Bagaimana cara memantau kesejahteraan janin ?

Janin (fetus) adalah mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan sebelum kelahiran. Dalam bahasa Latin, fetus secara harfiah dapat diartikan “berisi bibit muda, mengandung”. Pada manusia, janin berkembang pada akhir minggu kedelapan kehamilan, sewaktu struktur utama dan sistem organ terbentuk, hingga kelahiran. Janin disebut juga Calon Bayi.

Bagaimana cara memantau kesejahteraan janin ?

Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan tenaga kesehatan maupun ibu hamil sendiri. Bidan sangat penting untuk mengajarkan kepada ibu bagaimana caranya memantau kesejahteraan janinnya karena bidan atau tenaga kesehatan tidak dapat selalu memantau kesejahteraan janin setiap saat. Supaya janin segera diketahui jika ada tanda – tanda bahaya maka ibu hamil harus melakukan pemantauan janinnya setiap hari.

1. Memantau kesejahteraan janin oleh tenaga kesehatan.

  • USG dilakukan oleh dokter untuk menentukan usia gestasi, pemantauan keadaan janin, pemeriksaan panjang kepala – bokong janin (CRL : Crown – Rumplength).

  • Menghitung denyut jantung janin (djj) dengan menggunakan stetoscope monocular atau stetoscope leanec , bisa juga dengan Dopller biasanya dilakukan oleh bidan dengan cara : tempelkan stetoscope / dopller pada perut ibu bagian punctum maximum, bedakan djj dengan denyut nadi ibu dengan cara meraba nadi pada pergelangan tangan ibu, kemudian hitung denyut jantung janin satu menit penuh.

  • Non Stres Test (NST) / Uji NonStres . Indikasi NST :

    1. Diduga terdapat IUGR
    2. Riwayat IUGR pada kehamilan terdahulu
    3. DM
    4. Hipertensi
    5. Gestasi multiple
    6. Ologohidramnion
    7. Melewati HPL
    8. PROM (Premature rupture of membranes) / ketuban pecah dini
    9. Penurunan gerakan janin
    10. Riwayat lahir mati
  • Prosedur Uji Nonstres (NST).

    1. Tempatkan pasien pada posisi miring ( kiri atau kanan)
    2. Awali pemantauan janin elektronik eksternal (FHR dan kontraksi)
    3. Identifikasi batas FHR (Fetal Heart Rate) minimal 3 menit.
    4. Lanjutkan pemantauan sampai minimal 20 menit

2. Memantau kesejahteraan janin oleh ibu hamil.

Dengan menghitung gerakan janin (FMC: Fetal Movement Counting). Metode sederhana FMC:

  1. Minta ibu untuk meletakkan 10 uang logam dalam mangkok
  2. Ambil satu uang logam setiap kali janin bergerak
  3. Apabila tidak seluruh uang logam ibu ambil dalam waktu dua jam, maka ibu hamil supaya segera periksa ke bidan atau dokter.

FMC yang dilakukan ibu hamil sehari-hari bisa berbeda-beda. Tanyakan pada ibu hamil untuk menentukan satu waktu dalam sehari ketika janin biasanya aktif dan ibu hamil mempunyai waktu untuk fokus pada pergerakan janin. Misalnya pada jam 8 pagi ketika ibu setelah makan pagi maka biasanya gerakan janin aktif dan ibu bisa istirahat sambil membaca koran sehingga bisa fokus memperhatikan gerakan janin. Setiap hari pada saat yang sama yaitu jam 8 pagi, mulai hitunglah gerakan janin dan catat pada buku kecil berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi 10 gerakan janin. Jika suatu saat untuk mencapai 10 gerakan janin memerlukan waktu yang lebih lama dari biasanya atau tidak terjadi gerakan maka ibu hamil segra periksa ke bidan atau dokter.

KUNJUNGAN RUTIN

Selama kehamilan waktu yang tersisa setelah pemeriksaan pertama, ibu hamil diharapkan datang periksa ke klinik atau fasilitas kesehatan. Jadwal pemeriksaan kehamilan diatur seperti; pada saat usia kehamilan 28 minggu, pemeriksaan dilakukan 4 minggu sekali; setelah memasuki usia kehamilan 28 minggu sampai 36 minggu, pemeriksaan 2 minggu sekali; dan setelah usia kehamilan 36 minggu sampai melahirkan pemeriksaan semakin intensif yaitu satu minggu sekali. Apabila terdapat komplikasi, kelainan maka diharapkan segera datang periksa dan tidak menunggu jadual pemeriksaan berikutnya.

Tabel Jadwal kunjungan ibu hamil
image
(Sumber: WHO, 2013).

Hal – hal yang perlu dilakukan pada kunjungan ulang adalah :

1. Riwayat kehamilan sekarang meliputi :

  • Menanyakan bagaimana perasaan klien sejak kunjungan terakhirnya
  • Menanyakan apakah klien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran sejak kunjungan terakhirnya
  • Menanyakan tentang gerakan janin dalam 24 jam terakhir
  • Menanyakan apakah ada masalah atau tanda – tanda bahaya yangmungkin dialami klien sejak kunjungan terakhir
  • Menanyakan apakah ada keluhan yang biasa dialami sejak hamil
  • Menanyakan kepada ibu mengenai status nutrisi, suplemen zat besi dan immunisasi Tetanus Toxoid (TT).

2. Pendekatan umum untuk pemeriksaan meliputi:

  • Mengamati penampilan klien, suasana emosi dan sikap tubuh selama pemeriksaan
  • Menjelaskan semua prosedur pemeriksaan
  • Melanjutkan pertanyaan yang perlu diklarifikasi sambil melakukan pemeriksaan

3. Tes laboratorium dan tanda bahaya meliputi :

  • Meminta klien BAK untuk pemeriksaan proteinuria dan Urine Glukose kalau perlu
  • Mengukur tekanan darah

4. Pemeriksaan fisik meliputi :

  • Mengukur tinggi fundus uteri dengan tangan kalau usia kehamilan > 12 minggu, atau dengan pita ukuran kalau usia kehamilan > 22 minggu
  • Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda kalau usia kehamilan > 28 minggu
  • Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala janin kalau usia kehamilan > 36 minggu
  • Menghitung djj dengan fetoscope kalau usia kehamilan > 18 minggu

Penyuluhan dan persiapan persalinan / kesiagaan komplikasi meliputi :

  • Menjelaskan kepada ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami.
  • Sesuai dengan usia kehamilan, ajarkan kepada ibu mengenai pemberian ASI, KB, latihan (exercise) olah raga ringan, istirahat, nutrisi dan pertumbuhan janin
  • Mendiskusikan tentang rencana persiapan kelahiran/kegawat daruratan.
  • Mengajari ibu mengenai tanda – tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda – tanda bahaya.
  • Jadwalkan kunjungan ulang berikutnya
  • Mendokumentasikan hasil kunjungan pada catatan SOAP