Bagaimana cara orang tua dapat mendidik anak agar anak tumbuh dengan bahagia?

Kebahagiaan anak adalah harapan utama dari semua orang tua. Tetapi terkadang, karena kesibukan orang tua dan kurangnya pegetahuan, membuat anak menjadi tidak bahagia. Lalu bagaimana cara orang tua agar anak tumbuh menjadi anak yang bahagia ?

Anak Tumbuh Bahagia adalah hal yang sangat kita inginkan sebagai orangtua. Tapi kebanyakan orangtua salah tanggap akan kebutuhan anak yang bisa membuatnya bahagia. Bukan melimpahi anak dengan aneka mainan atau bepergian keliling dunia semata. Namun ada hal-hal yang jauh lebih penting untuk membuat anak kita bahagia.

Mungkin Kita sebagai orangtualah yang lebih bahagia saat anak pulang membawa piala. Mungkin dia menang lomba mewarnai, menyanyi, menari, modeling atau stand up comedy. Beberapa anak mungkin senang mengumpulkan piala, tapi beberapa anak lainnya mungkin tidak.

Bukankah setiap anak itu tidak sama? Prestasi seseorang tidak hanya diukur dari banyaknya piala yang didapat. Jika anak senang melakukannya, itu bukan masalah. Tapi bagaimana jika anak merasa tertekan? Yang pasti, kita sebagai Orangtua akan memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Beberapa hal sederhana yang membuat anak tumbuh bahagia yang dipaparkan praktisi psikoterapi anak, Katie Hurley, seperti dikutip dari Huffington Post:

1. Makan Tepat Waktu akan Membuat Anak Tumbuh Bahagia

Mungkin ini terdengar seperti tips parenting yang terlalu simpel. Tapi mari kita coba pikirkan lagi. Pada saat lapar, apa yang Kita lakukan? Mungkin Kita akan uring-uringan tidak jelas. Bahkan ada idiom yang menyebutkan “Telat Makan Edan”. Itulah yang juga dirasakan anak saat mereka melewatkan waktunya makan.

Cobalah untuk mengatur jadwal makan yang baik bagi anak demi pertumbuhan badan dan otaknya. Ketika anak bersikap kalem dan puas, maka mereka sedang memiliki pengalaman bahagia.

2. Tidur Teratur akan Membuat Anak Tumbuh Bahagia

Pada umumnya anak tidur lebih baik daripada orang dewasa. Namun jangan kaget saat anak mulai memiliki kebiasaan tidur yang buruk. Anak harus belajar bagaiamana untuk tidur. Orangtua perlu mengajarkan mereka bagaimana untuk tidur cukup dan teratur. Karena kebiasaan tidur ini bisa jadi dibawa hingga dewasa nanti.

Saat ‘Batre’nya habis, anak-anak biasanya akan rewel. Sebaliknya, ketika tidurnya cukup, maka anak-anak siap menghadapi harinya dan ini membuat mereka lebih bahagia. Karena itu buatlah tidur konsisten sebagai prioritas.

3. Bermain Tanpa Instruksi

Dunia anak adalah dunia bermain. Jadi jangan batasi mereka dengan segala macam aturan saat mereka bermain.

Misalnya jangan batasi bermain mereka karena takut pakaiannya menjadi kotor. Bebaskan saja mereka bermain, asal tidak membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. Bermain itu bagus bagi jiwa anak dan akan membuat mereka bahagia.

4. Dengarkan Saat Mereka Bicara

Dengarkan hal-hal kecil yang ingin diceritakan anak kita. Hal itu penting karena akan membuat mereka merasa terhubung dan dekat dengan Orangtua. Dengan mendengar saat anak-anak berbicara maka Anda telah berupaya membangun hubungan yang terbuka dan jujur ​​dengan anak.
Percaya atau tidak, hal itu bisa membuat anak dan kita sendiri bahagia. Mendengarkan mereka bercerita akan meningkatkan kepercayaan diri dan meningkatkan kebahagiaan mereka.

5. Membuat Pilihan Sendiri

Anak-anak memiliki sedikit sekali kendali atas hidup mereka. Mereka merasa terus-menerus didikte apa yang harus mereka lakukan. Karena itu kita sebagai orangtua sebaiknya memberikan sedikit kontrol diri sendiri kepada anak kita. Hal itu akan membuat mereka senang dan merasa dihargai.
Misalnya adalah dengan membiarkan anak memilih pakaian yang ingin mereka pakai. Memilih menu makanan, atau tanyakan kegiatan apa yang ingin mereka ikuti di sekolahnya. Berilah mereka kesempatan untuk memutuskan pilihan untuk mereka sendiri. Anda akan melihat senyum cerah bahagia di bibirnya yang mungil.

6. Mengekspresikan Emosi Anak

Saat ‘galau’ mungkin orang dewasa memilih berbagi dengan sahabatnya atau konsultasi dengan Psikolog Profesional . Namun saat anak kita ‘galau’, mereka menggunakan cara yang lebih primitif. Anak-anak biasanya berteriak-teriak ketika marah, dan menangis saat sakit atau sedih. Sering kali mereka menghentakkan kaki atau berlari berputar-putar saat tidak yakin dengan apa yang dirasakan.

Biarkan anak mengekspresikan emosinya, jangan marahi anak saat dia menangis atau kesal. Memarahi mereka karena tingkah yang diperbuatnya tidak akan membantu mengatasi kegalauannya. Bahkan anak bisa bertambah frustasi karena maksud dan tujuannya tidak bisa kita terima. Jadi sebaiknya biarkan mereka melampiaskan dengan cara mereka sendiri. Lalu tawarkan untuk membantunya.

7. Cintai Tanpa Syarat akan Membuat Anak Tumbuh Bahagia

Kerap kali kita mengingatkan anak-anak agar tidak melompat-lompat, namun anak-anak seolah tidak mendengar. Jika kemudian mereka jatuh saat melompat, lalu menangis. Jangan menyalahkan atau mempermalukan mereka.

Jika anak terkesan ngeyel dan membuat kita kesal, tapi kita harus selalu perlihatkan maaf yang begitu besar untuk mereka. Perlihatkan rasa sayang, sehingga mereka merasa dicintai tanpa syarat. Masa kanak-kanak adalah masa coba-coba. Mereka mencoba melakukan banyak hal.
Ketika anak kita mengetahui bahwa kita mencintai dan mendukung mereka apapun yang terjadi. Mereka akan mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Mereka akan merasa aman dengan keputusannya melakukan sesuatu. Mereka akan belajar bahwa kadang orang melakukan kesalahan, namun selalu ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Saat anak kita tahu orangtuanya akan selalu ada untuknya dalam kondisi apapun, maka mereka akan bahagia.

Seperti apa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membuat anaknya bahagia? Apakah denganmemberikan berbagai barang bagus? Mengikuti setiap permintaan anak atau bagaimana? Jawabannya adalahdengan cara pola pengasuhan yang benar, maka anak-anak Anda akan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia.Kuncinya terletak pada gaya parenting orang tua, karena pengaruh lingkungan dimana anak tumbuh danberkembang adalah faktor yang paling besar berperan dalam membentuk kepribadian dan mental seorang anak.

Pola pengasuhan apa saja yang perlu diterapkan orang tua untuk membuat anak tumbuh menjadi pribadi yangbahagia?

  1. Anda harus bisa mengenal anak

Banyak orang tua yang merasa bahwa mereka telah mengenal anak-anak mereka. Namun, faktanya sebagianbesar orang tua hanya telah merasa mengenal anak, bukan benar-benar mengenal anak-anak mereka. Orang tuaselalu beralasan melakukan apapun atau bahkan mungkin memerintahkan berbagai hal kepada anak demi kebaikan dan kebahagiaan anak. Padahal mereka tidak tahu hal apa yang sebenarnya diinginkan dan apa yang terbaik untuk anak-anaknya.

Sebagai orang tua seharusnya Anda dapat benar-benar mengenal anak. Mengenal apa yang menjadi kelebihandan kekurangannya, mengenal seperti apa karakter anak. Mengarahkan hal-hal yang bisa membangkitkan potensianak dan mendukung aktivitas positif yang membahagiakan anak, bukan yang hanya membahagiakan Anda.Kenali anak Anda sebagai makhluk unik yang tidak sama dengan teman atau saudaranya yang lain. Jangan membanding-bandingkan anak Anda dengan orang lain.

Mungkin saja anak Anda memang bukan seorang yang pandai di bidang matematika namun bisa jadi ia pandaidalam hal menggambar. Mungkin saja anak Anda pemalu dan bukan orang yang ahli dalam hal berbicara di depanumum, namun bisa jadi ia sangat kreatif dan memiliki daya imajinasi tinggi. Kenali benar-benar apa yang menjadi kelebihan anak, terima dan perbaiki apa yang menjadi kekurangannya dan jangan memaksakan kehendak kepada anak. Dengan begitu, Anda sudah mengajarkan kepada anak bagaimana cara untuk bisa menikmati hidupdan menjadi pribadi yang bahagia.

  1. Jangan selalu mengharapkan anak untuk sempurna

Tak ada orang yang sempurna, termasuk anak. Setiap anak pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun sayang, tidak sedikit orang tua yang tidak menyadari hal tersebut. Banyak diantara orang tua yangtanpa sadar selalu mengharapkan anaknya untuk menjadi yang sempurna, menjadi yang âterbaikâ. Padahal haltersebut belum tentu menjamin kebahagiaan anak.Orang tua biasanya terus-menerus menekan anak untuk mendapatkan hasil yang paling sempurna. Hasil ujian harus 10. Ikut lomba harus menang, setiap semester harus jadi juara kelas. Oke, bila anak Anda bisa mencapainya. Namun bagaimana bila anak tidak bisa mencapainya? Haruskah orang tua terus-menerus menekan anak agar iabisa mencapai standar sempurna yang diinginkan orang tua? Jika demikian yang Anda lakukan, maka Anda bukanmendidik anak, melainkan Anda hanya membesarkan anak menjadi apa yang Anda mau.Kebiasaan orang tua yang selalu menginginkan anak untuk sempurna tidak hanya memberikan tekanan mentalbagi anak sehingga membuat anak menjadi stress, namun juga dapat mengganggu perkembangan mental anakuntuk terbiasa melakukan cara apapun agar bisa mendapatkan apa yang dinamakan terbaik dan sempurna itu. Justru yang perlu Anda lakukan adalah mengajarkan kepada anak untuk bersyukur atas setiap hasil yang telah dicapainya. Bersyukur untuk setiap prestasi dan proses yang telah dilakukannya. Dengan terbiasa bersyukur, anak akan menjadi lebih bahagia. Jauh dari perasaan tertekan, menderita, dan akan lebih positif lagi dalam memandang hidup.

  1. Biarkan anak berekspresi

Yang dimaksud membiarkan anak berekspresi di sini bukanlah membiarkan anak melakukan apapun yang merekasukai. Namun meberikan ruang dan kesempatan kepada anak untuk mengeskpresikan apa yang menjadi keinginan dan cita-citanya. Mengeskpresikan ide-ide kreatifnya, mengekspresikan suara dan pendapatnya. Hal ini baik untuk semakin mengasah daya kreativitas anak. Anak juga menjadi tidak tertekan, lebih bahagia, dan bisamenikmati pilihannya. Andaikan pun pilihan anak salah, bukan berarti Anda harus menghakimi anak. Bukankah seseorang untuk bisa menjadi pandai dan lebih baik itu harus melewati sebuah proses? Jatuh dan salah adalah salah satu proses dalam kehidupan agar bisa bermetamorfosis menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ada orang yang berpendapat bahwa mendidik anak layaknya bermain layang-layang. Terkadang harus ditarik,ditahan, dan terkadang harus sedikit dilepas (diulur) agar bisa lebih tinggi. Bila analoginya demikian, mendidik anak berarti sebaiknya juga sedikit dilepas (dibiarkan berekspresi), ada kalanya harus ditahan dan ditarik bila apayang dilakukan anak memang bisa membahayakan anak. Intinya, anak menjadi lebih pandai, lebih berani, danlebih tahu apa yang diinginkannya bila ia dibiarkan untuk berekspresi. Bila anak sudah tahu apa yang menjadi tujuan dan pilihannya, maka ia akan lebih bisa menikmati hidupnya dengan bahagia.

  1. Menjaga kedekatan dan kehangatan hubungan orang tua-anak

Hubungan yang dekat antara anak dan orang tua merupakan modal yang sangat penting bagi anak untuk bisamenapaki kehidupannya kedepan. Kedekatan dan kehangatan hubungan orang tua dan anak akan menciptakan kelancaran komunikasi antara orang tua-anak. Sehingga, saat anak menghadapi problem dan kendala dalamhidupnya, orang tua tidak berdiri di hadapan anak melainkan berdiri di dekat anak layaknya seorang sahabat. Adalah penting bagi orang tua agar anaknya juga bisa menjadi sahabatnya. Bayangkan akan menjadi lebihberbahaya bila anak cenderung lebih percaya pada temannya, dan bersikap tertutup kepada Anda karena hubungan Anda dengan anak yang memang tidak dekat. Kedekatan dan kehangatan dengan anak juga akan menumbuhkan rasa aman dalam diri anak. Perasaan aman dan nyaman tersebut membuat anak menjadi lebihpositif dan lebih bahagia dalam hidup.

  1. Jaga kesehatan mental Anda dan anak Anda

Menjadi orang tua itu memang tidaklah mudah. Mendidik dan membesarkan anak bukanlah perkara yanggampang. Adalah wajar bila terkadang ada orang tua yang merasa depresi, tertekan karena beban berat yang dipikulnya sebagai orang tua. Belum lagi ditambah berbagai problem dalam hidup seperti tuntutan memenuhi kebutuhan ekonomi, masalahpekerjaan atau masalah lainnya tak jarang membuat orang tua stress. Bila memang hal tersebut yang terjadi pada Anda, segera atasi dan jangan dibiarkan berlarut-larut, karena hal tersebut bisa mengganggu kesehatan mental Anda dan pada akhirnya juga bisa mengganggu kesehatan mental anak Anda. Orang tua yang depresi biasanya juga tanpa sadar menerapkan pola didik/parenting yang negatif kepada anak. Orang tua yang depresi biasanya juga cenderung akan memperlihakan contoh-contoh yang buruk kepada anak. Hal seperti ini tentunya akan berpengaruh pula pada perkembangan mental anak. Sebisa mungkin jagalah selalukesehatan mental Anda dan tentunya anak Anda bila Anda menginginkan anak tumbuh lebih sehat, ceria dan bahagia.

  1. Memelihara keharmonisan Ayah dan Ibu sebagai pasangan

Keharmonisan orang tua sebagai pasangan juga berperan penting untuk mewujudkan kebahagiaan anak. Banyak kasus anak tumbuh menjadi pribadi yang terganggu secara psikologis akibat keretakan hubungan atau bahkanperceraian orang tua. Bila setiap hari yang disuguhkan kepada anak adalah pertengkaran dan perselisihan orangtua tentunya hal itu pulalah yang akan tertanam dalam diri anak dan menjadi contoh bagi anak untuk cenderungmudah melakukan pertengkaran dan perselisihan. Kehangtan dan kebahagiaan suasana dalam keluarga tentunyapenting dan bermanfaat positif bagi perkembangan mental dan psikologis anak.

  1. Ajari anak tentang kasih sayang

Ajarkan kepada anak tentang kasih sayang dan bagaimana caranya memberi kasih sayang. Tunjukkan cinta dan kasih sayang kepada anak Anda setiap hari. Jangan ragu untuk mengucapkan kata-kata sayang kepada anak Anda. Jangan hanya sekedar merasa sudah mencintai anak, namun pastikan bahwa anak Anda tahu danmerasakan bahwa dirinya dicintai oleh Anda. Hal ini tentunya bisa membuat anak menjadi pribadi yang bahagiakarena merasa dicintai dan diterima. Menjalin kedekatan dan kehangatan hubungan antara orang tua-anak jugamerupakan salah satu cara orang tua untuk mengajari anak tentang cinta dan kasih sayang. Dengan mengajari anak cinta dan kasih sayang, Anda juga telah mengajarkan kepada anak bagaimana caranyamemberi kasih sayang untuk orang lain (sesama) dan untuk dirinya sendiri. Secara psikologis, mencintaimerupakan hal yang dapat membuat kita merasa bahagia. Karena saat kita mencintai, tubuh akan melepaskanoksitosin, hormon yang bisa membuat kita merasa nyaman, tenang, dan bahagia. Anak juga perlu dibiasakan untuk mencintai dirinya sendiri. Tentu yang dimaksud di sini bukanlah egosentri ataumencintai diri sendiri secara berlebihan. Melainkan adalah menghargai dan menghormati dirinya sendiri. Anak yanguga mencintai dirinya sendiri tidak akan mudah depresi saat mengalami suatu masalah. Ia juga tidak cenderungmenyalahkan diri sendiri atau bahkan melakukan tindakan yang cukup ektrim sampai bunuh diri atau narkobamisalnya saat menghadapi masalah. Anak yang mencintai dirinya sendiri akan menjadi lebih bahagia dan bisa menikmati hidupnya. Ia mampumenyadari bahwa dirinya adalah makhluk yang perlu dibahagiakan bukan dizholimi dengan berbagai tekanan danhal negatif yang bisa merusak diri akibat masalah apapun yang dihadapinya. Anak yang bisa mencintai dan menyayangi dirinya sendiri akan melihat tantangan sebagai kesempatan untuk bisasemakin maju kedepan bukan rintangan yang akan menyurutkan langkahnya. Anak yang mencintai dan menyayangi dirinya sendiri akan lebih berfokus pada solusi saat dihadapkan pada masalah bukan pada beratnyamasalah itu sendiri.

  1. Banyak bermain dengan anak

Dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain anak akan menjadi lebih ceria dan bahagia. Dengan bermain pun anak akan menjadi pintar dan kreatif karena ia bisa belajar banyak hal dari aktivitasnya saat bermain. Permainan yang dibutuhkan anak bukan hanya aneka permainan atau barang-barang yang katanya edukatif untu kanak. Anak-anak juga butuh Anda, orang tuanya sebagai mainan favorit yang paling disukainya. Dengan banyak bermain dengan anak, Anda akan menciptakan anak yang bermental sehat, ceria, gembira, jauh dari stress, dan tentunya lebih cerdas.