Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Integratif?

Berpikir integratif adalah sebagai proses mengintegrasikan intuisi, akal dan imajinasi dalam pikiran manusia dengan maksud mengambangkan sebuah komitmen holistik, stategi, taktik tindakan, review dan evaluasi untuk mengatasi masalah dalam bidang apapun – Graham Douglas.

Sedangkan menurut Roger martin, berpikir integratif adalah disiplin ilmu untuk menghadapi berbagai masalah yang rumit dan kompleks.

Masalah dapat didefenisikan sebagai perbedaan antara apa yang dimiliki dengan apa yang diinginkan. Berpikir integratif dapat dipelajari dengan menerapkan SOARA ( statisfying, optimum, achievable, result, ahead ). SOARA merupakan proses yang dirancang oleh Graham Douglas untuk mengatasi sebuah masalah.

Proses SOARA memperkerjakan satu set pemicu pengetahuan eksternal dan internal. Ini memfasilitasi hubungan antara apa yang mungkin telah dianggap sebagai bagian yang tidak terkait masalah.

Pemikir integratif berbeda dari pemikir konvensional pada sejumlah dimensi. Mereka cenderung mempertimbangkan sebagian variabel masalah yang menonjol. Daripada berusaha untuk menyederhanakan masalah sebanyak mungkin, mereka lebih cenderung mencari pandangan alternatif dan mencari data sebanyak banyaknya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Mereka bersedia untuk merangkul pemahamaman yang lebih kompleks. Ketika individu dihadapkan pada dua pilihan yang memaksa untuk menjatuhkan lawan, pemikir integratif akan mencari cara kreatif dan memutar otak untuk menghilangkan ketegangan dengan lawan daripada hanya menerima pilihan didepan mereka.

Integratif merupakan softskill yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pemimpin. Mereka dapat menyelesaikan sebuah masalah tanpa mencampurkan dengan masalah yang lain.

2 Likes

      Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Center for Creative Leadership menemukan bahwa hampir 92 persen dari eksekutif yang disurvei percaya tantangan yang dihadapi organisasi mereka lebih kompleks dari mereka hanya lima tahun yang lalu. Hal ini di pengaruhi oleh perubahan industri dan ekonomi. Sehingga kita harus di tuntut untuk berfikir integratif.

      Roger Martin dalam bukunya The Opposable Mind berpendapat bahwa berfikir integratif adalah

“Kemampuan untuk menghadapi secara konstruktif perbedaan ide , bukannya memilih satu dengan mengorbankan yang lain. Tetapi menghasilkan resolusi kreatif dari perbedaan dalam bentuk ide baru yang mengandung unsur ide-ide yang berlawanan tapi lebih unggul dari masing-masing ide tersebut.”

      Dari halaman web www.leadershipnow.com Roger Martin membagi menjadi 3 bidang untuk membantu berfikir integratif yaitu

  1. Stance
          Merupakan filosofi bagaimana kita melihat dan berinteraksi dengan dunia.

  2. Tools
          Pemikiran Intergratif berarti kita menggunakan penalaran yang Generatif (memikirakan apa yang akan terjadi), penalaran kausal (tidak hanya berfikiran linier),
    dan berfikiran bahwa itu berguna

  3. Pengalaman
          Bagaimana sikap kita nantinya akan mempengaruhi bagaimana pengalamanan yang didapatkan, Pengulangan yang terstruktur dan konsisten akan memberikan penguasaan atas suatu hal dan membantu kita untuk berfikir jauh lebih baik

     Dengan mengetahui dan memahami bagaimana bagaimana ketiga bidang tersebut secara berkala dan tidak sadar kita mendapatkan pengembangan berfikir sehingga memberikan solusi yang lebih kreatif.

Istilah kemampuan berfikir Integrative menggambarkan bentuk penalaran. Kemampuan Integratif menguasai kemampuan secara konstruktif dalam menghadapi perbedaan ide, bukan untuk memilih satu dengan mengorbankan yang lainnya. Tetapi dengan menghasilkan resolusi kreatif dari perbedaan dalam bentuk ide baru. Dengan adanya kemampuan integratif menghasilkan solusi kreatif dalam bentuk model baru yang mengandung unsur model individu.

Pada tahun 2007, Roger Martin menerbitkan The Opposable Mind: How Successful Leaders Win Through Integrative Thinking, yang menggambarkan cara berpikir Integratif dan memberikan panduan bagi orang lain yang ingin mengembangkan pola berpikir Integratif mereka sendiri.

Banyak orang beranggapan bahwa berpikir integratif adalah keterampilan khusus. Namun Roger Martin mengatakan tidak, karena untuk berfikir integratif didapat dari pengalaman belajar dan mengajar. Berfikir integratif dapat mengembangkan pola pikir yang ditujukan oleh para pemimpin yang sukses.

http://rogerlmartin.com/thought-pillars/integrative-thinking

Istilah “Integrative ability” mewakili berbagai perilaku yang dapat berkisar dari yang sederhana dan biasa ke kompleks dan asli. “Membuat koneksi” antara pengalaman belajar dimulai pada anak usia dini dan terus sepanjang hidup. Selama penelitian tingkat perguruan tinggi, belajar Integratif dapat melibatkan

  • berguna memadukan pengetahuan dan keterampilan dari daerah disiplin yang berbeda, seperti dalam suatu komunitas belajar;

  • mempraktekkan teori, seperti mengajar mahasiswa semester atau Keperawatan praktek klinis;

  • mengingat berbagai perspektif untuk memajukan pemecahan masalah secara kolaboratif, seperti senior capstone proyek selesai oleh tim mahasiswa dari jurusan yang berbeda.

  • mengadaptasi keterampilan belajar dalam satu situasi untuk masalah yang dihadapi lain, seperti ketika seorang mahasiswa bisnis melakukan riset pasar untuk membantu lembaga masyarakat yang memperkirakan beban klien potensial untuk kantor cabang baru.

  • mencerminkan atas koneksi yang dilakukan dari waktu ke waktu antara pengalaman akademis, cocurricular, dan preprofessional, seperti ketika seorang mahasiswa menulis esai reflektif dalam portofolio multiyears.

  • Integrasi “Di-the-kurikulum” keterampilan dengan pembelajaran dalam disiplin atau interdisipliner pengaturan, seperti ketika keterampilan menulis dan kuantitatif yang digunakan dalam sejarah atau studi tentang perempuan.

sumber : https://www.aacu.org/publications-research/periodicals/integrative-learning-and-assessment