Bagaimana cara mengenalkan permainan tradisional kepada anak di era serba teknologi?

image

Indonesia mempunyai banyak sekali jenis permainan tradisional. Mulai dari yang sederhana hingga yang diiringi dengan musik dan tarian. Kita sudah tak asing dengan beberapa permainan tradisional seperti congklak, masak-masakan, egrang, petak umpet, bola bekel, dan sebagainya. Namun bagaimana dengan generasi muda sekarang? Apakah mereka familiar dengan permainan-permainan tersebut?

Di tengah zaman modern ini, kecanggihan teknologi menggantikan hampir di segala hal. Termasuk kemunculan banyaknya permainan digital yang membuat kecanduan orang yang memainkannya. Tak hanya orang dewasa, anak-anak dengan mudahnya mendapat akses ke teknologi ini. Dampaknya ialah banyak anak yang menghabiskan masa kecilnya di depan layar gadget dan kekurangan waktu bermain di luar bersama teman sebayanya. Oleh karena itu, kita harus mengenalkan anak-anak pada serunya bermain ala tradisional. Bagaimana cara yang efektif dalam menggaet perhatian anak-anak terhadap permainan tradisional?

Ini pertanyaan yang menarik. Permainan tradisional di jaman sekarang memang minim sekali ditemukan, karena adanya pengaruh hp yang membuat generasi menjadi lebih nyaman menunduk (melihat hp). Lalu bagaimana cara memperkenalkannya??

Menurut saya adalah pertama melalui proses bercerita atau story telling. Orang tua menurut saya pasti pernah bermain tradisional dan lebih mengenalinya, sehingga orang tua sebagai orang terdekat diharapkan mereka dapat menceritakan pengalaman menyenangkan saat-saat bermain permainan tradisional dan menunjukkan gambar bentuk maina/mendeskripsikan. Ini akan menjadi salah satu pengalaman/informasi dalam diri seorang individu mengenai permainan tradisional itu sendiri. Dalam teori perkembanga Piaget ada yang disebut dengan proses asimilasi dan akomodasi, proses asimilasi yaitu proses memasukkan pengetahuan baru dari pengalaman yang sudah ada (pengalaman baru tentang mainan tradisional, individu tau ada permainan tradisional tetapi ada tambahan informasi baru tentang macam-macam, bentuk dan cara bermain melalui cerita pengalaman) dan proses akomodasi yaitu individu menyesuaikan informasi baru yang diperoleh dalam skema di lingkungan (infromasi baru ditranformasikan di keadaan nyata, misal dengan melihat/memperhatikan permainan).

Selanjutnya, memperkenalkan melalui prose belajar yang dicontohkan. Dalam psikologi, teori belajar salah satunya adalah belajar melalui proses observasi (observational learning Bandura) artinya seorang individu belajar dari apa yang diamati, dengan melihat model dan meniru dari apa yang dilakukan oleh model. Dikenalkan dengan memberikan contoh, misalnya mengajak untuk membuat mainan tradisional bersama, atau bermain bersama. Pemberian secara terus menerus dalam proses belajar akan menjadi perubahan perilaku yang diharapkan (kenal dengan mainan tradisional).

1 Like

Setuju dengan pendapat @Yana_Anggita_Venanda , mungkin salah satu cara yang bisa dilakukan semua ortu yaitu menceritakan dari mulut ke mulut bagaimana serunya permainan tradisional pada zaman dulu. Selain itu juga kita perlu menunjukkan secara langsung bagaimana bentuk permainan tersebut, mengajak anak untuk bermain permainan tradisional. Biasanya di taman kanak kanak masih mengenalkan permainan tradisional, lagu lagu daerah, sehingga anak tidak asing dengan permainan tradisional tersebut. Tugas orang tua di rumah yaitu memantau anak dalam bermain gadget agar tidak kecanduan dengan permainan online tersebut.

1 Like

Menurut aku di era yang serba teknologi ini, tidak semua orang tua mengizinkan anaknya untuk terus-terusan bermain gadget, atau hanya memberikan sesekali tetapi tetap dalam pengawasan, atau bahkan tidak terlalu memperkenalkan gadget kepada si anak. Sehingga hal tersebut membuat sang anak mengisi kesehariannya dengan melakukan aktivitas lain seperti bermain, membaca buku, belajar, menggambar, mewarnai, dll. Menurut aku hal tersebut baik dilakukan oleh orang tua agar si anak tidak addicted terhadap gadget, karena seperti yang kita ketahui jika anak sudah addicted dengan gadget, maka kesehatan fisik dan mentalnya dapat tergaggu. Dan juga menurutku cara yang dapat dilakukan untuk memperkenalkan anak dengan permainan tradisional adalah dengan memfasilitasinya, seperti halnya dengan bermain klereng, orang tua bisa membelikan si anak kelereng dan memberitahukan tutorial cara bermainnya. Selain itu juga dengan congklak, menurutku masi banyak toko-toko di pasar maupun e-commerce yang menjual congklak, walaupun kebanyakan yang hanya berbahan plastik, ataupun juga dengan permianan karet, dimana orangtua bisa membuatnya sendiri dengan berbahan dasar karet tangan yang dibentuk dan di kepang hingga menjadi tali, dan lain sebagainya.

1 Like

Menurutku, keberadaan permainan tradisional saat ini memang seharusnya sudah berakhir dan tergantikan dengan smartphone smartphone canggih dari berbagai merk. Para raksasa teknologi tersebut sudah mulai melirik anak anak sebagai salah satu target market yang cukup potensial bagi mereka, hal itu dibuktikan dengan adanya salah satu raksasa teknologi yang merilis sebuah gawai yang memang didesain khusus untuk anak anak. Jadi, permainan tradisional sudah tidak relevan lagi dengan era sekarang. Ya, meskipun kita tidak boleh melupakan sejarah bahwa kita sewaktu kecil sering bermain gobak sodor, lopat tali, kelereng, dll. Tidak dapat dipungkiri juga permainan tradisional ada dan hidup berdampingan sejak kita kecil atau bahkan jauh sebelum itu. Namun, bila melihat fakta yang ada, rasanya sudah waktunya bagi permainan tradisional untuk mengakhiri kiprahnya di dunia dan yang tersisa hanya sejarah dan kenangan sewaktu memainkannya.

1 Like