Bagaimana caranya menghitung depresiasi atau penyusutan aktiva?

Depresiasi

Depresiasi atau penyusutan merupakan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.

Bagaimana caranya menghitung depresiasi atau penyusutan aktiva ?

Menurut Warren, Reeve & Fess (2006), metode perhitungan penyusutan yaitu:

  1. Metode garis lurus
  2. Metode unit produsi
  3. Metode saldo menurun.

Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2008) metode perhitungan penyusutan yaitu:

1. Metode Garis lurus (straight-line method)

Berdasarkan metode garis lurus (straight-line method), depresiasi besarnya sama untuk setiap tahun masa manfaat asset. Dasar perhitungan satu-satunya adalah waktu.

Supaya dapat menghitung beban depresiasi dengan metode garis lurus, adalah cukup dengan menghitung biaya yang dapat disusutkan. Biaya yang dapatdisusutkan (depreciable cost) adalah harga perolehan asset dikurangi nilai sisa. Hal ini menunjukan total jumlah nilai yang dapat disusutkan. Pada metode garis lurus, untuk menentukan beban depresiasi setiap tahun adalah membagi biaya yang dapat disusutkan dengan masa manfaat aset.

Penyusutan = (HP - NS) / n

dimana,
HP = Haraga perolehan (cost)
NS = Nilai sisa (residu)
n = Taksiran umur kegunaan

2. Metode Jam jasa (service-hours method)

Metode jam jasa didasarkan pada teori bahwa pembelian suatu aktiva tetap merupakan sejumlah jam jasa langsung.

Harga perolehan yang disusutkan dibagi dengan total jam jasa akan menghasilkan tarif penyusutan yang dibebankan untuk setiap jam penggunaan aktiva tetap tersebut.
Penyusutan perjam dihitung sebagai berikut:

Penyusutan per jam = (HP - NS) / n

dimana,
HP = Haraga perolehan (cost)
NS = Nilai sisa (residu)
n = Taksiran hasil produksi (unit)

3. Metode Hasil produksi (productive-output method)

Metode hasil produksi didasarkan pada teori bahwa aktiva tetap diperoleh untuk jasa yang dihasilkan dalam bentuk output produksi.

Metode ini mensyaratkan estimasi atas total unit output aktiva tetap. Untuk dapat menghitung beban penyusutan periodik, pertama kali dihitung penyusutan untuk tiap unit produk. Kemudian tarif ini akan dikalikan dengan jumlah produk yang dihasilkan dalam periode tersebut.

Penyusutan perunit produk dihitung sebagai berikut:

Penyusutan per unit = (HP - NS) / n

dimana,
HP = Hraga perolehan (cost)
NS = Nilai sisa (residu)
n = Taksiran hasil produksi (unit)

4. Metode Beban berkurang (reducing-charge method)

Dalam metode ini beban depresiasi tahun-tahun pertama akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun berikutnya. Metode ini didasarkan pada teori bahwa aktiva yang baru akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan aktiva yang lebih tua.

Ada 4 cara untuk menghitung beban depresiasi yang menurun dari tahun ke tahun,yaitu:

  • Jumlah angka tahun (sum of years’-digits method)
    Di dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu. Bagian pengurang ini dihitung sebagai berikut:

    Pembilang = bobot (weight) untuk tahun yang bersangkutan
    Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau jumlah angka bobot (weight).

  • Saldo menurun (declining balance method)
    Dalam cara ini beban depresiasi periodic dihitung dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva. Karena nilai buku aktiva ini setiap tahun selalu menurun maka beban depresiasi setiap tahunnya juga selalu menurun. Tarif ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    image

    dimana,
    T = Tarif
    n = umur ekonomis
    NS = Nilai sisa
    HP = Harga perolehan

  • Double declining balance method
    Dalam metode ini, beban depresiasi tiap bulannya menurun. Untuk dapat menhghitung beban depresiasi yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah persentase depresiasi dengan cara garis lurus. Persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun.

  • Tarif menurun (declining rate on cost method).
    Di samping metode-metode yang telah diuraikan di muka, kadang- kadang dijumpai cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif (%) yang selalu menurun.

    Tarif () ini setiap periode dikalikan dengan harga perolehan. Penurunan tarif () setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Karena tarif (%)-nya setiap periode selalu menurun maka beban depresiasinya juga selalu menurun.

Aset tetap, dengan pengecualian tanah yang memiliki unsur ekonomi yang tak terbatas, pada umumnya mempunyai unsur ekonomi yang terbatas. Sebagai contoh: gedung, lama kelamaan akan rusak sehingga akhirnya tidak dapat dipakai lagi. Begitu pula kendaraan dan mesin-mesin karena itu harga perolehan harus dialokasikan sebagai beban periode-periode yang tercakup dalam umur ekonomi aset tetap yang bersangkutan.

Jumlah yang dialokasikan sebagai beban periode berjalan disebut penyusutan (depreciation). Sementara itu untuk aset tidak berwujud, digunakan istilah amortisasi (amortization) untuk mengalokasikan harga nilai aset ke akun beban secara periodik.

Faktor-faktor penyebab penyusutan sendiri terbagi menjadi dua, penyusutan fisik, dan penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi dari kerusakan dan keausan aset tetap. Penyusutan fungsional terjadi ketika aset tetap tidak lagi mampu memberikan manfaat pada tingkat yang diharapkan, contohnya adalah ketika komputer yang digunakan sudah tidak memenuhi standar yang beredar di pasar (ketinggalan zaman).

Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan penyusutan, yaitu:

  • Nilai awal aset tetap
  • Umur manfaat yang diperkirakan
  • Estimasi nilai pada akhir usia manfaat (nilai residu)

Metode Penyusutan

Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan beban penyusutan aset tetap.

1. Metode Garis Lurus

image

Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun Januari 2011 senilai Rp16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp1.000.000,00, besarnya penyusutan tahunan dapat dihitung sebagai berikut:

(16.000.000 - 1.000.000) / 5 = Rp3.000.000.

Penyusutan Metode Garis Lurus
Gambar Penyusutan Metode Garis Lurus

2. Metode Saldo Menurun

Untuk metode ini yang pertama dilakukan adalah menetukan laju depresiasi tahunan, biasanya dua kali prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100%: 5 = 40%.

Penyusutan Metode Saldo Berkurang
Gambar Penyusutan Metode Saldo Berkurang

Dari table diatas bisa dilihat bahwa penyusutan pada tahunterakhir tidak menggunakan laju penyusutan, hal ini dikarenakan penyusutan pada tahun terakhir jumlahnya disesuaikan agar dapat mendapatkan nilai buku yang diinginkan (nilai residu).

3. Metode Jumlah Angka Tahun

Dasar penyusutan dalam metode ini sama dengan metode garis lurus yaitu taksiran nilai buku aset (Nilai perolehan-taksiran residu). Tarif penyusutan ditentukan dalam bentuk pecahan yang dihitung dengan cara sebagai berikut. Apabila umur aset sama dengan 4 tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang pada tahun pertama sampai dengan keempat masing-masing adalah 4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun pertama adalah 4/10, 3/10, 2/10 dan 1/10.

Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun
Gambar Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun

4. Metode Jam Jasa (Service Hours Method)

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aset (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time). Dalam cara ini beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban penyusutan periodik besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).

Metode ini dihitung dengan rumus :

image

image

5. Metode Jumlah Unit Produksi

Dalam metode ini umur kegunaan aset ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga penyusutan tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi. Penyusutan dihitung sebagai berikut :

image

image

Penyusutan per tahun :

image

Pencatatan Akuntansinya

Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat penyusutan adalah debit beban penyusutan dan kredit akumulasi penyusutan.Dengan menggunakan data di atas maka kita bisa masukkan data

image

Sedangkan untuk Aset tidak berwujud, digunakan akun amortisasi, ayat jurnalnya adalah.

image

Dalam analisis capital budgeting, nilai pembebanan atas depresiasi harus ditambahkan pada net income karena nilai ini bukanlah nilai kas keluar yang sebenarnya.Sedangkan dalam perhitungan capital budgeting diperlukan nilai arus kasnya saja.

Setiap perusahaan mempunyai kebijakan depresiasi yang berbeda-beda. Ada yang berdasarkan umur kerusakan peralatan, berdasarkan keusangan produk yang diproduksi dengan menggunakan peralatan ini, dan lainnya. Dalam metode analisis cash flow secara indirect , perlu diidentifikasi metode apa yang dipakai oleh perusahaan itu sehingga nilai depresiasi yang ditambahkan pada net income sesuai. Perlu diperhatikan bahwa pemilihan metode depresiasi yang akan digunakan tidak ditentukan dari total keuntungan dan arus kas yang diperoleh selama umur aset.

Menurut Libby, Libby, dan Short (2001), terdapat beberapa metode depresiasi sebagai berikut:

  • Straight line
    Metode ini adalah metode yang paling sederhana, dengan membagi nilai depresiasi dengan jumlah tahun depresiasi dari aset. Hasilnya adalah besaran yang konstan selama waktu depresiasi. Namun demikian, metode ini tidak memberikan keuntungan atas pajak. Metode ini cenderung untuk memperhalus grafik pendapatan karena pengeluaran dan pendapatan relatif konstan selama periode depresiasi.

  • Accelerated declining balance
    Metode ini dilakukan dengan cara mengalikan sebuah bilangan desimal yang konstan dengan sebuah nilai buku dari aset yang sudah dikurangi dengan depresiasi setiap tahunnya. Angka yang menjadi dasar acuan perhitungan adalah total cost dari aset (bukan nilai yang bisa didepresiasi). Angka acuan dikurangi setiap tahun oleh kumulatif depresiasi yang terjadi saat itu. Angka desimal diperoleh dengan mengalikan nilai yang diperoleh dengan metode straight-line dengan 2, 3/2, atau 5/4. Proses ini berhenti ketika nilai akhir ( salvage value ) telah dicapai. Hasilnya, depresiasi dilakukan dengan jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan umur depresiasi aset tersebut.

  • Sum-of-the year’s-digit
    Metode ini menggunakan nilai yang berubah-ubah. Setiap tahun sebuah bilangan proporsi dikalikan dengan nilai aset yang dapat didepresiasi. Nilai yang menjadi numerator adalah jumlah tahun tersisa dari umur aset. Sedangkan persamaan untuk mencari nilai denominator adalah sebagai berikut:

    s = (n (n+1)) / 2

    dimana :

    s = sum of the year’s digit
    n = number of years in useful life

  • Production unit based
    Metode ini bermanfaat ketika penggunaan aset terutama merupakan fungsi dari output yang dihasilkan. Pertama-tama, dibuat perkiraan total output dari aset dalam unit yang terukur. Lalu depresiasi dihitung berdasarkan proporsi dari total output yang diproduksi dalam tahun tersebut. Metode ini mempunyai keunggulan atas keakuratan dalam mencerminkan biaya yang dikeluarkan untuk output yang dihasilkan.

Oleh karena itu, didalam perhitungan depresiasi aset diperlukan tiga informasi penting, yaitu:

  • Nilai aset yang dapat didepresiasi
    Nilai yang dapat didepresiasi mencerminkan perbedaan antara total biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan aset (harga pembelian dan pengeluaran- pengeluaran lain, seperti biaya pengiriman dan pemasangan) dan nilai akhir yang diharapkan (nilai yang diharapkan terjadi saat aset tidak digunakan lagi dikurangi biaya pemusnahan)

  • Umur depresiasi aset
    Umur aset adalah periode tahun selama aset didepresiasi hingga mencapai nilai akhirnya. Ada dua tujuan penentuan umur depresiasi, yaitu untuk kepentingan pajak dimana umumnya periode terpendek yang diperbolehkan oleh hukum untuk mendepresiasi aset, dan untuk kepentingan pelaporan pendapatan kepada pemilik saham dimana umumnya menggunakan asset’s useful life. Hal ini merupakan periode waktu dimana aset dapat beroperasi secara wajar dan pada tingkat efisiensi yang diharapkan.

  • Metode perhitungan depresiasi yang digunakan