Penilaian Dan Pemilihan Sapi Perah
Acara pemilihan dan kontes ternak sapi perah merupakan salah satu cara untuk melakukan seleksi pada sapi atau ternak perah yang baik berdasarkan penampakan bentuk tubuh (Body Conformation) dari luar dan sesuai untuk produksi daging atau susu. Selain itu juga dapat menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan yang dilakukan oleh peternak sapi perah sudah baik atau belum.
Sapi perah yang mempunyai nilai tinggi dalam kontes tersebut belum tentu mempunyai nilai genetik yang tinggi bila tidak disertai dengan recording yang baik. Hasil seleksi secara eksterior dan didukung oleh data recording yang baik dapat digunakan untuk menentukan apakah ternak tersebut layak untuk dijadikan bibit atau tidak. Tipe fungsional dapat diartikan sebagai bentuk tubuh yang pantas untuk tipe perah dan mudahnya manajemen pada kandang free stall atau stanchion barn housing yang nantinya akan diperoleh umur sapi prah yang panjang dan menghasilkan produksi susu yang tinggi. Tipe kekuatan ambing menggantung, kuku dan kaki serta ukuran tubuh mempunyai hubungan yang positif dengan lamanya hidup dan besarnya life time production.
Seleksi sapi perah yang menggunakan parameter penampakan dari luar menurut Hartman (1990) yaitu “Liniear Classification”. Klasifikasi linear merupakan suatu alat pembantu untuk merencanakan peternakan sapi perah, karena sebagian besar tipe fungsional digunakan untuk meramalkan produksi sapi perah yang bersangkutan. Sapi perah betina merupakan tipe fungsional dalam menghasilkan sejumlah besar produksi susu dari beberapa periode sapi laktasi.
Bagian – bagian dari sapi perah
Hal yang pertama kali dilakukan untuk belajar tentang sapi perah adalah mempelajari nama – nama bagian sapi perah. Lihat bagan sapi di bawah ini secara seksama :
Ada 5 kategori utama yang ditentukan :
Frame | 15 % |
Dairy Character | 20 % |
Body Capacity | 10 % |
Feet and Leg | 15 % |
Udder | 40 % |
-
Frame 15 %
Frame meliputi penilaian pada rump, stature, front end dan back.- Rump termasuk hip (hook), thruls dan pins. Rump yang ideal adalah panjang, luas dan rata. Oleh karena itu rump merupakan framework untuk ambing.
- Thruls harus luas dan terletak di antara hip dan pin dan di tengah. Letak dari thruls menentukan struktur kaki belakang, sehingga hal ini merupakan bagian penting untuk diamati. Pins harus tinggi dan luas.
- Stature dinilai melalui tinggi dan panjang tulang kaki. Hewan yang lebih tinggi biasanya ambingnya lebih tinggi dan cenderung sebagai sapi yang besar dengan kapasitas makan yang banyak. Kapasitas makan yang lebih banyak mensuplai nutrisi untuk produksi susu lebih banyak sehingga produksi susu banyak.
- Front end terdiri dari dada yang dalam dan luas, dengan shoulder yang merata dengan body wall. Shoulder yang rata dengan body wall akan menyebabkan sapi tampak harmoni, style dan balanced.
NB : Rump, Stature, dan Front end adalah aspek pertimbangan utama pada evaluasi bagian frame. Breed characteristic untuk Holstein kepalanya harus feminim, moncongnya lebar, lubang hidungnya terbuka lebar dan mempunyai rahang yang kuat.
-
Dairy Character 20 %
Dairy character ditentukan dengan bukti seekor sapi perah dapat memproduksi banyak susu. Dairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak kasar dan secara keseluruhan bersih. Yang penting kaitannya penilaian dalam penilaian dairy character adalah ribs, thighs, withers, dan chine. -
Body Capacity 10 %
Body capacity biasanya dihubungkan dengan kemampuan ternak untuk dapat makan dengan banyak yang digunakan untuk memperoleh nutrisi untuk memproduksi susu yang banyak. Body capacity penilaian terhadap panjang dan dalam dari tubuh ternak. Body capacity yang baik biasanya ditandai dengan kapasitas, kekuatan dan tenaga. Body capacity diekspresikan dalam terminologi panjang, luas dan dalam bagian barrel. Seekor ternak seharusnya memiliki chest yang lebar, dengan ribs yang menghadap ke arah udder dan baik serta dalam. -
Feet and Legs 15 %
Pada feet dan legs yang penting dalam kategori penilaian adalah feet, rear legs (rear dan side view), hocks dan pasterns. Kaki yang ideal adalah toe yang pendek dan heel yang dalam dan pendek, pastern yang kuat. Rear legs seharusnya renggang dan lurus dengan model hock yang moderat. Kaki yang sempurna ketika berjalan adalah lurus ke atas ketika dilihat dari bagian belakang. Hock yang ideal adalah flat dan bersih, tidak bengkak. -
Udder 40 %
Udder adalah bagian penting dari seekor sapi perah. Sapi perah adalah penghasil susu maka perlu ditekankan pada sistem mamary. Jika melihat performa jangka panjang, maka pemilihan ditekankan pada produksi yang tinggi yaitu udder harus benar – benar kuat, memiliki ukuran serta kapasitas yang layak, dan seimbang.Fore udder seharusnya tidak terlalu besar, menempel secara kuat dan sesuai dengan
ukuran tubuh. Fore udder seharusnya tidak sama luasnya saat berkembang dan seimbang dengan rear udder. Udder harus sedikit bergerak saat sapi berjalan.Perlekatan rear udder harus tinggi, luas, halus dan dalam. Bagian rear harus sama besar dan sama lebar dari atas sampai bawah. Ligamen median dan lateral adalah pendukung utama dari udder. Ligamen median terletak membelah dua udder, dan ligamen lateral terletak di samping udder. Teat harus sama ukurannya dan bentuknya dan panjangnya 1,5 sampai 2,5 inch. Teat harus terletak di ujung bawah udder.
Klasifikasi dari “National Holstein Fresian Association” akan membantu suatu farm dan mengevaluasi setiap sapi betina melalui 15 tipe fungsional sapi seperti:
- Stature (tinggi badan)
- Strength (kekuatan)
- Body depth (kedalaman badan)
- Rump angel (sudut pantat)
- Rump length (panjang pantat)
- Hip width (daerah pinggul)
- Rear legs side view (kedudukan kaki belakang)
- Foot angel (sudut teracak)
- Fore udder attachment (pelekatan ambing depan)
- Rear udder hight (tinggi ambing belakang)
- Rear udder width (lebar ambing belakang)
- Udder clift (celah ambing)
- Udder depth ( kedalaman ambing)
- Teat placement (letak puting)