Bagaimana cara mencintai seseorang yang benar dalam Islam?

Cinta menurut pandangan islam bisa dikatakan seperti halnya keimananan, yakni yang sudah diyakini dalam hati, kemudian diucapkan dengan lisan, dan juga sudah dibuktikan dengan perilaku. Lantas bagaimana cara mencintai seseorang yang benar dalam Islam?

Cinta adalah perasaan yang pasti dimiliki setiap manusia. Cinta ini bisa muncul untuk lawan jenis, kepada orang tua, sahabat, saudara, bahkan orang yang tak dikenal. Dan tentunya cinta sejati dalam Islam adalah cinta kepada Allah serta RasulNya. Selain itu, juga cinta kepada malaikat, nabi-nabi, sahabat serta keluarga rasul.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran yang artinya:

“Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah ialah orang-orang yang paling takwa di antara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al-Hujurat:13).

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah Ta’ala menciptakan manusia itu berbeda-beda. Ada laki-laki dan adapula perempuan. Suku serta bangsa pun juga beragam. Tujuan penciptaan semuanya adalah agar kita bisa saling mengenal dan mencintai. Nah, dibawah ini beberapa cara mencintai seseorang menurut islam yang benar. Diantaranya yakni:

1. Mendoakan

Cara mengepresikan cinta menurut Islam kepada seseorang yang belum halal adalah lewat doa. Begitupun untuk keluarga dan teman-teman. Apabila kita mencintai mereka maka sebaiknya didoakan kebaikan terhadap diri mereka. Dengan demikian, Allah Ta’ala pastilah menjaga mereka.

2. Menikah

Apabila kita mencintai lawan jenis yang baik akhlak serta agamanya, maka lebih baik kita menikahinya saja. Dengan begitu perasaan kita diridhoi oleh Allah. Selain itu, menikah juga bagian dari ibadah. Bermesraan dengan pasangan sesudah menikah bisa mendatangkan pahala berlipat ganda. Jatuh cinta dalam Islam tidak boleh diekspresikan lewat pacaran. Larangan berpacaran dalam islam sudah sangat jelas disebutkan dalam dalil-dalil Al-quran, hadist dan pendapat ulama.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Ar-Rum ayat 21)

3. Menunjukkan Sikap yang Baik

Cinta juga harus diwujudkan dengan perbuatan. Apabila kita cinta kepada seseorang (teman atau keluarga) maka sudah seharusnya kita menunjukkan sikap yang baik. Dari sahabat Nu’man bin Basyir, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

“Permisalan kaum mukminin dalam sikap saling mencintai, dan saling kasih sayang mereka sebagaimana satu badan. Apabila satu anggota badan sakit, seluruh anggota badan ikut merasakan, dengan tidak bisa tidur dan demam.” ( HR Muslim).

4. Saling Menolong Dalam Kebaikan

Mencintai juga berarti saling membantu. Apabila ada teman, keluarga atau sanak saudara kesusahan maka sebaiknya ditolong bila kita mampu. Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Maidah:2)

Dalam hadist juga disebutkan:

“Barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya.” (H.R. Muslim dari Abu Hurairah).

5. Menutupi Aibnya

Bentuk cinta selanjutnya adalah lewat menutupi aib saudara. Jika kita mengetahui keburukan orang lain maka janganlah diumbar. Jangan jadikan keburukannya sebagai bahan gosip. Apabila kita mampu menutupi aib orang lain maka Allah Ta’ala juga akan menutupi aib kita.

Dari Abdullah bin Umar r.a bahwasahnya Rasulullah saw. bersabda:

”Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain; oleh karena itu ia tidak boleh menganiaya dan mendiamkannya. Barang siapa memperhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barang siapa membantu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa kesulitannya nanti pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat.” ( HR Bukhari).

6. Menebarkan Senyum

Walaupun tampaknya sepele, namun senyum kita kepada sesama muslim bisa mendatangkan kebahagiaan. Senyum itu menghangatkan perasaan dan dapat mempererat persaudaraan. Namun demikian kepada lawan jenis sebaiknya jangan suka menebarkan senyum manja ya.

Dari Abu Dzar RA., dia berkata bahwasahnya Rasulullah Saw bersabda,

“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

7. Mengucapkan Salam Saat Bertemu

Cara mencintai seseorang menurut islam selanjutnya adalah lewat ucapan salam saat bertemu. Mengucapkan salam tidak hanya mempererat persaudaraan tapi juga mendatangkan rahmat dari Allah Azza wa Jalla.

Dari Abu Huraira ra, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang apabila kalian kerjakan kalian akan saling mencinta? Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim).

8. Bersikap Rendah Hati

Jika memang kita mencintai seseorang maka kita juga harus menjaga hatinya. Caranya dengan tidak bersikap sombong. Melainkan harus tawadhu’. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al-Quran:

“Dan Rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman” (QS Asy Ssuara: 215)

“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (Al Israa’ 37)

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

9. Menghindari Sikap Saling Bermusuhan

Dari Abu Hurairah RA. Dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya”. (HR. Muslim)

10. Memanggil dengan Sebutan yang Baik

Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS.Al-Hujurat:11)

11. Berbicara Baik dan Tidak Menyakiti

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah sosok yang lembut dalam bertutur kata dan sopan sikapnya. Sebagai umat muslim tentunya kita harus meneladani perbuatan rasul. Dalam kehidupan bersosialisasi ataupun berhubungan dengan keluarga sikap kita haruslah lunak. Dengan demikian, orang juga akan senang berada di dekat kita. Sebaliknya jika kita memiliki watak keras maka orang lain pun cenderung menghindar.

“Karena disebabkan rahmat Allah lah engkau dapat bersikap lemah lembut dan lunak kepada mereka. Sekiranya engkau itu adalah seorang yang kaku, keras lagi berhati kasar, tentu mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali ‘Imran: 159)

12. Memaafkan Kesalahan Orang Lain

Memaafkan bukanlah perkara yang mudah. Namun bila kita benar-benar mencintai seseorang maka seharunya kita mampu memaafkannya. Sebagaimana Allah Ta’ala yang senantiasa memaafkan dosa-dosa hamba-Nya.

“Maukah aku ceritakan kepadamu mengenai sesuatu yang membuat Allah memualiakan bangunan dan meninggikan derajatmu? Para sahabat menjawab: tentu. Rasul pun bersabda, ‘Kamu harus bersikap sabar kepada orang yang membencimu, kemudian memaafkan orang yang berbuat dzalim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu dan juga menghubungi orang yang telah memutuskan silaturahmi denganmu.”(HR. Thabrani)

“Tidak halal apabila seorang Muslim menjauhi kawannya lebih dari tiga hari. Apabila telah lewat waktu tiga hari tersebut maka berbicaralah dengannya dan beri salam. Jika ia menjawab salam maka keduanya akan mendapat pahala dan jika ia tidak membalasnya maka sungguhlah dia kembali dengan membawa dosanya, sementara orang yang memberi salah akan keluar dari dosa.”(HR. Muslim)