Bagaimana Cara Penanganan Gangguan Reproduksi Pada Hewan Kerbau Dan Sapi?

Gangguan reproduksi pada ternak seperti kerbau dan sabi jika terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan kerugian terutama kepada para peternak.

Cara Penanganan Gangguan Reproduksi Pada Ternak Kerbau Dan Sapi – Gangguan reproduksi pada ternak seperti kerbau dan sabi jika terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan kerugian terutama kepada para peternak.

Pada umumnya gangguan reproduksi ini berbentuk Abortus atau keguguran, Distokia atau Kesulitan melahirkan, Retensio Sekundinarium atau Air – ari tidak keluar dan terjadi kelahiran secara prematur sebelum waktunya.

Guna menangani gangguan ini maka diperlukan proses optimalisasi reproduksi untuk memanagement teknologi reproduksi seperti sinkronisasi birahi dan inseminasi buatan, pemeriksaan kebuntingan, penanganan kelahiran dan gangguan reproduksi.

Kegiatan ini diharapkan juga mampu meningkatkan populasi para ternak dan menekan serangan gangguan reproduksi.

Tahapan penanganan gangguan reproduksi pada ternak :

  1. Tahapan persiapan
    Proses pertama yang dilakukan adalah proses persiapan pada tingkat pusat, provinsi,
    kabupaten dan kota di antaranya :
    Menetapkan tim pusat dan teknis
    Menyusun pedoman teknis optimalisasi
    Mensosialisasikan pedoman
    Melakukan workshop manajemen layanan reproduksi
    Melakukan koordinasi antara tingkat pusat dengan provinsi
    Melakukan pendataan dan pemetaan wilayah
    Mendistribusikan semen beku dan pengadaan N2 cair
    Melakukan pengadaan serta mendistribusikan hormon dan obat hewan
  2. Tahapan pelaksanaan
    Proses ini melakukan pelaksanaan optimalisasi sesuai skema, diantaranya :
    Melakukan inventarisasi pada ternak setelah proses IB atau inseminasi buatan
    Melakukan pemeriksaan kebuntingan pada ternak
    Melakukan sinkronisasi birahi secara serentak
    Melakukan proses pelayan IB
    Melakukan penangan gangguan produksi pada ternak
    Proses pemantauan, pencatatan dan penangan ketika lahir
    Merencanakan panen anakan sapi atau kerbau
  3. Evaluasi dan laporan
    Proses ini perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan proses optimalisasi yang
    dilakukan secara berkala dengan koordinator Direktorat jenderal peternakan dan
    Kesehatan Hewan.
    Baca Juga : Tips Dan Trik Dalam Membuat Kandang Sapi
    Hasil dari evaluasi inilah yang nantinya akan di jadikan sebuah laporan sebagai acuan
    optimalisasi dan perbaikan ketika terjadi kendala di hari kemudian.
    Berikut ini mekanisme pelaporannya :
    Para petugas yang ada di lapangan wajib untuk Melaporkan perkembangan dari
    pelaksanaan kegiatan sebulan sekali di Minggu pertama bulan berikutnya kepada
    Dinas Kota atau Kabupaten yang ditembuskan kepada Dinas provinsi.
    Seluruh laporan dari petugas lapangan di rekap oleh Dinas kota atau Kabupaten
    untuk disampaikan kepada Dinas Provinsi per bulan.
    Laporan yang berasal dari Dinas Kota atau Kabupaten di reka oleh Dinas Provinsi
    dan setiap triwulan sekal disampaikan kepada Direktur Perbibitan dan Produksi
    Ternak dan Direktur Kesehatan Hewan cq UPT Koordinator Pelaksana dari masing –
    masing provinsi.
    Seluruh koordinator pelaksana akan membuat rekapitulasi seluruh laporan dari kota
    atau kabupaten untuk di olah dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Peternakan
    dan Kesehatan Hewan cq. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak dan Direktur
    Kesehatan Hewan.
    Macam gangguan reproduksi :
    Cacat anatomi saluran reproduksi, dibedakan menjadi cacat bawaan atau kongenital
    dan cacat Perolehan.
    Gangguan fungsional , yaitu terjadinya gangguan pada organ reproduksi sehingga
    tidak bisa berfungsi dengan baik. Contohnya sista ovarium, subestrus dan birahi
    tenang, anestrus dan ovulasi tertunda.
    Kesalahan Management, yaitu gangguan reproduksi yang berkaitan dengan faktor
    nutrisi pada pakan, karena jika para ternak kekurangan nutrisi dalam jangka
    panjang, maka akan mempengaruhi fungsi reproduksi, efisiensi rendah dan akhirnya
    produktifitasnya menjadi rendah.
    Infeksi organ reproduksi, dibedakan menjadi infeksi non spesifik (contohnya radang
    uterus, dan radang terus bernanah) dan infeksi spesifik (disebabkan oleh bakteri,
    jamur dan virus).

Referensi:
http://www.ilmuhewan.com/cara-penanganan-gangguan-reproduksi-pada-ternak-kerbau-dan-sapi/