Bagaimana cara menanggapi orang yang sarkas?

Pasti kita pernah mendengar istilah sarkas. Sarkas merupakan sindiran yang menggunakan kata-kata dengan konotasi kasar untuk menyindir seseorang. Tindakan tersebut dinamakan sarkasme yang merupakan ucapan ironi yang dimaksudkan untuk mengejek dengan mengatakan sesuatu yang berbeda dari yang sebenarnya dimaksudkan oleh si pembicara. Contoh dari kalimat sarkas yaitu ketika seseorang terlalu lambat dalam mengerjakan sesuatu maka orang yang sarkas akan berbicara “bisakah kamu melakukannya lebih lambat lagi?” atau ketika ada yang tidak menarik kemudian orang yang sarkas akan berkata “sangat mengesankan, bisakah kamu melihat kegembiraanku?” terkadang hal tersebut membuat kita bingung dalam menanggapinya

Menurut Youdics, bagaimana cara menanggapi orang yang sarkas? Apakah kamu pernah mendapat sindirian itu?

1 Like

Menurut KBBI, “sarkasme” adalah ungkapan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain; cemoohan atau ejekan kasar. Sarkasme termasuk dalam majas Bahasa Indonesia yang biasanya digunakan untuk menyinggung dan menyindir dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan dengan maksud asli yang ingin disampaikan. Sarkasme ini dapat disampaikan melalui sindiran halus melalui humor, ataupun sindiran kasar yang dapat dilihat dari nada bicara dan ekspresi wajah.

Mengapa orang melakukan sarkasme? Tanggapan sarkastik yang diucapkan untuk merendahkan orang lain biasanya karena ingin menunjukkan bahwa dirinya memiliki power dan posisi lebih tinggi (superior). Padahal perilaku tersebut justru menunjukkan bahwa ia merasa inferior dan tidak merasa dirinya cukup berharga, sehingga berupaya membuktikan power -nya dengan menjatuhkan orang lain. Sarkasme juga dapat bersumber dari keyakinan ‘ketika kamu merasa ‘buruk’, saya merasa ‘lebih baik’.Kondisi ini juga menunjukkan cara komunikasi yang disfungsional.

Tapi sarkasme tidak melulu berarti negatif. Seiring perkembangan pola komunikasi dan hubungan antar manusia, sarkasme ini bisa membawa dampak positif ketika digunakan untuk bercanda, mencairkan suasana dan membangun keakraban. Dengan catatan tidak ada tujuan untuk menyerang atau melukai pihak-pihak tertentu. Dilakukan oleh dua belah pihak yang memiliki hubungan dekat dan ada kesepahaman antar dua belah pihak sehingga tidak menimbulkan sakit hati.

Bagaimana cara menanggapi orang yang sarkas? Saat kita menjadi objek dari celetukan sarkastik, kita bisa mengambil ambil sisi positifnya sebagai bahan untuk koreksi diri: apakah yang disampaikan memang ada benarnya? Adakah kesalahan yang kita perbuat? Kita juga dapat berterus terang menyampaikan perasaan kita yang terluka/tersinggung atas ucapan atau sikapnya. Hal ini perlu dilakukan karena kadang orang yang melakukan sarkasme tidak menyadari bahwa perbuatannya menyakiti dan menyinggung orang lain. Kita bisa menyampaikan perasaan kita dengan cara yang baik, salah satunya menggunakan statement ‘. Contohnya, “Aku merasa sakit hati ketika kamu bilang bahwa aku … ". Selain itu, ketika sarkasme untuk menyerang atau merendahkan kita, kita dapat sesekali merespons untuk mengoreksi bahwa yang disampaikan adalah hal salah. Atau kita bisa sesekali membalas ucapannya untuk menunjukkan bahwa omongan tersebut tidak membuat kita merasa terjatuh/buruk.

1 Like

Sarkas merupakan pernyataan dapat berupa omongan kasar yang sering dimaksudkan untuk menyindir, dan menyinggung seseorang atau sesuatu. Selain itu sarkas juga merupakan ungkapan yang dapat digunakan ketika sedang membicarakan suatu hal yang tidak berjalan sesuai keinginan. Meskipun begitu sebagian orang melakukan sarkas tetapi tidak diperdulikan, karena menurut beberapa orang sarkas dapat dijadikan sebagai candaan, dan begitu juga sebaliknya. Sarkas dapat menyakitkan ataupun menjadi lelucon, dan itu tergantung bagaimana konteks dari orang-orang. Sebagai contohnya ketika kita mengatakan “Aku suka banget berada di toko yang antriannya panjang”, kalimat tersebut merupakan sarkas tetapi tidak ada unsur agresif sehingga tidak menyakitkan siapapun. Begitupun kalau kita mengatakan “Lucu banget ya sampai lupa ketawa” kepada teman kita, kalimat seperti itu dapat menyakitkan karena berunsur agresif, dan kita dapat menanggapi sarkas seperti ini dengan mengintropeksi diri, bisa jadi orang mengatakan sarkas karena tidak nyaman dengan hal yang sedang kita kerjakan.

1 Like

Kalo dari sudut pandangku selaku korban sarkastik pada masanya, cara tepat untuk menanggapi orang sarkas ya dengan cara tetap tenang, menghindar atau attact balik. Dulu aku sering banget ada kumpul-kumpul organisasi, namun sialnya si sarkastik ini juga termasuk orang penting disana, dia merupakan senior. Pada awalnya ya sebagai orang normal, tentuya aku merasa tersinggung, sakit hati dan kehilangan kepercayaan. Namun aku merasa bahwa jika sikapku seperti ini terus, artinya sama saja aku sedang “membenarkan” apa yang dia ucapkan. Jadi setiap ia melontarkan kata sarkas kepadaku, selalu aku attact balik. Hingga ia menyadari bahwa “oh oke, dia sarkas juga anaknya”

Namun, tentunya tidak semua orang memiliki keberanian yang cukup untuk melawannya dengan sarkasme, jadi bagi teman-teman yang membaca ini, jka kalian menapatkan perlakuan sarkas, tetaplah bersikap tenang, karena biasanya orang sarkastik hanya ingin memancing emosi kita, jadi jangan sampai terbawa hal ini dan tetap tenang agar mereka merasa gagal. Bahkan, tetap bersikap ramah saat berpisah dengannya sehingga mereka merasa terabaikan dan hanya angin lalu. Dan kemudian, apabila orang sarkastik tersebut berada di lingkungan kita, yang memungkinkan untuk bertemu beberapa kali, teman-teman bisa mencoba untuk menghindarinya saja untuk menjaga perasaan diri kita sendiri. Karena sejatinya, sarkasme dalah bentuk perundungan atau bullying. Atau bila perlu, sampaikan kritik bahwa kalimat sarkastik adalah hal terakhir yang ingin didengar orang lain. Tidak semua sarkasme adalah hal lucu yang bisa diterima orang yang mendengarnya. Sampaikan kritik dengan tegas, siapa tahu dengan cara ini orang yang kerap berperilaku sarkasme bisa berhenti dan memperbaiki caranya berkomunikasi.

1 Like

Berdasarkan pengalaman ku, sarkastik tidak selalu berhubungan dengan hal buruk. Namun menurutku orang sarkastik cenderung emotionless dalam mengekspresikan sesuatu. Bisa jadi seseorang mengekspresikan humor sarkastiknya, namun pembawaan yang datar selalu menjadikannya serius dalam pembicaraan. Jadi, seseorang bisa saja tidak mengetahui bahwa dia sedang bercanda atau memang sedang serius. Untuk menghindari orang sarkastik ini, sepengalamanku cukup sederhana yaitu tidak menanggapi apa-apa sarkasme itu, dengan begitu segala sarkasme tidak akan berguna dan membuat orang sarkastik terdiam.

2 Likes

Sarkasme terjadi saat seseorang membuat observasi yang tidak bertujuan untuk disalahartikan sebagai kebenaran untuk menarik perhatian orang lain lewat kekonyolannya. Sering kali sarkasme digunakan sebagai alat verbal yang agresif, walaupun bisa terselubung sebagai humor. Sarkasme merupakan cara untuk mencemooh atau menggoda orang lain. Biasanya indikator utama sarkasme adalah nada suara tertentu. Nada suara ini membuat sikap pelakunya sulit untuk diketahui.

Beberapa cara menghadapi sarkasme:

  1. Menghadapi pernyataan dengan santai
  2. Memahami alasan yang mendasari sarkasme
  3. Belajar mengenali sarkasme
1 Like

Menurut saya, kalau sarkas tersebut masih bisa dinalar dan tidak berlebihan mungkin akan biasa saja. Malah bisa dijadikan guyonan semata saja. Berbeda lagi kalau sarkas sudah menyinggung ras dan agama, itu mungkin akan susah untuk di toleransi. Cara pribadi saya untuk menanggapi sarkas dengan mencerna terlebih dahulu dan tidak selalu dimasukkan kedalam hati kita sendiri. Mengambil hal tersebut dari sisi positif terlebih dahulu.

1 Like

Sarkasme sudah menjadi kebiasaan di kehidupan manusia masa kini. Banyaknya sarkasme diakibatkan karena ketidak beraniaannya seseorang untuk mengucapkan hal secara to the point kepada lawan bicaranya sehingga ia menghaluskan bahasanya dengan satire atau sarkasme.
Tentunya ada satire yg baik dan yang buruk. Satire yang baik dapat membangun kita dan memberikan kita masukan yang baik dan layak untuk diperhatikan dan ditanggapin. Sedangkan satire yg buruk cukup didengarkan dan mengabaikannya karena hanya mengganggu pikiran kita.

1 Like

Menurut dari pengertian, Senada dengan Keraf, Waluyo (2002, hlm. 86) berpendapat bahwa sarkasme adalah penggunaan kata-kata yang keras dan kasar untuk menyindir atau mengkritik. Dapat disimpulkan bahwa majas sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan kata-kata keras yang mengandung kepahitan. Sarkasme memiliki tujuan untuk menyakiti perasaan pendengarnya, tidak selalu digunakan untuk mengungkapkan yang sebenarnya hanya bersifat emosional, berlandaskan kekecewaan atau emosi negatif lain terhadap satu hal, pasif agresif. Majas ini dapat melukai perasaan seseorang dengan kepahitan.

Namun sekarang, sarkasme seringkali menjadi metode menyindir dengan konteks lebih lucu, dapat menghibur, dapat meringankan suasana hari, dan menyiratkan kecerdasan karena penggunaannya yang tidak mudah. Ternyata sarcasm bisa digunakan untuk melatih otak daripada penggunaan tanpa menggunakan majas. Sarkasme juga dapat digunakan sebagai katalis peningkat kreativitas, sarkasme meningkatkan kreativitas dengan penggunaan pemikiran abstrak dalam penggunaan nya baik untuk penerima maupun pengirim. bahkan mengekspresikan sarkarme atau menerima sarkasme dari seseorang terpercaya dapat meningkatkan kreativitas kita tanpa menghidupkan konflik.

Saya sendiri termasuk pribadi yang menyukai dan menggemari penggunaan sarkasme, karena saya merasa dengan menggunakan sarkasme lebih membuat kita berpikir dan jatuhnya malah lucu dan tone down kasarnya, berbeda dengan penggunaan kata kasar/sindiran secara langsung. Saya merasa penggunaan sarkasme tidak semerta-merta jelek untuk menggunakannya, apalgi meihat hasil studi yang mengatakan penggunaan sarkasme bagus untuk otak. tapi memang, hal itu tergantung dari pribadi masing-masing.

Sumber

Keraf, Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wicaksono, Andri (2014). [ Pengkajian Prosa Fiksi (edisi revisi) ]
Sleman: Garudhawaca. hlm. 299. [ISBN]
The highest form of intelligence: Sarcasm increases creativity for both expressers and recipients - ScienceDirect

1 Like

Istilah sarkasme atau kalimat sindiran yang dilontarkan oleh seseorang memang terkadang menyakitkan sehingga membuat kita terkadang merasa down atas apa yang mereka ucapkan. Terlebih jika sarkasme tersebut diucapkan oleh seseorang yang memiliki status di atas kita. Namun, berdasarkan pengalamanku pribadi tidak semua sarkasme itu buruk. Sebab akupun pernah mendapat sarkas dari teman-temanku sendiri yang mana hal tersebut dianggap sebagai metode sindiran dengan konteks yang tidak serius dan hanya sebagai bahan candaan sehingga hal tersebut menjadi suatu hiburan. Namun jika sarkasme tersebut diungkapkan secara berlebihan dan terjadi terus menerus, hal tersebut akan berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang.

Seseorang yang terbiasa mengucapkan sarkasme pada orang lain secara tidak langsung akan membuat orang lain merasa tersinggung, kehilangan kepercayaan dan merasa cemas yang berlebih. Namun beberapa penelitian yang dilansir dari Scientific American menyebutkan terdapat bebebrapa manfaat yang diperoleh dari sarkasme, salah satunya adalah meningkatkan kreativitas bagi yang memberi dan penerimanya. Menurut beberapa peneliti yang dilansir dari Quick and Dirty Tips, sarkasme dibalut dengan humor dan Bahasa kiasannya yang tidak terlalu mengancam. Sehingga hal ini membutuhkan lebih banyak upaya kognitif dan pemikiran yang kompleks untuk memahaminya.
Berikut beberapa cara menanggapi orang yang sarkasme.

  1. Jadilah literal dalam menjawab
    Jika seseorang melontarkan sarkasme maka dapat direspon dengan baik hingga mereka dapat menjelaskan apa yang mereka maksud sebenarnya.
  2. Coba untuk abaikan, khususnya ketika kita dilontarkan sarkasme oleh orang yang tidak kita kenal.
  3. Speak up
    Seseorang yang sarkas terkadang secara tidak sadar dilontarkan secara berlebihan dan terus menerus, sehingga alangkah lebih baik jika kita membicarakannya.
Sumber

The Surprising Benefits of Sarcasm - Scientific American
3 Ways to Stay Cool in the Face of Sarcasm | Psychology Today

1 Like

Hmm… menarik, karena sebenarnya salah satu tipikal yang cukup dominan dimiliki oleh karakter orang-orang saat ini yaitu sarkas. Menurut saya sendiri bahkan sarkas tidak hanya menuju pada intonasi yang tinggi, teriak-teriak atau sekedar berkata kasar saja. namun sekarang segala hal yang berbau kejahatan baik berupa kata-kata sudah cukup menjamur di laman komentar media sosial. Hal tersebut juga dapat dikatakan sebuah kejahatan yang mana sekarang juga cukup sulit untuk menemukan siapa tokoh utama yang dikatakan sebagai ‘pelaku’ utamanya, karena sekarang tidak hanya cukup membahas pelaku tetapi hampir semuanya menjadi pemicu, dan itu merupakan hal yang lebih buruk.

Sarkas dapat menyebabkan seseorang terasa sedang dirundung, terganggunya kesehatan mental dan dapat menimbulkan seseorang merasa takut untuk mengekspresikan siapa diri mereka. Lantas, bagaimana pendapat saya dalam menanggapi orang yang sarkas? mungkin ini akan relate untuk kamu yang tipikal manusia yang ga enakan dan males buat speak up. Cara saya dalam menanggapi orang sarkas adalah kenali dulu siapa orang yang sedang kamu hadapi, tenang dan kendalikan dirimu dengan sebaik mungkin, setelah itu upayakan untuk berdamai dengan keadaan lalu ubah mindsetmu bahwa orang yang sedang kamu hadapi adalah hanya manusia biasa, tak perlu takut.

Setelah itu, jika upaya tersebut tidak membuatmu lebih baik dan semakin membuat pikiranmu terserang, maka jika dirasa kamu sedang dirugikan maka ambil sikap dan bicarakan baik-baik. Kemudian, jika dirasa upaya tersebut juga belum juga cukup, coba untuk sharing dengan orang terdekatmu dan orang yang dirasa juga mengenal orang tersebut, setelah itu mintalah solusi dengan mereka. Pastikan jangan termakan emosi dan usahakan untuk tetap mengendalikan dirimu dengan sebaik mungkin yaa.

Seseorang dengan karakter ini menggunakan sarkasme sebagai cara cerdas untuk mengkritik sesuatu atau menunjukkan ironi, tanpa benar-benar menyatakannya.

Sarkasme termasuk ke dalam majas bahasa Indonesia yang digunakan untuk menyindir seseorang dengan kata-kata yang berlawanan dengan maksud asli dari yang disampaikan, atau mengkritik sesuatu tapi dalam bentuk bercandaan.

Sarkastik memiliki arti yang sama dan merupakan kata sifat dari sarkasme.

Sarkasme biasanya digunakan untuk menutupi kemarahan, rasa malu, canggung, iri hati, atau menghindari permusuhan.

Selain itu, seseorang menggunakan nada yang sarkastik untuk menghindari konfrontasi dengan orang lain.

1 Like

Media sosial banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai media eksistensi ataupun untuk mengeluarkan pendapat. Tak jarang, kata-kata yang dilontarkan pun cukup pedas dan bisa menyinggung perasaan orang lain. Perilaku ini dapat disebut sebagai sarkasme. Namun, tidak semua perkataan menyakitkan bisa digolongkan sebagai sarkasme. Dilihat dari etimologinya kata ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata “sark” adalah daging dan “asmos” artinya merobek. Jadi, secara harfiah sarkasme adalah “merobek daging”. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarkasme artinya penggunaan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain yang berupa cemoohan atau ejekan kasar.

Sarkasme adalah salah satu jenis majas yang menggunakan kata-kata tajam untuk menyakiti perasaan orang lain. Sarkasme sendiri bisa berupa kata-kata pedas, ejekan, atau cemooh terhadap orang lain. Sayangnya, banyak orang yang menggunakan kata-kata sarkastik karena dirinya merasa superior atau lebih hebat dari orang yang disindirnya. Di dalam sarkasme sendiri, Moms dan Dads bisa mengatakan kebalikan dari apa yang dimaksud (ironi verbal) dan melakukannya dengan nada yang mengejek. Biasanya hal ini sering ditemui pada komentar-komentar di media sosial. Netizen Indonesia sering menggunakan kalimat sarkastik untuk mengkritik seseorang, peristiwa, aturan, produk, bahkan kebijakan pemerintah yang sedang berlaku. Berikut adalah beberapa tips yang dapat digunakan untuk menghadapi orang dengan sikap sarkase :
Bedakan sarkasme yang lucu dan menyakitkan.
Jangan hiraukan pernyataan yang sarkastis.
Koreksi apa yang dikatakan orang tersebut.
Sadarilah bahwa mungkin Anda memiliki selera humor yang berbeda.