Bagaimana Cara Kamu Menanggapi Kritik yang Diberikan Orang Lain?

Saya pribadi ketika ada orang mengkritik saya dengan cara yang sopan atau masih dalam batas wajar itu masih bisa saya terima. Ya meskipun tidak semua kritikan bisa wajar dan sopan cara menyampaikan. Namun yang bisa mengontrol itu semua ya diri kita sendiri. Kita menyikapi secara emosi dan kepala panas akan menjadikan kita semakin marah bukan digunakan untuk acuan. Lebih baik kita belajar menerima sebuah kritikan. Karna kritikan juga bisa membantu kita belajar menjadi lebih baik kedepannya.

Menerima kritikan yang diberikan oleh orang lain itu perlu, karena sebuah kritikan dari orang lain bisa membangun kita menjadi pribadi yang lebih baik. Tapi jangan juga kita menerima semua kritikan dari orang lain, karena ketika kita menerima semua kritikan orang lain malah itu bisa menjadi sebuah kesalahan yang dapat mengganggu kesehatan tubuh dan mental kita. Jadi bisa menerima kritik dalam batas wajar. Lalu menurut ku ketika kita ingin mengkritik seseorang jangan lupakan etika yang ada, jika ingin mengkritik secara blak-blakan pikirkan lagi perasaan dari orang yang akan di kritik. Jadi lebih baik berpikir dulu sebelum mengkritik orang secara blak-blakan, ini sebagai cara untuk mengurangi terjadi nya kesalahpahaman yang berujung pertengkaran.

Bisa dibilang, aku sangat terbiasa dikasih kritik, khususnya kritik dari orangtua ku sendiri. Tiap manusia mempunyai cara berbeda untuk mengemukakan pendapat, kritik, dan saran untuk orang di sekitarnya. Walau dengan tujuan yang sama, yaitu untuk membangun.

Ada banyak orang yang mengemukakan kritik mereka dengan cara yang bisa dibilang menyebalkan, sehingga kita kesal duluan, tapi alangkah baiknya jika, sebelum kita merespons kritik, biarkan orang itu menyelesaikan apa yang sedang dikatakan. Jika tidak, maka kita akan terlihat sangat gelisah dan defensif. Tentunya hal tersebut sangat merugikan diri sendiri. Dengan mendengarkan pendapat orang lain, kita jadi memiliki waktu berpikir untuk menimbang hal yang mungkin memang menjadi kesalahan. Mendengarkan juga menunjukkan sikap profesional, karena kita menghargai pendapat orang lain meskipun terkadang membuat kesal.

Sering kali kita tidak bisa menerima kritikan karena terlanjur berpikiran negatif, apalagi jika berpikir kalau kita tidak salah. Ya, beberapa dari kita mungkin menganggap kritik sebagai hambatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, bisa saja kritikan tersebut dapat mengeluarkan sisi terbaik dari diri kita yang selama ini masih terpendam. Ingatlah, biasanya kritik yang membangun berasal dari orang-orang yang benar-benar peduli dengan kita. Namun, kita tidak harus selalu diam, kok jika di kritik. Bila hasil pertimbangan Anda ternyata ada kebenaran yang harus disampaikan, jangan ragu untuk menyampaikannya. Jadi, kesalahpahaman lebih lanjut bisa dihindari.

Menanggapi kritik memang sulit, tetapi belajar menanggapi kritik akan menjadi keterampilan paling penting yang harus kita miliki. Jika kita terbuka dengan segala feedback, kita juga akan mengembangkan komunikasi dalam hubungan dengan pasangan atau rekan kerja. Untuk menghadapi kritik, berikut beberapa cara cerdas yang bisa dilakukan :

Jangan menganggapnya serangan pribadi

Setiap orang akan menghadapi kritik yang kadang-kadang bersifat subyektif. Oleh karena itu, bersikaplah tenang saat dikritik, tak perlu menganggapnya sebagai serangan pribadi. Riset perilaku menunjukkan, reaksi emosional terhadap kritik selalu dianggap negatif, entah kritik tersebut benar atau tidak. Menurut dr weisenger, hal ini terjadi karena kita adalah makhluk emosional yang dijerat oleh lingkungannya untuk berpikir negatif terhadap kritik. Kepercayaan diri selalu dianggap baik, dan kerja keras saja seharusnya membuat kita maju. Pemikiran ini membuat kita menolak untuk berubah.

Pikirkan secara positif

Jika kita selalu memkitang kritik sebagai sesuatu yang negatif, dan langsung tersinggung, kecewa, atau bertahan dengan argumentasi kita, kita akan menjadi orang yang kalah. Mulailah berpikir tentang kritik itu secara positif. Misalnya, kritik itu memang kita butuhkan karena kritik sering kali memberikan ide-ide baru yang tidak terduga. Suatu pendekatan baru tentang sebuah masalah sangat diperlukan untuk menemukan jalan keluar, terutama dalam bisnis. Perusahaan yang mau mempertimbangkan opini karyawan akan bereaksi lebih cepat dan lebih fleksibel untuk berubah dan menjadi sukses. Kritik juga mengurangi kecenderungan orang untuk selalu merasa benar. Pikiran yang positif juga membantu kita mempraktikkan sikap tenang. Bila reaksi kita emosional, hal itu hanya akan menguras energi.

Bongkar kritik tersebut

Caranya dengan mengambil empat langkah: dengarkan baik-baik, cari penjelasannya, temukan maksudnya, dan cari tahu kebenarannya. Saat mendengarkan, tak perlu membantah atau menyangkal. Memahami kritik tersebut membuat kita menganalisis diri sendiri. Minta penjelasan dari pemberi kritik dengan melontarkan pertanyaan yang ditujukan untuk mengubah komentar yang terkesan mengeneralisasi menjadi spesifik, misalnya kita dibilang tidak tegas. Tanyakan, perilaku mana yang membuatnya berpikir kita tidak tegas. Mengapa ia menganggap kita malas, misalnya, apakah hal itu sebuah serangan atau kritik membangun? Terakhir, temukan bagian mana dari kritik yang akan membantu kita berkembang. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

Pahami kritik tersebut

Kita perlu memahami mengapa kita menerima kritik. Siapa yang memberikan kritik tersebut, apakah ia cukup qualified? Apakah mereka cukup berpendidikan dan berpengalaman untuk membuat argumentasi semacam itu? Jika ya, maka dengarkan kritik tersebut dengan serius. Bila tidak, tetap pertimbangkan dengan berfokus pada hal yang spesifik. Meskipun tidak memenuhi syarat, orang masih bisa membuat penilaian dengan baik. Tentukan juga apa motif di balik kritik tersebut. Apakah motifnya baik (karena kepedulian), atau buruk (karena iri hati atau kekanak-kanakan)? Bila motifnya kurang baik, keluarlah dari situasi tersebut.

Saya pribadi cenderung mendengarkan dan menerima semua masukan dan kritikan yang diberikan kepada saya, tidak masalah antara yang sopan maupun sedikit blak-blakan. Saya menganggap bahwa semua orang yang memberi masukan dan kritikan kepada saya merupakan orang yang peduli dan mau saya berkembang menjadi lebih baik. Soal cara mengkritik, saya selalu menanamkan dalam diri bahwa hal tersebut merupakan bagian dari karakter atau watak orang yang mengkritik saya, ada yang mengkritik secara tidak langsung dengan sindiran atau mengkritik dengan blak-blakan, sehingga saya tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Saya selalu berusaha melihat bahwa intensi dari orang yang memberi kritikan tersebut adalah baik.

Menghadapi kritik adalah tetap santai. Jika Anda cenderung menjadi marah atau defensif saat menghadapi kritik, kemungkinan besar Anda tidak dapat mendengarkan dan memahami apa yang dikatakan. Semakin emosional kita, semakin terbatas pemikiran kita, dan semakin dipertanyakan reaksi kita. Cobalah mengambil beberapa napas dalam-dalam dan berhenti sejenak sebelum merespons. Jika kemarahan atau emosi Anda tidak mereda, mungkin akan membantu untuk meluangkan waktu sampai Anda dapat mendekati segala sesuatunya dengan lebih tenang. Tanyakan apakah Anda dapat menjadwal ulang percakapan untuk lain waktu.

hal pertama yang saya lakukan adalah mencoba melihat kritikan tersebut dari sudut pandang yang berbeda. saya akan melihat dulu, karakter yang bagaiamana dari seseorang yang mengkritik saya tersebut. jadi apabila ia menyampaikan kritik yang kurang membangun dan dengan kalimat yang tidak sopan, maka saya tidak perlu menghiraukan omongan tersebut.

Bagaimana cara saya menanggapi kritik dari orang lain? Tahap pertama yang saya lakukan adalah mendengarkan kritik yang disampaikan. Lalu saya akan memilah, apakah kritik tersebut bisa membantu saya untuk menjadi lebih baik atau tidak. Terkadang kritik yang saya terima hanya berupa ucapan pedas tanpa adanya pertimbangan atau saran solusi atas apa yang saya lakukan. Nah, kalau tipe kritik seperti itu, saya memilih untuk hanya diam mendengarkan pendapat orang tersebut hingga ia lelah berbicara. Namun jika kritik tersebut disampaikan secara sopan dengan alasan yang transparan dan solusi yang jelas, maka saya akan mendengarkan dan bertanya lebih lanjut tentang jalan keluar yang orang tersebut miliki.

menurut saya tentu saja kita harus membedakan terlebih dahulu mana kritik yang membangun dan mana yang tidak, karena tidak semua kritik yang diberikan itu bersifat membangun. Ada kalanya orang hanya memberikan komentar karena tidak suka kepada apa yang kita lakukan dan melabeli itu sebagai kritik. Membedakan kritik yang membangun dan tidak adalah suatu hal yang sangat penting bagi saya, terlepas dari kritik yang disampaikan itu blak blakan atau tidak pasti jika kita mampu berpikir secara objektif kita bisa membedakan kritik yang membangun maupun tidak tersebut.

Aku sendiri orang yang terbuka akan kritik, entah itu bagaimana penyampaiannya mereka asal itu baik aku akan ambil dan terima kritik mereka, apabila buruk atau negatif aku akan buang jauh-jauh. Karena menurutku kritik dan saran tidak sepenuhnya dapat membangun, banyak orang yang memberi kritik namun sebenarnya hanya berniat menjatuhkan tanpa membangun dan mereka hanya berlindung “kan aku memberi saran/kritik biar kamu ke depannya lebih baik”. Jadi intinya seterbuka apapun orang terhadap suatu kritik atau saran sebaiknya juga harus pandai memfilter mana kritik atau saran yang dapat membangun mereka

Saya sendiri sangat senang menerima kritik. Karena seringkali itu merupakan hal yang sering kita lewatkan, bahkan secara tidak langsung pikiran kita menolak untuk memperhatikan tersebut.

Misalkan “Oke fine, kerjaanku udah bagus, gaada yang salah”. Padahal jika diperiksa lagi terdapat kesalahan pada pekerjaan kita, yang hanya terlihat baik menurut pribadi sendiri.

Kritik juga bahkan saat kritik itu tidak bisa kita terima, tapi bisa menjadi intropeksi diri secara tidak langsung.

Misal “kamu jerawatan, coba sering-sering jaga kebersihan diri” disitu saya sudah merasa sudah menjaga kebersihan diri, tapi menjadi cacatan bahwa perlunya extra effort lagi untuk menjaga kebersihan diri.

Ya, saya juga setuju dengan pendapat kak @jimmywijanto. Menurut saya semua bergantung pada bagaimana seseorang tersebut mengkritik saya. Apabila diutarakan dengan cara dan bahasa yang baik, meskipun dalam hati mungkin ada beberapa hal yang tidak bisa diterima, masih bisa saya pertimbangkan dengan baik. Selain memberi kritik tentunya saya mengharapkan saran dari pengkritik bagaimana cara saya mengurangi atau menghindari hal tersebut.

Akan tetapi, kalau tidak diberi saran, bahkan cara mengkritiknya pun dengan bahasa dan cara yang tidak baik, saya tidak yakin bisa menerima kritikan tersebut.

Langkah pertama dalam menerima kritik adalah mendengarkan secara aktif dan melakukan upaya bersama untuk tidak bersikap defensif. Ingatlah bahwa memberikan kritik hampir sama sulitnya dengan menerimanya, jadi baik Anda maupun pengkritik Anda kemungkinan besar tidak akan merasa nyaman sepenuhnya. Setelah pengulas/kritikus Anda mengatakan bagian mereka—baik secara langsung atau tertulis—alat efektif berikut dapat membantu Anda merespons:

Rasa syukur. Hindari ekstrem: jangan gushy atau berpura-pura tidak sakit. Katakan saja terima kasih atas tanggapan Anda.
Pertanyaan. Hindari pernyataan sampai Anda mengajukan pertanyaan klarifikasi.
Pernyataan kembali. “Aku mendengarmu berkata…”
Permintaan solusi. Mintalah solusi yang disarankan. Sederhana itu penting; satu atau dua sudah cukup.
Kebahagiaan. Apakah perilaku korektif masuk akal dan terasa menyenangkan? Jika jalan ke depan tidak mengundang, Anda akan menghindarinya.
Menindaklanjuti. Mintalah pertemuan check-in dalam dua minggu untuk laporan kemajuan. Empat minggu terlalu lama. Jika perilaku Anda menimbulkan umpan balik negatif, selesaikan dengan cepat.
Syukur lagi.

Terkadang, kritik memang dibutuhkan karena akan memberi informasi penting mengenai diri kita melalui sudut pandang orang lain. Dengan begitu, kita pun bisa mengetahui apa yang kita kembangkan agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Beberapa hal yang biasa saya lakukan ketika mendapatkan kritik ialah tidak bersikap terlalu reaktif dan mencoba untuk mendengarkan dengan seksaman terlebih dahulu. Dengan mendengarkan, kita bisa mencoba untuk mengoreksi dan menginteropeksi diri sendiri. Setelah lawan bicara selesai menyampaikan kritiknya atas diri kita, biasanya saya mencoba untuk mengajukan pertanyaan yang tujuannya untuk mengkonfirmasi hal tersebut. Kemudian menanggapi kritikan dengan memberi respon yang positif. Dan yang terakhir biasanya saya meminta saran kepada sang pemberi kritik. Beberapa hal diatas berlaku untuk orang yang memberikan kritik secara sopan dan baik yaa, berbeda lagi dengan orang yang memberikan kritik secara tidak sopan biasanya saya hanya mendengarkan tanpa menanggapi apapun.