Bagaimana cara budidaya ikan mas dengan menggunakan jaring apung ?

jaring apung

Penggunaan jaring apung merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk melakukan budidaya ikan mas. Bagaimana cara budidaya ikan mas menggunakan jaring apung ? Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan ?

Budidaya ikan mas di jaring apung biasanya dilakukan di waduk-waduk besar dan danau. Jaring terbuat dari bahan polyethylene yang tahan lama. Jaring dibuat menggantung pada kerangka rakit berbentuk segi empat. Kedalaman jaring apung maksimal 3 meter.

Bahan yang digunakan untuk kerangka kolam adalah biasanya bambu atau kayu. Kerangka tersebut mengapung di atas air dengan bantalan dari drum atau jeriken. Agar kerangka tidak terbawa arus air, harus dipasang jangkar yang menambat ke dasar kolam. Jaring apung biasanya dilengkapi dengan saung yang digunakan penunggu atau menyimpan peralatan dan pakan.

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan mas di jaring apung:

  • Gunakan jaring berukuran 1,5 cm. Kedalaman jaring apung 3 meter.
  • Gunakan benih berukuran 100 gram per ekor. Kapasitas padat tebar jaring apung sekitar 30 ekor/m2.
  • Pakan berupa pelet dengan kadar protein 25%.
  • Jumlah pakan yang dibutuhkan setiap hari adalah 4% dari bobot tubuh ikan. Timbang sebagian ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.
  • Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari.
  • Ikan mas bisa dipanen setelah 3 bulan dengan ukuran 300-400 gram/ekor.

Sumber

Pada metode Jaring terapung, petani pembudidaya memanfaatkan waduk atau danau yang berombak kecil sebagai tempat budidaya. Petani membangun petak-petak lahan budidaya. Tiap petak umumnya berukuran segi empat dan diberi jaring untuk melokalisasi ikan agar tidak lari. Pemberian pakan diberikan di petak dan sisa pakan dibiarkan mengendap di dasar waduk.

Kelebihan dari sistem ini adalah praktis dan memberikan ikan mas habitat yang nyaman sesuai dengan habitat aslinya. Kekurangannnya adalah minimnya kadar oksigen dan resiko pencemaran waduk yang akan mempengaruhi ikan mas.

Kebutuhan Fasilitas Jaring Apung


Untuk memulai usahanya, petani pembudidaya cukup menyediakan fasilitas produksi terdiri dari petak jaring apung, peralatan produksi, dan rumah tunggu yang akan ditinggali selama masa pemeliharaan.

1. Petak jaring apung

Umumnya 1 unit tempat pembudidayaan terdiri dari 4 petak. Masingmasing petak berukuran 7 x 7 meter persegi. Walaupun begitu, sekarang ini, banyak juga ukuran unit yang terdiri lebih dari 4 petak, yaitu 6 atau 8 petak. Gambar satu unit budidaya yang terdiri dari 4 petak jaring apung dapat dilihat dibawah:

gambar ukuran unit jaring apung yang umum
Gambar Ukuran unit jaring apung yang umum

Ukuran lebar kontruksi pembatas ini adalah sekitar 0,5 meter. Satu unit budidaya minimal terdiri dari 4 petak jaring apung. Kontruksi utama petak dapat dibuat dari bambu atau dari besi. Penggunaan kontruksi besi lebih disarankan karena lebih kuat dan menambah umur pemakaian aset. Gambar dari kontruksi besi dapat dilihat dibawah :

Kontruksi Besi Petak
Gambar Kontruksi Besi Petak

Kontruksi besi petak terbuat dari besi tipis dan dibuat dengan lebar sekitar 0,5 meter dan cukup dilewati oleh orang dewasa. Diantara dua besi utama dipasang besi-besi pendek yang kerapatannya tergantung pada selera petani pembudidaya. Sebagai pengganti besi pendek dapat pula digunakan kayu. Selanjutnya diatasnya, diberi lagi tambahan bambu-bambu kecil untuk memudahkan orang berjalan diatasnnya. Kebutuhan petak jaring apung dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel Kebutuhan bahan petak jaring apung
Kebutuhan bahan petak jaring apung

2. Tong pengambang

Petak diapungkan dengan menggunakan drum kosong yang diisi oleh udara. Untuk satu petak digunakan drum 12 drum kosong untuk membuat petak dapat tetap mengapung, yaitu 4 drum diletakan di pojokan petak, dan 2 drum diletakkan di antara dua pojokan. Sedangkan, untuk membuat satu unit budidaya dibutuhkan 33 tong. Di bagian bawah tong pengambang dipasang bambu gembong untuk menguatkan posisi tong pengambang. Posisi tong pengambang untuk satu unit budidaya dapat dilihat dibawah :

Posisi drum jaring apung
Gambar Posisi drum jaring apung

3. Jaring

Di dalam petak dikaitkan jaring untuk melokalisasi ikan mas dengan kedalaman 4 meter. Di tiap-tiap sudut jaring dipasangkan pemberat untuk menjaga agar jaring tetap berukuran kotak. Ukuran jaring ikan mas rata-rata adalah 7 x 7 x 8 meter kubik. Apabila petani melakukan tumpang sari budidaya dengan memelihara ikan nila juga., maka di bawah jaring ikan mas akan dipasang jaring ikan nila. Ukuran jaring ikan nila umumnya adalah 7 x 7 x 16 meter kubik dan diletakkan dibawah jaring ikan mas. Ketebalan jaring ikan nila lebih tebal dari ketebalan jaring ikan mas. Di masing-masing sudut jaring, juga di ikatkan pemberat untuk menjaga agar jaring tetap berukuran kotak. Jaring ini biasanya tidak dijual dalam bentuk bujur sangkar sehingga petani pembudidaya harus menjahit dulu jaring baru ini sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dibutuhkan.

4. Pemberat/ jangkar

Di masing-masing sudut petak diberikan pemberat/ jangkar. Untuk setiap sudut petak dipasang pemberat yang terdiri dari batu kali seberat 200 kg yang dimasukkan ke dalam karung dan diikat ke sudut petak. Diantara dua sudut, dipasang juga pemberat yang lebih kecil yang dibuat dari adukan semen yang dimasukkan ke dalam bola plastik.

Teknik budidaya


Budidaya ikan mas meliputi beberapa tahapan, yaitu pembenihan, pemeliharaan, dan panen. Tahapan budidaya ikan mas adalah sebagai berikut:

1. Pembenihan

  • Pemeliharaan dan Seleksi Induk

    Induk ikan yang sehat dan siap dipijah dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Ikan betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 - 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg.

  • Pemijahan

    Pada proses pemijahan, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon. Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Jumlah induk betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih. Selanjutnya betina yang telah memijah diangkat dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk.

  • Perawatan Larva

    Kakaban diangkat 3 hari setelah telur menetas atau setelah larva tidak menempel di kakaban. Larva diberi pakan suspensi kuning telur dengan takaran satu telur untuk 100.000 ekor larva. Waktu perawatan larva ini selama 5 hari hingga larva siap ditebar di kolam.

  • Pendederan

    Larva yang sudah siap ditebar kemudian dipindahkan ke kolam pendederan. Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat.

2. Pemeliharaan

Pemeliharaan ikan mas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa media, antara lain mina padi, karamba, kolam air deras, kolam tadah hujan, dan jaring terapung. Ikan dipindahkan dari kolam pendederan ke kolam pemeliharaan. Padat tebaran ikan berkisar antara 10-15 kg/m3. Ukuran ikan yang ditebar adalah 75-150 gram/ ekor.

Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan selama masa pemeliharaan adalah membersihkan petak, memberi pakan ikan, mengontrol kondisi lingkungan, dan mengontrol kesehatan ikan. Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.

3. Panen

Panen ikan mas biasanya dapat dilakukan selama beberapa kali dalam setahun. Umumnya dapat dilakukan 3 sampai 4 kali panen dalam setahun, tergantung dari besar ikan hasil panen yang diinginkan.

Proses panen harus dilakukan secara hati-hati. Ikan konsumsi akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup dan segar. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka. Panen biasaya dilakukan di pagi hari antara pukul 07.00 s.d 10.00 wib. Dikarenakan ikan hasil panen ini akan diangkut ke konsumen, harus dipastikan bahwa air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya.

Petani budidaya dapat melakukan sendiri semua tahapan ini, atau hanya melakukan beberapa tahapan saja. Contohnya ada petani yang hanya melakukan tahapan pembenihan saja dan menjual benih ikan yang dihasilkan. Contoh lain adalah ada petani yang hanya melakukan tahap pemeliharaan.

Tahapan kegiatan pembudidayaan ikan mas di Jaring terapung membutuhkan waktu antara 3-4 bulan, tergantung ukuran ikan mas yang diinginkan. Dengan masa tanam 4 bulan, dalam 1 tahun petani pembudidaya dapat melakukan 3 kali panen.

Pakan


Pemberian pakan merupakan unsur yang sangat penting untuk pertumbuhan ikan mas. Pakan ikan mas dapat berupa pakan alami yang berasal dari perairan dan pakan buatan. Pakan buatan umunnya lebih lengkap dalam kandungan gizi sesuai kebutuhan ikan mas. Pakan buatan dapat diperoleh petani dari berbagai sumber, antara lain distributor dan kopeasi. Merek-merek pakan yang beredar di Jawa Barat berjumlah lebih dari 15 merk diproduksi lima pemain utama, yaitu Sinta, STP (Comfeed), CPP (Charoen), Cargill, dan Wonokoyo, dengan omzet lebih dari Rp 400 miliar per tahun. Harga pakan berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp.400 ribu per 50 kg.

Frekuensi pemberian pakan minimal dua kali per hari, yaitu pagi dan sore. Pakan disebar di atas gerombolan ikan mas. Pemberian pakan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak berlebihan. Hal ini agar tidak ada pakan yang terbuang. Pakan yang terbuang, selain mahal, juga akan mengendap ke dasar perairan. Endapan pakan ini apabila terkena arus bawah akan kembali naik atas permukaan danau dan dapat menyebabkan keracunan pada ikan mas.

Jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan ukuran ikan. Pada awal masa pemeliharaan, 50 kg pakan dapat digunakan untuk 3 hingga 4 hari. Pada pertengahan masa pemeliharaan, pada saat ikan sudah mulai besar, jumlah pakan yang diberikan bertambah, yaitu 50 kg untuk 1-2 hari. Menjelang masa panen, untuk satu hari dapat habis 1 hingga 2 kantung. Untuk satu kali masa tanam, dengan berat panen sekitar 1,25 ton, petani umumnya membutuhkan sekitar 2,5 ton pakan.

Kendala produksi

Selama proses produksi berlangsung, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi proses produksi. Umumnya hal-hal ini merupakan kendala utama dalam proses produksi.

1. Mutu air

Ikan memerlukan mutu air yang baik, yaitu air yang . Mutu air dapat berubah akibat tingkat kerjenihan air. Mutu kejernihan air dapat berubah antara lain akibat konsentrasi lumpur danau dan sisa pakan pelet. Perubahan konsentrasi lumpur umumnya disebabkan oleh arus bawah. Perubahan konsentrasi kejernihan air juga dapat disebabkan oleh sisa pakan. Pada saat cuaca dingin umumnya ikan menjadi tidak berselera makan. Pemberian pakan yang berlebihan pada saat cuaca mendung akan meyebabkan banyaknya sisa pakan yang tidak dimakan. Sisa pakan pelet yang yang tidak dimakan oleh ikan mas akan mengendap di bawah jaring dan bisa terbawa lagi oleh arus keatas ke arah jaring, dan dapat menyebabkan ikan mengalami keracunan.

2. Kondisi air

Ikan dapat mengalami stress akibat perubahan gerakan air yang terlalu drastis. Perubahan riak dan ombak dapat disebabkan oleh hujan deras dan angin kencang. Umumnya, apabila hujan ini telah berlangsung beberapa hari, ikan akan dapat kembali menyesuaikan diri dan tidak stress.

Selain ombak, suhu air hujan yang lebih rendah dari suhu perairan juga dapat menyebabkan terjadinya pergerakan massa air dari dasar perairan ke permukaan (up-welling). Umumnya up-welling terjadi secara alamiah dan tidak selalu merugikan. Namun, apabila massa air dari lapisan bawah perairan memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah dan kadar polutan (seperti amonia) yang tinggi, maka hal ini dapat menyebabkan kematian ikan. Oleh karena itu tingkat polusi perairan harus selalu dikontrol.

3. Penyakit ikan

Terdapat beberapa penyakit ikan yang dapat membuat produksi menjadi menurun dan terganggu. Petani pembudidaya harus mengetahui jenis-jenis penyakit ikan ini agar dapat melakukan upaya pencegahan. Beberapa jenis hama dan penyakit ikan yang dapat menyerang adalah :

  • Bintik merah (White spot) : Pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.

  • Bengkak insang dan badan (Myxosporesis) : Tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.

  • Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus). Ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.

  • Kutu ikan (argulosis) : benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).

  • Jamur (Saprolegniasis) : menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya. Tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.

  • Koi Herves Virus (KHV) : Badan ikan mas merah memar, kemudian mati serentak. Dalam satu malam bisa mati satu kolam.