Bagaimana cara menguji Stabilitas dan ketahanan suatu emulsi?

Stabilitas dan ketahanan suatu emulsi dapat diuji melalui beberapa tahapan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan untuk sediaan emulsi antara lain pemeriksaan organoleptik, penentuan tipe emulsi, ukuran globul, viskositas sediaan, dan uji stabilita dengan metode freeze-thaw.

Evaluasi penampilan/organoleptik emulsi dilakukan dengan mengamati terjadinya pemisahan fasa atau pecahnya emulsi, bau tengik, dan perubahan warna. Penentuan tipe emulsi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu uji kelarutan zat warna dan uji pengenceran (Martin, 1990).

  • Uji kelarutan zat warna dilakukan dengan menggunakan zat warna larut air seperti metilen biru atau biru brillian CFC yang diteteskan pada permukaan emulsi. Jika zat warna terlarut dan berdifusi homogen pada fase eksternal yang berupa air, maka tipe emulsi adalah M/A. Jika zat warna tampak sebagai tetesan di fase internal, maka tipe emulsi adalah A/M. Hal yang terjadi adalah sebaliknya jika digunakan zat warna larut minyak (Sudan III).

  • Uji pengenceran (Martin, 1990) dilakukan dengan cara mengencerkan emulsi dengan air. Jika emulsi tercampur baik dengan air, maka tipe emulsi adalah M/A. Sebaliknya jika air yang ditambahkan membentuk globul pada emulsi maka tipe emulsi adalah A/M. Stabilitas emulsi dapat dilihat dengan uji stabilita pada kondisi freeze and thaw. Emulsi harus tetap stabil tanpa adanya pemisahan pada suhu 45o C atau 50o C selama 60 hingga 90 hari, pada suhu 37o C selama 5 hingga 6 bulan, dan pada suhu kamar selama 12 hingga 18 bulan. Evaluasi ini dapat juga dilakukan dengan menyimpan sediaan pada dua suhu yang berbeda yaitu 4o C dan 40o C selama 6-8 siklus.

Satu siklus terdiri dari penyimpanan selama 48 jam pada suhu 4o C dan 48 jam pada suhu 40o C.