Bagaimana cara mengatasi penyakit Apthae Epizootica (AE) pada hewan?

Penyakit Aphthae Epizooticae (AE) atau yang biasa kalian kenal dengan Penyakit Mulut dan Kuku (dalam bahasa Inggris artinya Foot and Mouth Disease/FMD) merupakan salah satu penyakit menular pada hewan ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, babi, domba, rusa dan hewan berkuku genap lainnya seperti gajah, tikus, mencit dan babi hutan.

image

Penyakit Aphthae Epizooticae (AE) atau yang biasa kalian kenal dengan Penyakit Mulut dan Kuku (dalam bahasa Inggris artinya Foot and Mouth Disease/FMD) merupakan salah satu penyakit menular pada hewan ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, babi, domba, rusa dan hewan berkuku genap lainnya seperti gajah, tikus, mencit dan babi hutan.

Penyakit yang disebabkan oleh virus Picorna ini memiliki gejala-gejala, yaitu suhu tubuh meningkat dan akan terlihat jelas pada sapi atau hewan ruminansia lainnya yang masih muda dan biasanya suhu tubuh hewan tersebut akan turun sendirinya setelah terbentuknya lepuh-lepuh.

Lepuh-lepuh tersebut merupakan tonjolan bulat yang berisi cairan imfe pada rongga mulut, bibir sebelah dalam, lidah bagian atas, langit-langit, gusi dan juga pada lekukan kaki hewan.

Pada dasarnya, ada 15 jenis penyakit hewan menular berbahaya yang secara ekonomi sangat merugikan dan dimasukkan ke dalam daftar A oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties).

Salah satu dari kelimabelas penyakit tersebut adalah penyakit AE ini. Walaupun persoalan penyakit AE sampai dengan saat ini dianggap hanya merupakan masalah kesehatan hewan dan tidak menyentuh kesehatan manusia, akan tetapi dampak dari penyakit AE ini menjadi sangat luas mengingat keterkaitannya dengan aspek penting yang mempengaruhi kehidupan manusia yaitu aspek ekonomi dan aspek perdagangan.

Jika kalian memiliki hewan ternak, besar kemungkinannya untuk terkena penyakit ini apabila tidak merawat serta menjaga hewan ternak dengan baik.

Apabila sudah terlanjur terkena penyakit AE ini, berikut merupakan cara-cara untuk mengatasi penyakit AE ini dalam hewan ternak kalian :

  1. Lakukan pemotongan dan pembuangan jaringan tubuh pada hewan yang terinfeksi

  2. Bisa dilakukan sebuah terapi pada kaki yang terinfeksi dengan chloramphenicol atau dapat juga diberikan larutan cuprisulfat.

  3. Dapat juga menginjeksi intravena preparat sulfadimidine juga disinyalir efektif terhadap penyakit Apthae Epizootica (AE) ini

  4. Dapat juga dilakukan dengan cara pemberian Immunoglobulin IV (IGIV) pada pasien imunokompromis atau neonatus atau Extracorporeal membrane oxygenation. 5. Lakukanlah pengobatan simptomatik, yaitu pemberian antiseptik di daerah mulut, analgesik misalnya parasetamol, cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam dan dapat juga pengobatan suportif lainnya (gizi, dll).

Penyakit ini merupakan “self limiting diseases” yaitu dapat sebuah penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu kurang lebih 7-10 hari.

  1. Selama dilakukannya pengobatan terhadap hewan yang terkena penyakit AE itu, hewan tersebut harus dipisahkan dari hewan yang sehat (dikandang karantina terpisah dari kandang hewan sehat)

  2. Hewan yang tidak terinfeksi harus ditempatkan pada lokasi yang kering dan dibiarkan bebas jalan-jalan serta diberi pakan cukup agar dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya sehingga mencegahnya terserang atau bahkan tertular dari penyakit lainnya

  3. Pada kaki hewan ternak yang sehat dapat juga diolesi larutan cuprisulfat 5% setiap hari dalam waktu satu minggu, setelah itu terapi dilakukan selama seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk pencegahan penyakit AE pada ternak sapi.

Referensi:
http://www.ilmuhewan.com/cara-mengatasi-penyakit-apthae-epizootica-ae-pada-hewan-ternak/