Bagaimana cara unik burung menipu pemangsa untuk mempertahankan hidup?

Cara Unik Burung Menipu Pemangsa – Mengapa burung pura – pura cidera? Ada sejumlah burung, seperti burung lapwing dan plover, yang alih – alih membangun sarang rumit di pepohonan, mereka malah menaruh telurnya di tanah terbuka: rawa – rawa, padang rumput, atau pantai. Cara ini lebih sederhana daripada membangun sarang yang rumit, tetapi telur menjadi lebih rentan diserbu pemangsa, seperti rubah.

Salah satu cara melindungi telur – telur dengan menyamarkannya sehingga burung yang bersarang dengan cara ini cenderung menghasilkan telur berpola burik agar tak terlihat di tanah berkerikil. Saat telur menetas, induk burung menyingkirkan pecahan cangkang telur sehingga bagian dalam telur yang berwarna putih cerah tidak menunjukkan lokasi sarang.

Walaupun demikian, penyamaran ini bukanlah cara paling sempurna. Jika pemangsa terlalu dekat dengan sarang, tak mungkin penyamaran ini bisa mengelabuinya sehingga sang induk akan mencoba tipuan lain: ia akan berpura pura terluka untuk mengalihkan perhatian pemangsa dan sarang. Saat pemangsa mendekati sarang, burung lapwing dan plover meloncat keluar dan sarang, menyeret salah satu sayapnya di atas tanah seolah – olah terluka. Untuk memastikan bahwa bisa menarik perhatian pemangsa, mereka memekik seolah – olah kesakitan atau menderita.

Pemangsa seperti cerpelai (musang) kemungkinan besar akan lebih tergoda untuk menyantap satu burung dewasa daripada beberapa telur atau anak burung. Ia akan mengikuti induk burung tersebut, yang berhasil sedikit demi sedikit menjauhkannya dan lokasi sarang. Saat pemangsa semakin mendekati sang induk, di saat – saat terakhir sang induk terbang pergi seolah tiba – tiba sembuh secara ajaib. Cerpelai tadi sekarang sudah jauh dan sarang. Walaupun sebelumnya telah melihat telur, ia tak mungkin lagi menelusuri kembali dan menemukan telur telur itu kembali. Apalagi di dataran yang semua tampak sama dan tak mencolok, seperti rawa dan pantai berkerikil tempat burung tersebut bersarang.

Burung – burung lain sepertinya telah mengembangkan tipuan ini pada tingkat yang lebih maju. Burung kedidi ungu dari tundra (daerah beku dan tandus) Antartika akan lari dan sarangnya dengan kedua sayap menggantung ke belakang dan menegakkan bulu – bulunya, sambil mengeluarkan suara mencuit yang sama sekali tak mirip dengan kicauannya. Tipuan ini memberikan efek bahwa mereka terlihat dan terdengar seperti tikus atau lemming (hewan pengerat tundra Antartika) yang merayap. Kedua binatang tersebut adalah mangsa yang sangat menggiurkan bagi rubah Antartika yang menyaksikan tipuan tersebut. Di Amerika Serikat, burung towhee ekor hijau (burung ini satu keluarga dengan gagak) juga berusaha menirukan mangsa lain. Jika seekor coyote (serigala padang rumput) mendekat, ia akan lari dan sarangnya sambil mengangkat ekornya. Sekilas penampilan ini mirip bajing tanah yang menjadi mangsa utama coyote lokal.

Referensi : https://unikterbaru.wordpress.com