Bagaimana cara menerapkan MVP pada website bisnis?

Kebanyakan pebisnis dan pelaku UKM belum memiliki website bisnis.
Ketika mulai menyadari pentingnya website untuk bisnis, masalah selanjutnya muncul: apa saja fitur yang harus dipasang?

Mayoritas pebisnis ingin websitenya diisi dengan banyak fitur yang akhirnya tidak digunakan.
Disinilah pentingnya menentukan versi minimal dari sebuah website bisnis saat pertama kali akan diluncurkan.Bagaimana cara untuk menerapkan mvp pada website bisnis tersebut?

untuk membuat sebuah website untuk bisnis Anda, maka Anda hanya perlu memikirkan tiga hal yaitu :

Halaman utama
Saat website bisnis Anda sudah jadi dan Anda mulai mempromosikan ke teman, saudara atau bahkan customer lama, apa halaman yang harusnya mereka lihat sehingga mereka tahu website Anda tentang apa.

Misal Anda berjualan baju, halaman utamanya ya katalog produk.

Kalau Anda penyedia jasa, maka halaman perkenalan dan penjelasan layanan apa yang Anda jual adalah yang utama.

Atau kalau ingin lebih mudah lagi, halaman blog saja sebenarnya sudah cukup.
Anda bisa mengisi dengan tulisan-tulisan lama yang pernah diposting di media sosial.
Itu saya terapkan waktu website ini pertama kali diluncurkan.

Integrasi dengan sistem analytics
Sesederhana apapun website Anda, harus bisa diintegrasikan dengan tool untuk melacak siapa pengunjung website Anda.
Tool analytics yang paling populer (dan gratis) adalah Google Analytics yang dikoneksikan dengan Google Search Console untuk mengoptimasi website di mesin pencari.

Di website ini saya juga mengkoneksikan dengan Facebook Pixel (untuk keperluan Facebook Ads) dan Google Tag Manager.

Bagaimana pengunjung website menghubungi Anda
Ada dua cara yang umum digunakan oleh pengunjung website untuk menghubungi pemilik website: halaman Contact dan fitur Live chat.

Berdasarkan pengalaman saya, live chat lebih efektif daripada halaman Contact. Apalagi kalau target market dari website Anda adalah orang Indonesia.

Ada beberapa penyedia layanan live chat di website diantaranya yang populer: tawk.to, Intercom, Olark, dan Zopim. Ada yang gratis ada juga yang berbayar.

Tapi kekurangannya, admin website harus login ke web atau aplikasi dari penyedia layanan untuk membalas pesan yang masuk. Jadinya agak ribet.

Saat tulisan ini dibuat, untuk website ini saya memilih untuk menggunakan (Facebook) Messenger yang sudah biasa saya gunakan sehari-hari dan bisa membalas pesan dari HP.

Kenapa bukan Whatsapp?

Kekurangan Whatsapp adalah tidak bisa melakukan chat langsung di website, jadi obrolan tetap terjadi di aplikasi atau web Whatsapp.

Ada beberapa layanan integrasi Messenger dengan website, diantaranya yang saya tahu: Manychat, Chatfuel, dan Botsify. Ketiganya produk dari luar negeri yang tentu saja menggunakan bahasa Inggris.

Ada layanan serupa buatan lokal yang menggunakan bahasa Indonesia, namanya Socilead Messenger. Meskipun berbayar, tapi menurut saya harganya terlalu murah dengan fitur-fitur tambahan yang istimewa, seperti:

membalas komentar calon customer di Facebook page secara otomatis
mengirimkan pesan ke inbox Messenger calon customer yang komentar di Facebook page secara otomatis
menyembunyikan komentar calon customer di iklan Facebook, sehingga kompetitor Anda tidak bisa membajak.