Bagaimana caranya mengukur kapasitas vital paru?

Kapasitas vital paru

Kapasitas vital paru adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru (kira-kira 4600 ml). Mengetahui kapasitas vital paru juga berguna untuk mengetahui adanya gangguan di paru-paru dan saluran pernapasan.

Bagaimana caranya mengukur kapasitas vital paru ?

kapasitas vital paru

Cara mengukur kapasitas vital paru adalah dengan melakukan spirometri. Spirometri (pengukuran napas) adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan di paru-paru dan saluran pernapasan. Alat yang digunakan untuk pengukuran spirometri disebut dengan spirometer.

Spirometer adalah suatu alat sederhana yang dilengkapi pompa atau bel yang akan bergeser pada waktu pasien bernafas kedalamnya melalui sebuah katup dan tabung penghubung. Pada waktu menggunakan spirometer, grafik akan terekam pada sebuah drum yang dapat berputar dengan sebuah pena pencatat.

Pengukuran volume paru statis dalam praktik digunakan untuk mencerminkan elastisitas paru dan toraks. Pengukuran yang paling berguna adalah VC, TLC, FRC, dan RV. Penyakit yang membatasi pengembangan paru (gangguan restriktif) akan mengurangi volume-volume ini. Sebaliknya, penyakit yang menyumbat saluran nafas hampir selalu dapat meningkatkan FRC dan RV akibat hiperinflasi paru (Price dan Wilson, 2006).

Pemeriksaan spirometri sering dianggap sebagai pemeriksaan sederhana namun sebenarnya merupakan pemeriksaan yang sangat kompleks. Variabilitas hasil pemeriksaan spirometri lebih besar daripada pemeriksaan lain karena tidak konsistennya usaha subyek. Karena itu sangat diperlukan pemahaman, koordinasi dan kerjasama yang baik antara teknisi dan subyek agar didapatkan hasil yang optimal.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil pemeriksaan spirometri adalah peralatan yang akurat, prosedur pemeriksaan yang baik, program pengendalian mutu berkelanjutan, nilai acuan yang tepat, dan algoritma interpretasi hasil yang baik (Anonim, 2013).

Interpretasi Spirometri

Interpretasi dari hasil spirometri biasanya langsung dapat dibaca dari print out setelah hasil yang didapat dibandingkan dengan nilai prediksi sesuai dengan tinggi badan, umur, dan berat badan yang datanya telah terlebih dahulu dimasukkan ke dalam spirometer sebelum pemeriksaan dimulai.

Interpretasi Spirometri
Gambar Interpretasi Spirometri (Sumber: Benditt, 2008)

Interpretasi hasil pemeriksaan spirometri dapat dikategorikan menjadi dua yaitu nilai restriktif dan nilai obstruktif, kriterianya seperti pada tabel berikut:

Tabel Kriteria untuk Menentukan Derajat Restriktif dan Obstruktif
image
Sumber: Lulu, Djoko (1981)

Keterangan:

  • Vital Capacity (VC) = nilai VC Prediksi
  • v = menurun
  • vv = menurun sekali

Menurut Budiono (2007), volume udara FVC dalam keadaan normal nilainya kurang lebih sama dengan kapasitas vital. Pada penderita obstruktif saluran nafas akan mengalami pengurangan yang jelas karena penutupan pengatur saluran nafas. Dalam melakukan kapasitas vital paksa tekniknya mula-mula orang tersebut inspirasi maksimal sampai kapasitas paru total, kemudian ekspirasi ke dalam spirometer dengan ekspirasi maksimal paksa secepatnya dan sesempurna mungkin. Kapasitas vital kuat hampir sama, hanya terdapat perbedaan pada volume dasar paru antara orang normal dan penderita obstruktif.

Sebaliknya terdapat pebedaan besar pada kecepatan aliran maksimal yang dapat dikeluarkan seseorang terutama selama detik pertama. Oleh karena itu biasanya merekam volume ekspirasi paksa selama detik pertama (FEV1) dan membandingkan antara yang normal dan abnormal. Pada orang normal persentase kapasitas vital kuat yang dikeluarkan pada detik pertama (FEV1/FVC%) adalah 80%. Pada obstruksi saluran nafas yang serius, yang sering terjadi pada asma akut, kapasitas ini dapat berkurang menjadi kurang dari 20%.


Gambar Beberapa indikasi permasalahan pada kapasitas vital paru