Bagaimana Cara Mengatasi Gangguan Obsesif Kompulsif?

gangguan obsesif kompulsif

Perilaku kompulsif membuat pikiran obsesif merasa lega sementara waktu. Apabila terdapat pemicu lagi, maka pikiran obsesif akan muncul kembali dan perilaku kompulsif terulang kembali, begiitu seterusnya. Pada keadaan atau kondisi yang parah perilaku kompulsif ini akan mengganggu aktivitas penderita, dan pikiran penderita akan dipenuhi oleh pemicu yang membuat dirinya dipenuhi oleh rasa cemas tersebut.

Bagaimana caranya?

Cara Mengatasi Gangguan Obsesif Kompulsif
Cara untuk mengatasi gangguan OCD ini bisa dengan mengikuti beberapa cara berikut:

  1. Dapatkan diagnosa dari tenaga profesional
    Ketika Anda merasa memiliki ciri atau gejala mirip OCD janganlah memutuskan sendiri bahwa diri Anda adalah pasien OCD. Diagnosis tidak semata mata ditegakkan hanya dengan sekilas gejala yang timbul, namun memrlukan pengkajian yang lebih dalam lagi dan perlunya bantuan dari ahli kesehatan mental untuk memastikannya. Apabila Anda merasa memiliki perilaku kompulsih dan pikiran obsesif, segera temui tenaga kesehatan atau psikolog untuk melihat seberapa jauh gejala tersebut dan memutuskan diagnosis dan rencana pengobatan. Mintalah saran dari dokter mengenai cara atau apa yang harus Anda lakukan untuk memulai perubahan. Bertanyalah lebih dalam terhadap kondisi kesehatan Anda kaitannya dengan OCD dan hal yang bisa memotivasi Anda.

  2. Pertimbangkan Psikoterapi
    Psikoterapi merupakan salah satu terapi konsultasi dari ahli tentang kecemasan, pikiran obsesif, dan perilaku kompulsif. Psikoterapi dapat membantu Anda mengurangi kecemasan, dan bagaimana mengontrol diri agar perilaku kompulsif tidak muncul terlalu sering. Psikoterapi mungkin tidak bisa membantu menyembuhkan OCD secara keseluruhan, namun dapat membantu penderita mengurangi, dan membuatnya tidak begitu terlihat. Penyembuhan juga bisa terjadi sekitar 10% dari kasus OCD yang ada. Teknik psikoterapi yang digunakan oleh ahli juga berbeda beda dalam menangani pasien OCD. Berikut adalah beberapa terapi yang biasa diterapkan dalam psikoterapi, diantaranya:

  • Psikoterapi dengan exposure therapy
    yaitu menghadapkan pasien dengan kondisi kondisi penyebab kecemasan. Paparan terhadap sitasi dilakukan terus menerus sampai penderita bisa mengendalikan pikiran dan perilakunya sendiri untuk tidak bertindak berlebihan seperti, tidak perlu mencuci tangan setelah memegang kenop pintu atau lainnya. Namun terapi ini, bisa menimbulkan dampak yang sebaliknya. Pada kondisi tertentu dan tingkat kecemasan yang parah, atau padapasien yang tidak bisa diajak kompromi dan rasa kecemasan yang berlebihan tanpa bisa dialihkan, hal ini bisa memperparah kondisi OCD.
  • Psikoterapi lainnya menggunakan imaginal exposure
    yaitu dengan narasi singkat untuk menstimulasi pikiran penderita terhadap suatu situasi penyebab kecemasan. Tujuannya adalah agar penderita mampu belajar mengatasi kecemasan dari suatu situasi dan mengendalikan diri dari pikiran pikiran negatif yang obsesif.
  1. Pertimbangkan untuk mengkonsumsi obat obatan yang diresepkan dokter
    Beberapa obat mampu membantu Anda mengurangi kecemasan berlebih dan meringankan perilaku kompulsif jangka pendek. Jenis obat obatan yang dikonsumsi merupakan jenis anti depresif atau menurunkan rasa cemas yang berlebihan. Obat obatan ini hanya membantu mengurangi gejala yang timbul pada OCD dan bukan menyembuhkan. Sehingga penggunaan obat obatan sebaiknya dibarengi dengan psikoterapi atau konsultasi untuk merubah pola pikir yang berlebihan tersebut. Obat obatan yang biasa disarankan adalah klomipramina, fluvoxamine, fluoxetine, paroxetine, sertraline.

Gangguan obsesif konvulsif atau juga OCD memiliki gejala dan ciri ciri yang bisa dikenali dengan mudah. Namun ada kalanya seseorang dengan OCD juga tidak ingin dikatakan bahwa dirinya mengalami gangguan dan menganggap apa yang dia lakukan selama ini sudah benar dan merupakan bagian dari kepribadian perfeksionisnya. Kepribadian perfeksionis dianggap sebagai hal yang paling baik dan sempurna, sehingga penderita OCD justru merasa baik baik saja dengan perilaku dan pikiran obsesifnya itu.

Gangguan ini bisa dideteksi apabila penderita menyadari bahwa apa yang dia lakukan tidaklah seharusnya. Penderita perlu sesekali menanyakan pada orang orang sekitar bagaimana anggapan mereka terhadap dirinya dan apakah ada yang salah. Apabila ditemukan perilaku yang menyimpang atau berlebihan, segeralah konsultasi ke dokter atau psikolog untuk memperjelasa apakah gejala tersebut merupakan OCD ataukah hanya sikap perfeksionis saja.