Bagaimana cara menilai Aktiva Tidak Berwujud atau intangible assets?

Aset tak berwujud adalah aset jangka panjang perusahaan yang teridentifikasi namun tidak hadir secara fisik.

Bagaimana cara menilai Aktiva Tidak Berwujud atau intangible assets ?

Aktiva tidak berwujud yang dimiliki dicatat dalam rekening sebesar harga perolehannya. Harga perolehan ini tergantung pada cara perolehan aktiva tidak berwujud.

Jika diperoleh dari pembelian maka harga perolehannya sebesar jumlah uang yang dikeluarkan dalam pembeliannya sampai siap untuk digunakan.

Jika aktiva tidak berwujud diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva lain maka harga perolehannya sebesar nilai wajar aktiva yang diterima atau aktiva yang diserahkan.

Untuk aktiva tidak berwujud yang diperoleh dari pertukaran dengan aktiva lain yang sejenis, maka harga perolehannya ditentukan berdasarkan nilai wajar aktiva yang diserahkan.

Selama umurnya, harga perolehan aktiva tidak berwujud harus diamortisasi, Metode amortisasi yang dapat digunakan adalah metode garis lurus atau metode lain yang dianggap lebih cocok bagi perusahaan selama metode tersebut mencerminkan manfaat ekonomis. Aktiva tidak berwujud akan dicantumkan dalam neraca sebesar harga perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi penurunan nilai.

Setelah aktiva tidak berwujud dimiliki oleh perusahaan, maka biaya- biaya yang akan dikeluarkan selama umur aktiva tidak berwujud tersebut harus dibebankan pada laba rugi periode berjalan.

Pengeluaran selama umur aktiva tidak berwujud dapat dikapitalisasi jika memenuhi syarat sebagai berikut :

  1. pengeluaran tersebut menambah nilai ekonomis
  2. pengeluaran tersebut dapat diukur secara andal

Sedangkan untuk menghitung amortisasi, nilai sisa aktiva tidak berwujud biasanya ditetapkan sebesar nol, kecuali bila :

  1. ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aktiva pada akhir masa manfaatnya
  2. ada pasar yang aktif bagi aktiva tersebut.

Aktiva tidak berwujud yang dihentikan pemakaiannya atau tidak lagi memiliki nilai ekonomis tidak boleh diakui dan dimasukkan dalam neraca. Bila terdapat selisih antara jumlah penerimaan bersih karena penghentian aktiva tidak berwujud dengan nilai bukunya, maka diakui sebagai keuntungan atau kerugian.