Bagaimana cara budidaya tanaman dengan metode hidroponik sistem wick?

Saya pernah menanam pakcoi dengan menggunakan metode hidroponik sistem wick tetapi tanaman tersebut tidak tumbuh (hanya sampai bibit saja), ketika saya cek ternyata bagian batang bawah layu dan berwarna kecoklatan. Kira-kira faktor apakah yg mempengaruhi kondisi tersebut? Terima kasih.

Hallo kak, ingin mencoba menjawab mungkin saja kasusnya sama dan bisa membantu :slight_smile:

Hidroponik merupakan sistem budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam. Pada sistem ini tanaman ditanam dalam pot atau wadah lain yang menggunakan air atau bahan porous lainnya seperti kerikil, pecahan batu bata, pasir, gabus putih, dan lain-lain. Sistem hidroponik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan budidaya tanaman secara konvensional, diantaranya tidak menggunakan lahan yang luas, tidak mengenal musim, tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan menghasilkan hasil yang kontinyu serta kondisi lingkungan dapat terjaga dengan baik. Salah satu teknologi hidroponik yang sederhana, mudah dioperasikan dan murah adalah sistem sumbu (wick system) (Sutanto, 2015).

Sistem sumbu (wick system) merupakan sistem hidroponik yang sederhana dan merupakan sistem pasif karena tidak ada bagian yang bergerak pada sistem ini. Larutan nutrisi yang diserap tanaman dari wadah larutan ke media tanam mengunakan sumbu dengan memanfaatkan daya kapilaritas sumbu. Media tanam yang digunakan sangat beragam, di antaranya : perlite, vermiculite, sabut kelapa, arang sekam, dan pasir.

Budidaya tanaman pakcoy dengan menggunakan sistem hidroponik sumbu ( wick ) dipengaruhi oleh larutan nutrisi dan media tanam. Nutrisi memegang peranan penting bagi pertumbuhan tanaman pakcoy karena berfungsi sebagai penyuplai makanan utama bagi tanaman pakcoy. Pemberian nutrisi pada jumlah dan kosentrasi yang tepat akan meningkatkan pertumbuhan pakcoy. Bila kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu dan hasil produksi yang diperolehpun akan kurang maksimal. Seperti penyataan Perwitasari (2012), yang menyatakan bahwa nutrisi dan media tanam merupakan faktor yang mempengruhi pertumbuhan dan hasil budidaya tanaman pakcoy secara hidroponik. Media tanam berperan dalam penyediaan kebutuhan unsur hara pakcoy. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Gunandi(1979), yang menyatakan bahwa media tanam memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat tumbuh dan penyuplai bahan makanan bagi kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Kemampuan media tanaman dalam mengikat nutrisi kan mempengaruhi jumlah unsur hara yang diseerap.

Jadi dapat disimpulkan kemungkinan faktor yang mempengaruhi kelayuan akar pada tanaman yang telah ditanam dengan sistem wick tersebut yaitu karena adanya pemberian nutrisi pada jumlah dan kosentrasi yang kurang tepat serta pemilihan media tanam yang kurang sesuai dengan tanaman pakcoy itu sendiri.

Terimakasih kak :slight_smile: semoga dapat membantu. mungkin selebihnya dapat ditambahkan oleh komentar dan masukan dari teman teman yang lain ya kak :slight_smile: tetap semangat kak

Referensi
Gunadi,T. 1979. Anggrek Dari Bibit Hingga Berbunga. Perhimpunan Anggrek Indonesia Cabang Bandung. Bandung.

Perwitasari, Belia. 2012. Pengaruh Media Tanam Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy dengan sistem Hidroponik.

Sutanto, Teguh. 2015. Rahasia Sukses Budidaya Tanaman Dengan Metode Hidroponik. Bibit Publisher. Depok.

Wah terima kasih responnya, kira2 kebutuhan nutrisi untuk tanaman pakcoy perlu berapa ppm campuran ab mix ya? Saya waktu itu 600ppm jadi ga berkembang :joy:

Budidaya secara hidroponik dengan sistem wick merupakan cara yang cukup mudah dilakukan dirumah bagi pemula. Saya ingin berbagi sedikit ilmu yang saya ketahui mengenai budidaya hidroponik secara sistem wick. Sebagai pengingat bahwa tanaman sawi dapat dipanen pada umur 28 hst. Alat yang dibutuhkan botol air mineral bekas ukuran 1,5 liter(dipotong 2 dengan perbandingan 2 : 3), nampah(untuk media semai), rockwool(dipotong dengan ukuran 1 x 2 cm), kain flanel(dipotong dengan ukuran 2 x 7 cm), gelas ukur(atau gayung juga boleh), dan TDS meter. Dan bahan yang dibutuhkan adalah larutan AB mix, benih sawi. Tahapan yang dilakukan adalah siapkan potongan rockwool, masukkan dan susun didalam nampan, kemudian basahi dengan larutan ab mix 250 ppm hingga sedikit terendam bagian bawah rockwool, kemudian masukkan masing-masing 1 benih sawi pada potongan rockwool, amati dan jaga agar rockwool tetep lembab selama 7 hari sampai bibit siap dipindahkan. Setelah bibit siap dipindahkan, siapkan botol bekas dan kain flanel, sisiapkan kain flanel pada bagian atas botol, kemudian pasangkan bagian atas botol ke bagian bawah botol, isi botol dengan larutan ab mix 600 ppm dengan menyiram daribagian kain flanel sampai batas bagian lubang udara dibagian botol bawah, kemudian letakkan rockwool yang berisi bibit sawi diatas kain flanel, dan pastikan menempel agar rockwool selalu lembab, botol dapat diletakkan ditempat yang mendapat cukup sinar matahari. Ganti larutan dengan tahapan sebagai berikut : 1000 ppm 1 minggu setelah tanam, 1500 ppm 2 minggu setelah tanam, dan 2500 ppm 3 minggu setelah tanam. Dan jangan lupa untuk selalu mengecek kepakatan larutan dengan menggunakan TDS meter. Semoga membantu.images (6)

1 Like

Haii ka bantu jawab ya, untuk pemberian larutan ab mix sebaiknya 1 minggu sekali dengan perbandingan 1:1:1 yaitu 1 tutup botol larutan A, 1 tutup botol larutan B, dan 1 liter air, kemudian dicampurkan semuanya, dosis pemberian cukup 1 minggu sekali.

2 Likes

Owh begitu ya, saya waktu itu hampir tiap hari kasih larutannya :joy::joy:. Kemudian jika larutan di dalam bak tersebut menggumpal, apakah itu mungkin ada kesalahan dalam pemberian dosis ab mix? dan apakah perlu dilakukan pengadukan atau dibiarkan saja ya? btw, terima kasih infonya :pray:

Wahhh terima kasih infonya, berarti saya waktu itu kurang pemberian pemberian dosis ab mix. Soalnya waktu itu saya cuman beri sekitar 600-700ppm