluruh stasiun penelitian, terlihat bahwa stasiun yang bertipe substrat kasar (Stasiun 1, 3, 4, 9, dan 10) memiliki kepadatan makrozoobenthos yang lebih tinggi, sehingga mangsa bagi makrozoobenthos carnivore tersebut akan lebih banyak pada stasiun tersebut. Beberapa makrozoobenthos carnivore seperti Lepidonotus sp. dan Amblyosyllis sp. lebih banyak ditemukan pada stasiun yang memiliki substrat kasar.

Makrozoobenthos yang bersifat omnivore secara umum memiliki korelasi kuat dengan persentase kerikil dan pasir dalam substrat, yang berarti mereka akan lebih banyak ditemukan pada substrat yang memiliki komposisi kerikil dan pasir lebih banyak (substrat kasar). Keberadaan benthos pada substrat kasar juga dipengaruhi oleh kemampuan geraknya, misalnya Amphicteis sp. yang bersifat carnivore juga suspension feeder (fakultatif) merupakan organisme sessile sehingga memerlukan substrat yang kokoh sebagai tempat hidup (Fauchald & Jumars 1979).

Makrozoobenthos yang bersifat deposit feeder memiliki korelasi yang kuat dengan persentase lempung dan liat dalam substrat. Hal ini berarti makrozoobenthos deposit feeder akan lebih banyak ditemukan pada substrat yang memiliki komposisi substrat lempung dan liat lebih banyak (substrat halus). Menurut Craig & Jones (1966) benthos deposit feeder akan ditemukan lebih banyak pada substrat halus. Selain itu Stewart et al. (1985) menyatakan bivalvia yang bersifat deposit feeder akan lebih banyak ditemukan pada substrat halus. Benthos deposit feeder ini merupakan organisme pemakan partikel organik yang telah tersedimentasi pada dasar perairan. Pada stasiun yang bertipe substrat halus sumber makanan bagi organisme ini lebih melimpah. Contoh makrozoobenthos deposit feeder yang lebih banyak ditemukan pada substrat halus adalah Maldane sp., Paraonis sp., dan Scoloplos sp. (Polychaeta); Maera sp., dan Westwoodila sp. (Malacostraca); Yoldia sp. dan Tellina sp. (Bivalvia). Beberapa makrozoobenthos ini juga hidup di dalam substrat (infauna), mencari makan dengan menggali dan memakan sedimen yang terdeposit pada substrat (Fauchald & Jumars 1979) seperti Cossura sp.

Secara umum, meiobenthos berkorelasi dengan persentase pasir dalam substrat, yang berarti meiobenthos akan lebih banyak ditemukan pada substrat yang memiliki komposisi pasir lebih banyak. Hal tersebut diduga karena substrat pasir akan memberikan ruang untuk tempat hidup meiobenthos yang merupakan hewan interstitial. Misalnya meiobenthos dari genus Cervinia sp. dan Harpacticus sp. (Malacostraca) yang lebih banyak ditemukan pada stasiun yang bertipe substrat lebih kasar. Namun demikian, dalam penelitian ini ditemukan pula beberapa meiobenthos yang ditemukan lebih melimpah pada stasiun yang memiliki komposisi lempung dan liat lebih banyak, misalnya Pselionema sp. (Kelas Adenophorea). Kelas Adenophorea yang memiliki korelasi erat dengan substrat halus merupakan meiobenthos yang merupakan deposit feeder.

Referensi:
Skripsi berjudul KOMUNITAS BENTHOS DI SELAT BALI BAGIAN SELATAN oleh Arif Nurcahyo pada tahun 2013 di Institut Pertanian Bogor.