Bagaimana Caramu Menemukan Makna "Who Am I"?

Kita sebagai manusia sering kali berjalan tanpa tau arah tujuan. Akal dan pikiran yang diberikan sang Maha Kuasa terkadang kita tidak menggunakannya dengan baik. kita sering juga gagal memahami hakikat kita sebagai ciptaan yang paling sempurna. Perjalanan hidup sering kali teradi dalam bentuk kesia-sian. Berkhayal juga tak luput dari suatu kebiasaan yang kita lakukan setiap harinya. Mencari tujuan dan makna hidup dalam pikiran adalah suatu hal yang tidak terlepas dari hidup. namun, sering kali kita tidak mau menjadikannya sebuah realita dan diam ditempat tanpa melakukan perubahan maupun aksi.

Kalau menurut Youdics, bagaimana cara menemukan siapa kamu sebenarnya? Sehingga bisa paham akan tujuan hidup ini.

1 Like

lagi lagi masalah psikologi yang kadang membuat diri sendiri bingung akan diri sendiri ya haha, apalagi ini sering banget di rasain sama kebanyakan usia 18-25 an, mungkin aku bakalan share tautan tentang bagaimana sih cara nemuin ‘jati diri’ itu sendiri. Semoga bermanfaat!

Jati Diri bisa ditemuin loh! Ini Caranya!

1 Like

Setiap manusia dalam hidupnya pasti pernah mengalami masa pencarian jati diri pada usia tertentu. Biasanya hal ini ditandai dengan beberapa pertanyaan yang muncul untuk diri sendiri seperti “apa si yang kamu cari?”, “apa yang kamu suka?”, “ingin menjadi orang seperti apa di masa yang akan datang?”, dan pertanyaan lainnya. Termasuk aku sendiri, sering bertanya kepada diri sendiri. Sehingga tidak jarang kalau setiap waktu sering mengalami overthinking. Menurutku setiap orang itu memiliki waktu yang berbeda-beda untuk mengetahui jati dirinya sendiri, untuk mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Hal ini karena setiap orang selalu berproses dan belajar semasa hidupnya, sehingga mereka memiliki cara dan waktu yang berbeda pula untuk menemukan siapa ia sebenarnya hingga memahami tujuan hidupnya.

Cara aku untuk menemukan siapa diriku sebenarnya sebetulnya sama dengan orang-orang pada umumnya, yaitu dengan melakukan hal-hal yang aku suka, mencari pengalaman dan keluar dari comfort zone, memperluas relasi sehingga dapat melihat persepsi dari berbagai sudut pandang orang lain, merancang tujuan hidup yang aku mau sehinga aku dapat mempersiapkannya dengan matang, menemukan passion, dan juga memiliki target dalam hidup. Menurutku dengan kita mengetahui apa yang kita sukai dan kehidupan seperti apa yang kita inginkan, ini akan membuat kita jauh lebih mudah dalam menentukan tujuan hidup kita selama ini. Namun, menurutku yang tidak kalah penting dari itu semua adalah mendekatkan diri kepada sang pencipta. Hal ini karena semua hal yang ada di dunia ini diciptakan dan diatur oleh-Nya, sehingga jika kita ingin diberikan kemudahan dalam segala urusan duniawi maka tidak lupa untuk selalu berusaha dan juga berdoa.

1 Like

Pertanyaan mengenai “Who am I” adalah hal yang selalu menarik dan menggugah pemikiran sejak dulu. Sebagai pertanyaan klasik dalam bidang filsafat, sudah banyak filsuf-filsuf dunia yang mengajukan pertanyaan serupa.

Setiap orang, dengan interpretasinya masing-masing yang unik dan kemampuan akalnya memiliki persepsi yang berbeda mengenai dirinya. Banyak yang sebatas memahami dirinya sebagai perwujudan konstruksi identitas yang terbentuk oleh masyarakat. Ada pula yang berusaha berpikir lebih dari itu, untuk menemukan makna diri yang tidak superficial. Ada yang mendefinisikan diri berdasarkan fakta fisik, ada juga yang berdasarkan konsep-konsep abstrak. Saya rasa tidak akan ada habis-habisnya jika kita mempertanyakan konsep diri dalam sudut pandang filsafat. Bahkan ada juga yang menganggap “diri” itu tidak nyata dan hanyalah ilusi.

Makna diri secara general adalah: Saya adalah organisme yang hidup dan bernafas yang terwakili dengan kata “manusia”. Saya adalah makhluk material atau fisik yang cukup dapat dikenali dari waktu ke waktu oleh saya dan orang lain. Saya adalah tubuh yang hidup. Saya berpikir, maka saya ada.

Saya tidak ingin sekadar memaknai “who am I” sebagai sesuatu yang dikaitkan dengan identitas-identitas bentukan konstruksi sosial. Itu adalah pertanyaan yang mendalam.

Cara saya menemukan makna diri adalah dengan merenung, berpikir, dan kemudian menyadari bahwa “Who am I?” tidak memiliki jawaban tetap yang memuaskan.

So, who am I?
I am I.

Cara saya dalam menemukan “siapa diri saya sebenarnya” atau “apasih passionku yang benar-benar relate sama aku?” adalah saya selalu menggunakan prinsip hidup yang populer dikenalkan oleh orang Jepang, yaitu prinsip IKIGAI yang berarti “the purpose of life” atau “tujuan hidup”. Prinsip IKIGAI merupakan prinsip yang bikin hidup saya jadi lebih bermakna, berharga, dan seimbang. Seakan, setiap bangun pagi membuat saya berkata, “Oke, aku tahu hari ini mau ngapain.” lalu menjalani hari dengan sukacita.

Pada dasarnya, IKIGAI merupakan bentuk irisan dari empat diagram venn: 1) What you LOVE, 2) What you are GOOD at, 3) What the world NEEDS, 4) What you can be PAID FOR.
Menemukan Ikigai artinya menemukan titik tengah dari keempat hal tadi dari diri kita. Bagi orang yang menerapkan konsep ini, mereka tahu mengapa mereka harus bangun setiap pagi dan melakukan sesuatu untuk mencapai harapan mereka. Dengan begitu, hidup akan lebih bermakna.
Akihiro Hasegawa mempelajari asal usul konsep Ikigai di Jepang pada tahun 2001. Profesor Universitas Toyo Eiwa ini secara tak terduga menemukan bahwa konsep Ikigai muncul pada periode Heian, yang merupakan panggung Kekaisaran Jepang di masa lalu. Saat itu, orang percaya bahwa dengan menciptakan kebahagiaan, perasaan ini akan membuat hidup lebih bermakna (Medium, 2021)

Anyway, saya pernah membahas prinsip ikigai ini melalui laman instagram stories saya, kurang lebih relate dengan penjelasan soal ikigai yang saya bahas di atas. Thankyou!

1 Like

“Jawaban” untuk “siapa saya” adalah identitas kita.

Identitas kita adalah sistem ingatan, pengalaman, perasaan, pikiran, hubungan, dan nilai-nilai kita yang mencakup segalanya yang menentukan siapa diri kita masing-masing.

Ini adalah hal-hal yang membentuk “diri.”

Identitas adalah komponen penting untuk memahami siapa kita. Mengapa? Karena kita dapat memecah identitas menjadi komponen-komponen (nilai, pengalaman, hubungan).

Apa kekuatan supermu? Kuis baru kami yang mengungkap akan membantu Anda menemukan kekuatan super tersembunyi Anda dan membuka hadiah terbesar Anda dalam hidup. Lihat disini.

Komponen-komponen tersebut dapat kita kenali dan pahami. Kemudian, setelah kita memahami komponen identitas kita, kita dapat melihat gambaran besar tentang siapa kita sebenarnya.

Singkatnya: kita lebih dari satu hal. Kami adalah keseluruhan sistem ide dan pengalaman.

Jujur saya sendiri juga bingung, ketika mempersiapkan segala sesuatu yang berharap sesuai ekspetasi dan nyatanya tidak.

Malah terjebak dengan jawaban tidak dengan waktu yang lama, pas dilihat dari perspektif lain ‘oh ini jalannya tuhan’.

Ketika ditanya nyaman, pas awal tidak da pas akhir iya.

Siapa saya? manusia kuat dengan punya banyak ambisi tapi yakin bahwa pilihan tuhan itu jauh lebih baik.

Kalau aku liat, pertanyaan ini emang lebih ke pertanyaan spiritual dibanding pertanyaaa psikologi ya. Ada something yang tidak terjelaskan namun nyata dirasakan terkait perjalanan mencari makna “Who am I?”

Menemukan makna “Who Am I?” secara spiritual adalah sebuah perjalanan yang mendalam dan pribadi, yang melibatkan introspeksi, pemahaman diri, dan sering kali transformasi. Perjalanan ini tidak hanya tentang mengidentifikasi aspek diri yang tampak, tetapi juga menggali lapisan yang lebih dalam dari eksistensi kita, menyingkap koneksi kita dengan alam semesta, dan memahami esensi sejati dari siapa kita.

Based on my experience, ada beberapa langkah yang dapat membantuku dalam mencari jawaban atas pertanyaan spiritual yang mendalam ini.

18 Jalan Menemukan Makna “Who Am I?” Secara Spiritual


1. Introspeksi dan Meditasi

Introspeksi adalah proses merenungkan pikiran, perasaan, dan motivasi Anda sendiri. Ini bisa dilakukan melalui meditasi, yang membantu menenangkan pikiran dan memberikan ruang untuk pemikiran lebih dalam. Melalui meditasi, Anda dapat belajar mengobservasi pikiran dan emosi Anda tanpa penghakiman, memungkinkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri Anda yang sejati.

2. Membaca dan Belajar

Membaca teks spiritual, filosofi, dan buku-buku yang menginspirasi dapat memberikan wawasan baru dan perspektif tentang keberadaan dan esensi diri. Pelajari ajaran dari berbagai tradisi spiritual dan filosofis untuk membuka pemahaman Anda tentang dunia dan tempat Anda di dalamnya.

3. Pengalaman Hidup

Pengalaman hidup, termasuk tantangan dan kesulitan, sering kali membawa pelajaran yang mendalam. Menghadapi kesulitan dengan kesadaran dan ketabahan dapat membantu Anda memahami kekuatan, kelemahan, dan potensi diri Anda. Setiap pengalaman memberikan kesempatan untuk belajar dan tumbuh.

4. Menciptakan Hubungan yang Bermakna

Hubungan dengan orang lain dapat menjadi cermin yang mengungkapkan aspek diri yang mungkin tidak Anda sadari. Melalui interaksi sosial, kita belajar tentang empati, kasih sayang, dan dinamika hubungan manusia, yang semuanya dapat membantu kita memahami siapa kita di level yang lebih dalam.

5. Praktik Kesadaran (Mindfulness)

Praktik kesadaran membantu Anda tinggal di saat ini dan mengamati apa yang terjadi dalam diri Anda dan sekitar Anda tanpa penilaian. Ini mengajarkan Anda untuk menjadi saksi dari pengalaman Anda, memberikan wawasan tentang pola pikir dan perilaku Anda.

6. Jurnal Pribadi

Menulis jurnal secara teratur tentang pemikiran, perasaan, dan pengalaman Anda bisa menjadi alat yang kuat untuk introspeksi. Ini membantu dalam mengidentifikasi pola pikir dan emosi, serta menyediakan ruang untuk pertanyaan dan penemuan diri.

7. Pertemuan dengan Mentor atau Penasihat Spiritual

Interaksi dengan mentor atau penasihat spiritual yang memiliki pengalaman dalam perjalanan spiritual bisa sangat membantu. Mereka dapat memberikan panduan, dukungan, dan wawasan yang berharga yang bisa memperdalam pemahaman Anda tentang “Who Am I?”

8. Menjalani Hidup Secara Otentik

Berusaha untuk hidup secara otentik, sesuai dengan nilai dan kepercayaan Anda, adalah langkah penting dalam menemukan diri Anda yang sejati. Ini melibatkan membuat pilihan yang mencerminkan esensi sejati Anda dan mengikuti jalan hidup yang sejalan dengan tujuan pribadi Anda.

9. Refleksi dan Evaluasi Diri

Secara berkala, luangkan waktu untuk merefleksikan perjalanan Anda, evaluasi pertumbuhan pribadi Anda, dan setel ulang tujuan jika diperlukan. Pertanyaan “Who Am I?” mungkin memerlukan jawaban yang berubah seiring waktu, seiring dengan pertumbuhan dan perubahan Anda.

10. Terhubung dengan Alam

Menghabiskan waktu di alam, mengamati keajaiban dan keindahannya, dapat membantu Anda merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri Anda sendiri. Alam sering kali berfungsi sebagai sumber inspirasi dan perenungan.

11. Mengakui Peran Ego

Dalam mencari jawaban atas pertanyaan “Who Am I?” sangat penting untuk memahami dan mengakui peran ego dalam mempengaruhi persepsi kita tentang diri sendiri. Ego sering kali mengikat identitas kita pada pencapaian, harta benda, dan opini orang lain. Memisahkan diri dari ego dan mengakui esensi diri yang lebih dalam dan tidak berubah dapat membantu Anda mendekatkan diri pada jawaban yang lebih otentik dan spiritual.

12. Praktik Keterbukaan dan Penerimaan

Membuka diri terhadap semua kemungkinan dan menerima diri sendiri sepenuhnya, termasuk kelemahan dan ketidaksempurnaan, adalah langkah penting dalam perjalanan spiritual ini. Penerimaan ini bukan hanya tentang menerima siapa Anda saat ini, tetapi juga tentang terbuka terhadap potensi pertumbuhan dan transformasi.

13. Mengeksplorasi Kreativitas

Kreativitas sering kali bertindak sebagai jendela ke dalam jiwa. Melalui kegiatan kreatif seperti seni, musik, menulis, atau tarian, Anda dapat mengekspresikan diri dan menemukan aspek-aspek diri Anda yang tersembunyi atau belum terungkap. Ini bisa menjadi sarana yang kuat untuk mengeksplorasi pertanyaan “Who Am I?” pada level yang lebih dalam.

14. Mengikuti Intuisi Anda

Intuisi sering kali diabaikan dalam dunia yang sangat logis ini, namun itu bisa menjadi panduan yang kuat dalam menemukan diri Anda yang sejati. Belajar mendengarkan dan mempercayai intuisi Anda dapat membantu Anda dalam mengambil keputusan yang sejalan dengan esensi sejati Anda.

15. Melakukan Perjalanan atau Retret Spiritual

Perjalanan atau retret spiritual bisa menjadi cara yang efektif untuk memutuskan dari rutinitas sehari-hari dan menyediakan waktu serta ruang untuk refleksi diri yang mendalam. Pengalaman ini sering kali menyediakan wawasan baru dan memperdalam pemahaman spiritual.

16. Bersyukur dan Menghargai Momen

Praktik bersyukur membantu mengarahkan perhatian Anda kepada aspek positif dalam hidup, membantu Anda menghargai momen saat ini, dan membuka hati serta pikiran terhadap pengalaman spiritual yang lebih dalam. Menghargai hal-hal kecil dapat membantu dalam pencarian makna yang lebih besar.

17. Pengembangan Kesabaran dan Ketekunan

Jawaban atas pertanyaan “Who Am I?” mungkin tidak muncul dengan cepat atau mudah. Pengembangan kesabaran dan ketekunan adalah kunci dalam perjalanan spiritual ini. Teruslah bertanya, teruslah mencari, dan jangan menyerah pada prosesnya.

18. Berbagi dengan Komunitas

Berbagi perjalanan Anda dengan orang lain, baik melalui komunitas spiritual, kelompok dukungan, atau teman-teman yang sependapat, dapat memberikan perspektif baru dan dukungan yang berharga. Komunitas dapat menjadi sumber kekuatan dan inspirasi.


Kesimpulannya, perjalanan untuk menemukan makna “Who Am I?” secara spiritual adalah perjalanan yang unik dan pribadi untuk setiap individu. Tidak ada satu jalur atau metode yang pasti; setiap orang akan menemukan jalan mereka sendiri melalui eksplorasi, pengalaman, dan refleksi. Ingatlah bahwa ini adalah proses berkelanjutan, bukan tujuan akhir. Teruslah bergerak maju dengan hati yang terbuka, jiwa yang mencari, dan kesadaran yang terjaga. Di dalam perjalanan inilah, bukan hanya jawaban yang Anda temukan, tetapi juga pemahaman yang lebih dalam tentang diri Anda, hubungan Anda dengan dunia, dan koneksi Anda dengan alam semesta.

Bagaimana menurutmu