Bagaimana cara melakukan analisis konsentrat mineral berat dari sedimen?

Konsentrat mineral berat yang diperoleh, dianalisis unsur jejaknya untuk mengetahui mineral asalnya. Contohnya pirit dipisahkan dari sedimen sungai dan dianalisis Cu-nya. Pirit yang berasal dari endapan Cu dapat mengandung 1100– 1700 ppm Cu, pirit dari endapan Au mengandung 40–480 ppm Cu, dan pirit dari batubara menandung 100 -120 ppm Cu.

Jumlah conto sari dulang dikumpulkan sebanyak 20-40% dari jumlah conto endapan sungai dan sebelum pengambilan conto, dilakukan pengaturan agar kerapatannya terjaga keseragamannya.

  1. Tempat
    Idealnya conto sari dulang dikumpulkan dari tempat dengan energi tinggi, pada bagian sungai berarus deras.

  2. Siapkan dulang dan saringan
    Perlu diperhatikan dulang dan saringan harus dalam keadaan bersih. Saringan yang digunakan mempunyai diameter lubang 2 mm, bebas dari kotoran. Saringan digunakan untuk memisahkan batuan dan sampah. Letakkan saringan di atas dulang pada tempat yang stabil dan tidak terganggu arus.

  3. Penyekopan endapan
    Pengumpulan endapan mirip dengan cara pengumpulan endapan sungai, hanya saja hilangnya fraksi halus tidak menjadi masalah.

  4. Penyaringan
    Penyaringan dengan menggunakan air sampai dulang penuh (sekitar 5 kg). Fraksi lebih besar 2 mm dibuang ke arah hilir.

  5. Pencucian dan pendulangan
    Pendulangan lebih mudah apabila fraksi halus dihilangkan terlebih dahulu. Penghilangan fraksi halus dilakukan dengan cara memutar endapan di dulang pada arus yang lemah. Setelah air berlumpur sudah tidak ada, pendulangan sudah bisa dilaku-kan. Pendulangan dilakukan sampai terkumpul sekitar 50 gr mineral berat. Apabila hasil pen-dulangan belum mencapai 50 gr, dua tiga kali pendulangan bisa dilakukan sampai terkumpul mineral berat yang mencukupi.

  6. Pembungkusan
    Mineral berat diamati menggunakan kaca pembesar kemudian dimasukkan ke dalam plastik kantong conto dan diberi nomor.

Pengambilan conto sedimen sungai aktif fraksi halus banyak digunakan di daerah yang drainagenya cukup besar dan mengalami erosi aktif. Kerapatan contoh ditentukan oleh kerapatan drainage, namun secara kasar kerapatan contoh dapat diambil satu per 2 –10 km2untuk survei regional, kerapatan contoh satu per 0,5 – 2 km2 digunakan untuk penyontoan pendahuluan yang lebih rinci.

**Survei sedimen sungai aktif harus dilakukan pada sungai kecil, sedangkan sungai yang besar dengan catchment area yang luas tidak sesuai untuk penyontoan.**Interval penyontoan tergantung pada keperluan. Teknik yang dilakukan umumnya sebagai berikut :

  • Mengambil conto dari muatan dasar sungai yang bergerak.

  • Menganalisis fraksi ukuran tertentu (umumnya fraksi pasir halus dan silt atau fraksi mineral berat).

Deskripsi lapangan perlu dilakukan pada tiap lokasi contoh Informasi harus mencakup: material organik, sifat sungai dan endapannya, kehadiran singkapan, apakah dijumpai endapan besi oksida atau mangan oksida sekunder. Pengukuran pH air sungai akan sangat berguna.

Langkah pertama penyajian hasil survei drainage adalah mengeplot semua sungai yang ada di daerah penyelidikan dan mengeplot nomor contoh dan nilainya.Setelah dilakukan pengolahan data secara statistik dapat dilakukan pemilihan background dan threshold. Lokasi contoh dapat ditandai dengan titik hitam, yang ukurannya menunjukkan kandungan logamnya atau dengan menebalkan sungai yang kandungannya logamnya lebih tinggi.

Dalam eksplorasi mineral, data sedimen sungai aktif biasanya tidak harus disajikan dalam bentuk peta kontur, tetapi dalam survei regional bentuk peta kontur lebih praktis untuk melihat kecenderungan geologi regional, kemungkinan daerah mineralisasi dan mendala geokimia.

Pekerjaan lanjut (follow-up work) biasa dilakukan dengan interval contoh yang lebih rapat. Jika pada survei pendahuluan kerapatan conto cukup tinggi, maka survei dapat dilanjutkan dengan pengambilan contoh tanah. Sebagai tahap awal dari survei tanah detil dapat dilakukan penyontoan tebing sungai dari kedua tepi sungai yang menunjukkan anomali, sehingga dapat terlihat arah asal dari anomali. Jika singkapannya bagus, pemetaan geologi dan prospeksi mungkin sudah cukup untuk melokalisasi sumber unsur anomali, namun umumnya memerlukan survei tanah.

1 Like