Bagaimana cara pelestarian ekosistem pertanian?

Ekosistem pertanian adalah berbagai unit dasar aktivitas pertanian yang terkait secara ruang dan fungsi, yang mencakup komponen biotik dan abiotik dan interaksinya.Sebuah ekosistem pertanian dapat dipandang sebagai bagian dari ekosistem kovensional. Ekosistem pertanian berada di tengah-tengah aktivitas pertanian manusia. Namun ekosistem pertanian tidak terbatas pada lokasi tempat aktivitas pertanian berada (lahan usaha tani), tetapi juga wilayah yang terpengaruh oleh aktivitas pertanian karena siklus kimiawi maupun rantai makanan. Biasanya ekosistem pertanian, khususnya yang dikelola secara intensif, dicirikan dengan memiliki komposisi spesies yang tidak beragam, rantai energi dan aliran nutrisi yang lebih sederhana dibandingkan yang terjaid di ekosistem alami. Sehingga ekosistem pertanian seringkali dikaitkan dengan peningkatan penggunaan nutrisi yang mengakibatkan eutrofikasi pada ekosistem terkait yang tidak terlibat langsung dalam aktivitas pertanian.

Daerah pertanian merupakan ekosistem yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Oleh karena itu dalam melestarikan ekosistem pertanian, penting untuk mempelajari peran biologi dalam bidang pertanian. Bukan untuk menentang penggunaan teknologi dalam bidang pertanian namun bagaimana teknologi dipakai sesuai dengan kekayaan hayati, sosial, dan manusia didalamnya.

Pelestarian ekosistem pertanian antara lain dengan cara:

  1. Menerapkan teknik terasiring atau sengkedan – fungsinya untuk menahan aliran air dan memperbesar peluang penyerapan air kedalam tanah.

  2. Melakukan rotasi tanaman (crop rotation) – fungsinya untuk menjaga kualitas tanah dan mencegah terkumpulnya patogen dan hama yang menyerang satu jenis tanaman.

  3. Tidak menggunakan pestisida – penggunaan pestisida sebagai cara mencegah hama kurang baik karena menurunkan kualitas tanah dan membuat tanah menjadi keras.

  4. Menggunakan pupuk kompos – pupuk organik adalah pupuk terbaik yang dibutuhkan tanah untuk menjaga kesuburannya. Permasalahan pupuk kimia sudah banyak terjadi di masyarakat petani Indonesia

  5. Memberantas hama dengan memperbanyak predator – sistem ini merupakan penerapan dari rantai makanan. semakin banyak predator pemakan hama maka jumlah hama secara alami akan menurun