Bagaimana cara menyusun Matriks Daya Tarik Industri?

Matriks Daya Tarik Industri (MTDI) adalah salah satu alat untuk melakukan analisis posisi perusahaan yang dilakukan sebelum menetapkan strategi apa yang akan diambil. Bagaimanakah cara menyusun matriks tersebut?

Matriks Daya Tarik Industri (MDTI) berusaha menunjukkan posisi unit usaha strategis pada saat sekarang dan juga mencoba memprakirakan posisi unit usaha pada masa yang akan datang. Posisi unit usaha bisnis pada masa sekarang dalam metode MDTI baru dapat disusun setelah manajemen (yang biasanya dibantu konsultan) mampu mengidentifikasi dan memberikan penilaian ( assessment ) pada variabel internal dan eksternal yang berpengaruh secara signifikan terhadap peluang bisnis yang muncul dan kekuatan perusahaan yang dimiliki.

Prakiraan penetapan posisi unit usaha strategis dimasa yang akan datang dapat diketahui setelah manajemen mampu melakukan prakiraan dan penilaian pada variabel penentu. Terdapat kemungkinan bahwa baik variabel internal maupun eksternal untuk kedua dimensi waktu tersebut terdapaat perbedaan. Dalam prakteknya jika lebih banyak dijumpai kesamaan kemungkinan lebih banyak disebabkan oleh keinginan untuk mendapatkan kemudahan.

image

Berikut gambaran prosedur dan urutan teknik penyusunan MDTI:

  1. Identifikasi Variabel Eksternal dan Internal
    Langkah awal dalam penyusunan MDTI yakni melakukan proses identifikasi peluang dan ancaman bisnis yang berasal dari variabel eksternal perusahaan, dan keunggulan dan kelemahan bisnis yang berasal dari variabel internal perusahaan. Penulis serta pihak manajemen perusahaan mengidentifikasi indikator variabel eksternal dan internal perusahaan dan riil berpengaruh pada perusahaan.

    Dengan penggabungan kedua variabel internal dan eksternal, posisi pasar perusahaan dapat diketahui. Dengan indikator variabel eksternal dan internal yang telah diketahui, selanjutnya perlu dilakukan penilaian ( assessment ) terhadap masing-masing indikator tersebut. Penilaian indikator tersebut diharapkan dapat memberikan informasi mengenai seberapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing indikator terhadap (pasar) daya tarik industri.

  2. Penilaian Kualitatif
    Pendekatan kualitatif dalam melakukan penilaian yakni mencoba menilai masing-masing indikator variabel eksternal dengan memberikan urutan ( rank) dari indikator yang diidentifikasikan oleh manajemen sebagai ancaman bisnis hingga indikator yang diidentifikasikan sebagai sumber peluang usaha bisnis dengan pembagian nilai minimal 1 (sangat mengancam) sampai maksimal 5 (sangat berpeluang) serta mengkategorikan indikator variabel internal dari yang paling lemah hingga paling kuat bagi perusahaan, yakni pembagian nilai 1 (sangat lemah) sampai maksimal 5 (sangat kuat). Dari penilaian ini, diharapkan dapat diketahui seberapa tingkat prioritas masing-masing indikator eksternal dan internal dengan indikator lainnya.

  3. Penilaian Kuantitatif
    Pendekatan penilaian kuantitatif mencoba membangun analisis mendalam dengan melakukan kuantifikasi indikator. Sebelum penilaian dilakukan, masing-masing indikator ditentukan terlebih dahulu bobotnya. Seluruh indikator memiliki bobot total 1 atau 100%. Perumusannya adalah dengan menentukan bobot pada masing-masing variabel dari 0,0 (yang paling tidak penting) sampai dengan 1,0 (terpenting). Bobot dalam pendekatan ini mencerminkan peran masing-masing variabel (nilai minimal 1 sampai maksimal 5) yang menunjukkan nilai penting masing-masing variabel. Untuk variabel eksternal terbagi atas pembagian nilai 1 (sangat mengancam) sampai maksimal 5 (sangat berpeluang). Dan pembagian nilai untuk variabel internal 1 (sangat lemah) hinggal nilai maksimal 5 (sangat kuat).

  4. Perhitungan Nilai Tertimbang
    Perolehan dari hasil perkalian antara bobot dan nilai per indikator disebut sebagai nilai tertimbang. Selanjutnya dilakukan penjumlahan keseluruhan nilai tertimbang yang telah diperoleh sebagai hasil akhir. Pembagian nilai tertimbang variabel eksternal dan variabel internal sebagai berikut :

    • Jumlah nilai tertimbang 1 sampai 2,33 kategori rendah.
    • Jumlah nilai tertimbang 2,33 sampai 3,66 kategori medium.
    • Jumlah nilai tertimbang 3,66 sampai 5 kategori tinggi.
  5. Penentuan Posisi Bisnis Menentukan posisi bisnis unit usaha strategis, secara konsepsi, yakni menggabungkan kedua nilai tertimbang yang diperoleh dengan meletakkannya pada sumbu yang tepat. Nilai variabel eksternal diletakkan pada sumbu horizontal, sedangkan nilai variabel internal diletakkan pada sumbu vertikal. Posisi bisnis unit usaha strategis terletak pada sel yang terbentuk akibat perpotongan kedua nilai tertimbang yang diperoleh.

  6. Formulasi Strategi
    Pada tahap ini perusahaan memilih strategi berdasarkan posisi bisnis pada kolom atau sel matriks yang merupakan langkah lanjutan dari penentuan posisi unit usaha strategis berdasarkan prakiraan yang diperoleh. Secara teknis, tahapan ini dilakukan berdasarkan sel yang terbentuk akibat dua penggalan sumbu vertikal dan horizontal yang mengandung masing-masing nilai prakiraan. Posisi yang diperoleh menggambarkan implikasi terhadap unit usaha, dalam hal ini pilihan strategi juga memilki konsekuensi strategis

  7. Implikasi Strategis
    Langkah ini merupakan tahapan yang penjabaran formulasi strategi oleh perusahaan agar dapat diimplementasikan di lapangan. Unit usaha yang memilki peluang tumbuh karena berada berada pada posisi sel yang memiliki daya tarik pasar yang besar, mendapatkan prioritas tinggi. Terlebih jika unit usaha tersebut juga memiliki keunggulan bersaing. Demikian sebaliknya, unit usaha yang menempati sel yang memiliki daya tarik pasar rendah mendapatkan prioritas yang lebih belakangan. Apalagi jika unit usaha tersebut tidak memiliki keunggulan bersaing. Matriks ini juga memberikan petunjuk tentang alokasi sumber dana dan daya. Keputusan alokasi didasarkan pada posisi bisnis masing-masing unit usaha.