Bagaimana cara mengelola impian di masa depan ?

mengelola impian di masa depan

Dampak dari Penanaman Impian dan Profesi kepada usia dini juga mengurangi kasus “Salah memilih jurusan, salah memulai karir, dan salah merespon kehidupan yang membuat manusia tersesat mengikuti arus yang kurang baik.”

menurut saya Seperti ini istilahnya kaderisasi generasi muda menjadi generasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya, membuat mereka befikir lebih luas dan memberikan pilihan yang banyak dalam hidup. Menjadi generasi yang memiliki taraf hidup lebih baik dari sebelumnya.

Untuk Penanaman Impian dan Profesi sangat penting sekali tetapi menurut @Aryadita proses penanaman tersebut tidak boleh ada unsur Kepentingan khusus dari Sebuah pihak yang mengambil keuntungan pribadi.

Setiap orang memiliki kepentingan dalam hal ini hanya saja dampak dari kepentingan ini untuk sebuah kelompok yang kecil atau untuk semua. Kira-kira solusi yang tepat untuk kasus sebuah Kepentingan ini seperti apa Bapak? dan di telaah dari sisi yang sebelah mana dahulu!

Proses penanaman impian memang sebaiknya bebas dari kepentingan khusus, terutama kepentingan orang lain, termasuk orang tua sekalipun.

Banyak kasus dimana anak-anak pintar tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal dikarenakan “paksaan” orang tua agar mengejar karier atau memilih suatu bidang tertentu.

Saat ini, banyak sekali anggapan-anggapan bahwa keberhasilan dan kesuksesan seseorang hanya dilihat dari besarnya materi yang didapat. Sehingga berdampak pada “pemaksaan” seseorang agar mengejar impian yang dapat menghasilkan uang yang besar, tanpa peduli apakah mereka menyukainya atau tidak.

Permasalahan utamanya adalah, terkadang kita sendiri tidak mengetahui apakah PASSION kita.

Impian harusnya selalu berhubungan dengan passion seseorang. Kesuksesan seseorang adalah apabila dia berhasil menjadi yang terbaik dibidangnya. Tanpa ada passion, saya pikir akan sangat susah mencapai hal tersebut (terbaik).

Kata kuncinya adalah, Sesegeralah menenemukan passion kita, sehingga tidak terjadi lagi perasaan salah jurusan atau bahkan perasaan salah dalam berkarir.

Cerita berikut dapat memberikan gambaran terkait dengan pentingnya mengetahui passion sejak awal, diambil dari intisari-online,

###Kisah tentang dokter yang sedih karena gagal dalam hidup.


Seorang dokter bedah baru saja diangkat menjadi dokter bedah terbaik di negaranya. Ia diakui oleh seantero negara dan juga dijadikan ketua pada perkumpulan dokter bedah satu negaranya.

Untuk merayakan kesuksesan ini, sebuah pesta perayaan yang megah diadakan. Namun, anehnya dokter bedah ini justru bermuka murung. Melihat temannya yang tidak senang itu, seorang dokter bedah lain sahabat karibnya mendekat dan berkata, “Kamu baru saja mendapatkan impian semua dokter bedah di seluruh dunia. Kamu sudah menjadi dokter bedah terbaik dan menjadi ketua organisasi dokter bedah nasional. Apa lagi yang masih membuatmu sedih?”

Tak disangka, dokter ini berkata, “Ini adalah hal yang sama sekali tidak aku inginkan. Aku tidak pernah ingin menjadi dokter bedah sejak kecil dan sekarang aku justru tidak bisa lepas dari ini. Saat ini aku justru sudah gagal menggapai impianku. Aku mungkin akan justru makin sibuk dengan segala urusan pekerjaan sehingga tak bisa lagi melakukan apa yang benar-benar kuinginkan.”

Sang teman ini bertanya lagi, “Memangnya apa yang mau kamu lakukan? Kamu pasti bercanda! Bagaimana mungkin orang yang tidak ingin menjadi dokter bedah justru bisa menjadi pakar? Ayolah, ceria sedikit! Kamu sudah mendapatkan segala penghargaan tertinggi yang bisa didapat oleh seorang dokter bedah!”

Raut wajah sang dokter bedah ini tetap sedih dan ia diam saja. Merasa ikut prihatin, sang teman ini kemudian berkata lagi, “Berbahagialah, temanku. Istrimu bahagia, anak-anakmu bangga, dan semua orang di seluruh negara ini memberikan penghormatan yang besar untukmu.”

“Tapi, aku justru tidak menghormati diriku sendiri. Ini adalah sesuatu yang salah. Sejak kecil aku ingin menjadi seorang penari, namun orangtuaku selalu menentangnya. Aku hanya belajar dengan baik agar bisa memuaskan mereka kemudian kembali menekuni apa yang kusukai. Namun apa yang kudapat? Sekarang aku justru akan terperangkap menjadi dokter bedah selamanya,” ujar dokter ini dengan sangat sedih.

Kali ini, sang teman tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia hanya terdiam saja mengetahui alasan kesedihan sahabatnya itu. Sang dokter kemudian berkata lagi, “Aku mungkin berhasil menjadi dokter bedah terbaik. Namun, aku hanyalah penari yang biasa-biasa saja. Padahal, justru menarilah bidang yang paling aku sukai di seluruh dunia. Aku justru menjadi orang yang biasa di bidang yang paling kusukai. Itulah sebabnya mengapa aku merasa begitu sedih dan gagal sekarang.”

1 Like