Bagaimana cara mengatasi penyakit glaukoma?

Glaukoma adalah penyakit mata dimana tekanan cairan dalam bola mata menjadi terlalu tinggi. Bagaimana cara mengatasi penyakit ini?

Glaukoma bisa ditangani dengan obat tetes mata, obat-obatan yang diminum, pengobatan laser, atau prosedur operasi.

Obat tetes mata
Umumnya obat tetes mata sering menjadi bentuk penanganan pertama untuk glaukoma yang disarankan oleh dokter. Obat tetes ini berguna melancarkan pembuangan cairan mata (aqueous humour) atau mengurangi produksinya.

Beberapa jenis obat tetes mata untuk glaukoma adalah:

  • Alpha-adrenergic agonists. Obat ini berfungsi meningkatkan aliran aqueous humour dan mengurangi produksinya. Efek samping yang mungkin saja terjadi setelah menggunakan alpha-adrenergic agonists adalah pembengkakan, gatal, dan merah pada mata, badan terasa lelah, mulut kering, hipertensi, dan detak jantung tidak teratur. Beberapa contoh obat ini adalah brimonidine dan apraclonidine.
  • Beta-blockers. Obat ini bekerja dengan cara memperlambat produksi aqueous humour guna mengurangi tekanan intraokular pada mata. Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi beta-blockers adalah mata terasa gatal, tersengat, atau panas. Mata juga bisa menjadi kering. Beberapa contoh obat ini adalah timolol, levobunolol hydrochloride, dan betaxolol hydrochloride…
  • Prostaglandin analogue. Obat ini mampu memperlancar pengaliran aqueous humour sehingga tekanan di dalam mata berkurang. Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi prostaglandin analogue adalah sakit, bengkak, dan merah pada mata, mata menjadi sensitif terhadap cahaya, mata menjadi kering, menggelapnya warna mata, pembuluh darah pada bagian putih mata menjadi bengkak, serta sakit kepala. Beberapa contoh obat ini adalah travoprost, bimatoprost, latanoprost, dan tafluprost.
  • Carbonic anhydrase inhibitors. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi produksi aqueous humour sehingga tekanan di dalam mata berkurang. Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi carbonic anhydrase inhibitors adalah iritasi pada mata, mulut terasa pahit dan kering, serta mual. Beberapa contoh obat ini adalah dorzolamide dan brinzolamide.
  • Cholinergic agents atau miotic. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan pengaliran aqueous humour. Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi cholinergic agents atau miotic adalah penglihatan menjadi buram dan pupil mengecil. Salah satu contoh obat ini adalah pilocarpine.
  • Sympathomimetics. Obat ini mampu memperlancar pengaliran aqueous humour sekaligus mengurangi produksinya. Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi sympathomimetics adalah nyeri dan merah pada mata. Salah satu contoh obat ini adalah brimonidine tartrate.

Obat tetes mata tidak boleh digunakan secara sembarangan tanpa resep atau petunjuk penggunaannya dari dokter karena dikhawatirkan bisa berbahaya. Contohnya adalah reaksi obat beta-blockers yang malah memperburuk kondisi orang yang memiliki penyakit jantung dan asma.