Bagaimana cara penanggulangan bencana tanah longsor?

Tanah Longsor

Tanah Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.

  • Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri

  • Faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.

Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:

  • Erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam

  • Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat

  • Gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut

  • Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu

  • Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir

  • Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju

Tanah longsor adalah bencana alam yang membahayakan karena sifatnya yang datang dengan tiba- tiba. Banyak korban jiwa yang ditimbulkan dari tanah longsor, selain itu banyak pula kerugian material yang akan dirasakan, khsusnya bagi masyarakat yang rumahnya tertimbun longsoran tanah. Maka dari itulah perlu adanya upaya-upaya khusus untuntuk menanggulangi terjadinya tanah longsor.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi terjadinya tanah longsor antara lain sebagai berikut:

Membuat benteng atau beton

Upaya untuk menaggulangi tanah longsor yang pertama adalah membangun semacam benteng untuk menutupi tebing atau lereng yang terbuat dari tanah. Bentang atau beton ini bisa berupa bangunan dari semen yang menutupi tebing atau lereng tanah tersebut. Hal ini bisa membantu untuk meminimalisir terjadinya tanah longsor karena tanah akan tertahan oleh semen tersebut sehingga tidak mudah longsor. Air hujan yang turun terkadang bisa merember masuk ke dalam tanah, melewati celah- celah tanah tersebut sehingga membuat struktur tanah menjadi rapuh dan pada akhirnya akan longsor dan menimpa bangunan yang ada di bawahnya.

Tidak menebang pohon di lereng

Cara kedua untuk menanggulangi terjadinya tanah longsor adalah tidak menebangi pohon di lereng. Akar- akar pohon sangat berguna untuk membuat struktur tanah menjadi lebih kuat, sehingga tidak mudah terjadi longsor. Pohon- pohon yang memiliki akar ini memiliki kemampuan untuk menyerap air dan menyimpannya di dalam tanah, sehingga mengurangi air tanah yang mengalir dan merusak strustur tanah yang memicu terjadinya longsor.

Tidak membangun rumah persis di bawah lereng atau tebing

Salah satu upaya untuk menanggulangi jatuhnya banyak korban atau kerugian material, perlu dihimbau kepada masyarakat supaya tidak membangun rumah di bawah lerang persis. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi adanya korban jiwa serta rusaknya rumah dan juga bangunan yang termasuk dalam kerugian material. Pembangunan rumah di bawah tebing sangat berbahaya dan tidak selayaknya dilakukan oleh masyarakat.

Selalu waspada apabila hujan deras turun terus menerus

Cara selanjutnya adalah selalu bersikap waspada ketika memasuki musim hujan. Sikap waspada ini semakin ditingkatkan lagi apabila telah dirasakan hujan turun dengan waktu yang lama. Terlebih lagi jika hujan tersebut deras. Hal ini akan sangat membantuk warga untuk dapat menyelamatkan diri jika tiba- tida terjadi tanah longsor. Apabila hujan deras telah berlangsung selama tiga jam atau lebih, maka kita harus waspada dan bertindak cepat, salah satunya adalah dengan mengungsi atau menyelamatkan diri ke tempat yang aman.

Tidak membuat sawah di lereng

Sawah yang berada di pinggir lereng juga dapat memicu terjadinya tanah longsor. Hal ini karena tanah persawahan minim akan adanya pepohonan besar dan tanah di persawahan tersebut bertenkstur gembur supaya mudah untuk ditanami. Akibatnya faktor inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadinya tanah longsor. Daripada dibuka untuk lahan persawahan, lebih baik dijadikan hutan dengan tanaman- tahaman yang tinggi dan berakar kuat, supaya bisa menyelamatkan kekuatan struktur tanah tersebut sehingga tidak longsor.

Tidak mendirikan bangunan di tebing

Tren bangunan di atas tebing memang tidak ada matinya. Bangunan di atas tebing sangat laku untuk tujuan pariwisata. Banyak orang yang suka dengan pemandangan di atas bukit atau puncak sehingga banyak binsis hotel di puncak- puncak bukit. Namun teryata pendirian bangunan di atas bukit ini tidaklah baik. Bangunan di atas bukit dapat memicu terjadinya longsor karena ada penekanan tanah yang dilakukan oleh bangunan tersebut. Maka dari itulah pendirian bangunan di atas tebing lebih baik diminimalkan saja karena krang baik untuk tanah dan akan menyebabkan terjadinya longsor (resiko).

Tidak memotong tebing secara tegak lurus

Pemotongan tebing yang tidak benar ternyata juga bisa berpengaruh terhadap terjadinya tanah longsor. Misalnya adalah pemotongan tebing secara tegak lurus. Pemotongan tebing secara tegak lurus dapat meningkatkan resiko terjadinya tanah longsor. Hal ini karena penekanan yang dihasilkan oleh potongan tersebut lebih besar. Beban yang di bawah dengan yang di atas sama sehingga ada kemungkinan bahwa yang dibawah tidak mampu menyangga yang diatas dan menyebabkan terjadinya tanah longsor.

Tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai

Sungai adalah salah satu tempat yang rawan terjadi longsor. Sama halnya dengan pendirian bangunan di atas tebing, pendirian bangunan di sekitar sungai juga akan memicu terjadinya tanah longsor. Maka dari itulah sebisa mungkin untuk menghindari pendirian bangunan di sekitar sungai supaya sungai tetap bersih dan juga struktur tanahnya tetap kuat. Bila perlu justru harus ditanami pepohonan supaya tanah di pinggir sungai kuat dan tidak mudah longsor.

Melakukan upaya preventif

Upaya lainnya adalah dengan melakukan berbagai upaya preventif untuk menanggunalangi terjadinya tanah longsor. Salah satu upaya preventif untuk menanggulangi terjadinya tanah longsor antara lain adalah mengecek keadaan tanah apakah ada retakan atau tidak.

Membuat terasering

Selanjutnya adalah membuat terasering. Terasering merupakan tangga atau undak- undakan yang biasa terdapat di sawah- sawah di dataran tinggi. Mengapa sawah di dataran tinggi dibentuk sedemikian rupa menyerupai tangga? Hal ini karena untuk memperkecil penekanan sehingga tanah tidak mudah longsor karena tertahan oleh bagian- bagian yang datar. Sawah terasering selain untuk mencegah terjadinya tanah longsor, ternyata juga bisa menyumbangkan panorama alam yang sangat menakjubkan. Dari kejauhan pemandangan sawah dengan terasering ini selalu memberikan suguhan yang wow daripada sawah lainnya yang tidak berada di dataran tinggi.

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat.

Upaya penanggulanagan kerugian karena tanah longsor selanjutnya adalah dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Penyuluhan ini bisa berarti himbauan kepada masyarakat mengenai bencana tanah longsor, waktu yang berpotensi untuk menyebabkan tanah longsor serta tanda- tanda akan terjadinya tanah longsor, sehingga masyarakat bisa mengambil langkah yang tepat untuk menyelamatkan diri, keluarga serta harta benda mereka.

Tanah Longsor


Gerakan tanah adalah perpindahan material berbentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak kebawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut : air yang meresap kedalam tanah akan menambah bobot tanah, jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Pencegahan Bencana Tanah Longsor

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai tindakan pencegahan yaitu

  1. Melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan berakar kuat dan dalam pada lereng-lereng yang gundul, seperti bambu, akar wangi, lamtoro dan sebagainya.
  2. Terasering atau sengkedan pada lereng sedang hingga terjal.
  3. Membuat saluran air atau pipa pembuangan air hujan agar air tidak menjenuhi lereng.
  4. Membangun dinding penahan lereng yang terjal.
  5. Menutup retakan-retakan yang ada ditebing dengan tanah lempung/tanah liat dan dipadatkan agar air tidak meresap kedalam tanah pembentuk lereng.
  6. Pembuatan tanda/rambu-rambu di jalur rawan longsor
  7. Jika ada tanda-tanda longsor, segera melapor ke aparat desa dan kelurahan setempat kemudian mengungsi ketempat aman, jauh dari tebing dan sungai.

Cara Menghindari Bahaya Tanah Longsor

  • Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas didekat pemukiman.
  • Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal bila membangun pemukiman
  • ]Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk kedalam tanah melalui retakan.
  • Jangan melakukan penggalian dibawah lereng terjal.
  • Jangan menebang pohon sembarangan pada dan disekitar lereng.
  • Jangan membangun rumah dibawah lereng
  • Jangan mendirikan permukiman ditepi lereng yang terjal
  • Jangan mendirikan bangunan dibawah tebing yang terjal
  • Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak.
  • Jangan mendirikan rumah dibatas sepanjang sungai yang rawan longsor.