Bagaimana caranya mengurangi buruk sangka (prejudice) dilihat dari ilmu sosial?

Prasangka merupakan suatu evaluasi negatif seseorang atau sekelompok orang terhadap orang atau kelompok lain, semata-mata karena orang itu merupakan anggota kelompok lain yang berbeda dari kelompoknya sendiri.

Bagaimana caranya mengurangi buruk sangka (prejudice) dilihat dari ilmu sosial?

Cara mengurangi prasangka yang dapat dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut :

  • Mencegah orang tua dan orang dewasa lainnya melatih anak menjadi fanatik

  • Melakukan Hipotesis Kontak yaitu pandangan bahwa peningkatan kontak antara anggota dari berbagai anggota kelompok sosial dapat efektif mengurangi prasangka di antara mereka.

    Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

    • Meningkatkan kontak antara anggota dr kelompok yg bereda
    • Mengembangan pemahaman akan kesamaan.
    • Bertukar informasi sehingga stereotipe mampu dikikis
    • Meningkatkan kontak akan mengurangi ilusi homogenitas
  • Mengurangi stigma diri. Stigma diri terjadi saat kita memiliki keyakinan negatif tentang diri sendiri. Contoh dari hal ini adalah jika seseorang memiliki keyakinan negatif bahwa gangguan mental yang dia alami menandakan bahwa dia “gila”. Kenali kemungkinan berbagai cara agar secara aktif mencoba untuk mengubah keyakinan ini. Misalnya, daripada berpikir, “Saya gila karena saya memiliki diagnosis,” kita dapat mengubahnya menjadi, “Gangguan mental adalah hal yang wajar dan sejumlah besar populasi memilikinya. Ini tidak berarti saya gila.”

  • Mengelilingi diri dengan beragam jenis orang. Keberagaman mungkin juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kemampuan untuk mengatasi prasangka dengan baik. Jika kita tidak terpapar pada berbagai ras, budaya, dan agama, kita tidak dapat sepenuhnya menerima keberagaman yang ada di dunia ini. Kita benar-benar telah mengenal seseorang ketika kita berhenti menilai, mulai mendengarkan dan belajar sesuatu. Salah satu cara untuk mengalami keberagaman itu adalah dengan melakukan perjalanan ke kota atau negara lain. Setiap kota kecil memiliki budayanya sendiri, termasuk makanan, tradisi, dan aktivitasnya yang populer.

  • Hindari membenarkan stereotip saat berinteraksi dengan orang lain. Prasangka dapat terjadi apabila ide yang dimiliki sebelumnya dibenarkan melalui stigma atau stereotip. Hal ini mungkin terjadi karena stereotip terkadang dianggap dapat diterima secara sosial. Misalnya, wanita berambut pirang itu bodoh, bangsa Asia itu pintar, orang gemuk itu pemalas, dan sebagainya. Jika kita mengharapkan sekelompok orang untuk menjadi sama, mungkin kita akan menilai individu secara negatif jika mereka tidak memenuhi standar kita, yang dapat menyebabkan diskriminasi.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir prasangka antara lain :

1. Melalui Hubungan Antar Kelompok

Dengan berhubungan antar kelompok, bisa diasumsikan bahwa anggota kelompok yang berbeda bila melakukan interaksi satu sama lain akan mengurangi banyak prasangka antara mereka, dan menghasilkan sikap antar kelompok dan stereotip yang lebih positif. Semakin banyak dan erat interaksi yang terjadi maka prasangka dan stereotip negatif akan semakin berkurang. Karena dengan mengadakan hubungan antar kelompok ini masing-masing kelompok akan saling mengenal untuk kemudian mendapatkan dukungan sosial dan dukungan institusional dari kelompok lain. Selain itu masing-masing kelompok akan memiliki hubungan yang sejajar yang kemudian akan membentuk kerjasama antar kelompok.

2. Melalui Sosialisasi

Selain hubugan antar kelompok, sosialisasi juga merupakan metode yang sesuai untuk mengurangi prasangka. Upaya sosialisasi nilai-nilai egalitarian dan tidak berprasangka bisa dilakukan di rumah atau keluarga, di sekolah maupun dimasyarakat. Keluarga adalah faktor yang sangat penting dalam sosialisasi nilai-nilai yang mendorong anak-anak tidak berprasangka. Hanya memang, keluarga tidak menjadi satu-satunya faktor yang dominan. Bisa jadi keluarga yang telah mendorong sikap berprasangka tetap tidak berhasil membuat anak tidak berprasangka karena sekolah atau teman-teman sebayanya tidak mendukung upaya itu. Demikian juga sebaliknya, upaya sekolah untuk mengurangi prasangka mungkin tidak akan berhasil jika di rumah situasi keluarga tidak mendukung.

3. Melalui Rekayasa Sosial

Prasangka etnik tidak hanya disebabkan oleh faktor psikologis semata, ia juga disebabkan oleh faktor sejarah, ekonomi, politik, budaya, dan struktur sosial (Brown, 1995). Karenanya diperlukan adanya political will yang kuat dari pemerintah untuk melakukan upaya-upaya mengurangi prasangka. Sebab hanya pemerintah yang memiliki kemampuan melakukan social engineering secara luas dan memaksa, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial.

4. Melalui Penyadaran Diri

Sejauh ini telah dikemukakan beberapa upaya mengurangi prasangka melalui interaksi dengan pihak lain, melalui keluarga, sekolah dan media, maka tiba saatnya kita berupaya mengurangi prasangka yang kita miliki sendiri yang mungkin kurang kita sadari. Inilah yang sebenarnya menjadi sumber yang paling signifikan dalam prasangka sosial. Karena proses prasangka diri inilah yang biasanya berkembang menjadi prasangka sosial dan menjadi konflik antar etnis dan kelompok masyarakat. Adapun untuk melakukan hal ini individu bisa melakukan refleksi terhadap dirinya sendiri. Degan cara sebagai berikut: Mengakui bahwa kita berprasangka dan bertekad untuk menguranginya.

  • Mengidentifikasi stereotip yang merefleksikan atau menggambarkan prasangka kita dan mengubahnya.
  • Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang merefleksikan atau menggambarkan prasangka kita dan mengubahnya.
  • Mencari umpan balik dari teman dan rekan yang berbeda-beda latar belakangnya tentang seberapa baik cara kita berkomunikasi, apakah terlihat cukup respek pada mereka dan menghargai perbedaan yang ada.

Sumber