Bagaimana cara menghadapi orang yang marah atau emosi?

marah

Beberapa orang sering mencurahkan isi hatinya saat ia sudah merasa terbeban dengan masalah. Dan terkadang masalah yang ia alami benar-benar kritis dan berat, sehingga ia menangis atau melakukan hal-hal lain untuk melampiaskan emosinya. Bagaimana cara menghadapi orang yang marah atau emosi ?

Menenangkan orang yang sedang marah tentunya membutuhkan kesabaran tinggi. Ketika seseorang sedang marah, kata “tenanglah” mungkin justru akan membuat suasana semakin keruh. Anda dapat menenangkan orang marah dengan mendengarkan orang itu secara aktif dan mengalihkan perhatiannya. Namun, ketika marahnya benar-benar sudah meledak atau tidak dapat diperkirakan waktunya, lebih baik Anda menjauh ketimbang mencoba menenangkan.


Beberapa cara berikut yang dapat dilakukan untuk menenangkan orang emosi :

HINDARI PERTENGKARAN – Ketika seseorang sedang amat marah, ikut-ikutan marah hanya akan memperkeruh suasana. Anda harus tetap tenang agar situasinya tidak memanas menjadi perang argumen. Tentunya bukan berarti Anda harus menekan semua perasaan yang muncul, akan tetapi cobalah untuk tidak terlalu marah.

  • Satu cara agar Anda tetap netral adalah dengan melepaskan ego Anda dan tidak memasukkan semua ujaran lawan bicara ke dalam hati. Respons alamiah Anda terhadap orang yang sedang marah adalah mencoba melindungi diri atau reputasi Anda. Akan tetapi, Anda perlu ingat bahwa orang yang sedang marah tidak dapat diajak berbicara yang masuk akal sampai ia kembali tenang.

HINDARI MENGAMBIL POSISI DEFENSIF – Ketika seseorang sedang marah, Anda akan cepat sekali menyerap emosi negatif itu dan segera mengambil posisi defensif. Saat Anda berkomunikasi dengan seseorang yang sedang marah, sadarilah bahwa kemarahannya kemungkinan besar bukan tentang Anda. Pisahkan perasaan orang itu dari perasaan Anda sendiri, agar Anda dapat tetap bersikap baik terhadap orang itu tanpa merasa sedang diomeli.


TETAPLAH BERADA DI MASA KINI – Orang yang sedang marah cenderung membawa-bawa kembali masalah atau perbincangan yang terjadi di masa lalu, terutama apabila orang itu juga sedang membuat Anda marah. Lawan hal itu dengan tetap menekankan fokus pada masa sekarang dan menyelesaikan masalah yang sedang ada di muka. Jangan sampai Anda terseret bersikap marah terhadap berbagai masalah yang terjadi di masa lalu.

  • Jika topik pembicaraan Anda dan orang itu semakin terseret ke masa lalu, katakan: “Kita bisa bahas itu nanti. Sekarang, saya rasa kita perlu menetapkan fokus pada masalah yang sedang membuatmu marah dan mencari solusinya. Kita selesaikan satu per satu.”

Tanyakan pada Diri Sendiri apakah Kemarahannya dapat Dibenarkan

Terkadang kemarahan itu masuk akal dan akan bijaksana apabila mempertimbangkan perasaan orang lain, secara emosional, selama Anda berinteraksi dengannya. Anda harus bertanya pada diri sendiri mengapa orang itu marah, peran apa yang mungkin Anda mainkan, dan apakah ada hal-hal yang dapat atau harus Anda lakukan untuk menyelesaikan amarahnya. Penting untuk dicatat bahwa seseorang dapat dibenarkan untuk marah. Misalnya, jika saya menumpahkan minuman kepada seseorang di sebuah pesta, sangat masuk akal bahwa mereka akan marah kepada saya. Tanggapan itu benar-benar dibenarkan. Apa yang tidak adil dan tidak dapat diterima adalah jika mereka mengungkapkan kemarahan itu dengan berteriak pada saya, mengumpat saya, atau menjadi agresif secara fisik.

Tetap Tenang (setidaknya tampak dari luar)

Salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan ketika seseorang marah pada kita adalah tetap tenang. Dengan ketenangan Anda, dapat menghindari mereka untuk berteriak, bersumpah, atau meninggikan suaranya. Mungkin Anda tidak dapat merasa tenang dalam situasi tersebut, tetapi kami masih bisa bertindak dengan tenang. Dengan berbicara pelan dan langsung, dan menjaga agar suara Anda tetap tenang dan lembut, Anda cenderung untuk tidak memperburuk situasi.

Orang-orang cenderung untuk mencocokkan volume, kecepatan, dan tinggi nada ketika berbicara satu sama lain, jadi cobalah untuk tidak meningkatkan situasi dengan cara mendorong mereka untuk menurunkan suara mereka.

Hindari untuk Menyerang Karakternya

Cara yang dijamin untuk meningkatkan situasi marah adalah menyerang karakter orang lain. Menghina mereka, atau bahkan mengatakan hal-hal seperti, “Kamu selalu melakukan ini,” cenderung memperburuk keadaan. Sebaliknya, fokuslah pada perilaku atau perasaan yang terjadi pada saat itu. Daripada mengatakan, “Kamu selalu memarahiku ketika kamu marah,” katakan, “Tolong jangan memarahiku.” Daripada berkata, “Kamu sangat tidak sabar,” katakan, "Bisakah kamu bersabar dengan saya.”

Hal yang perlu anda perhatikan adalah Anda tidak ingin orang tersebut merasa Anda serang, karena itu akan membuat mereka cenderung untuk menyerang balik.

Ditengah-tengah kemarahan, bukanlah saat yang terbaik untuk melakukan percakapan.

Tahu Kapan Harus Pergi

Dalam pertengkaran apa pun dengan orang yang terlalu marah, mungkin ada titik dimana Anda harus melepaskan diri dari situasi tersebut. Terdapat banyak alasan mengapa hal ini mungkin menjadi hal yang cerdas untuk dilakukan: Terkadang terdapat situasi dimana tidak mungkin ada resolusi positif. Orang tersebut mungkin sangat marah sehingga percakapan yang sehat dan masuk akal tidak dapat dilakukan.

Jika itu yang sedang terjadi, hal terbaik untuk dilakukan adalah, “Mari kita bicarakan ini nanti ketika kita tenang,” dan lanjutkan. Atau, jika orang tersebut adalah orang asing yang Anda mungkin tidak akan pernah melihatnya lagi, cukup katakan, “Saya minta maaf atas bagian saya dalam hal ini,” dan pergi.