Bagaimana cara Berkomunikasi yang Baik dan Efektif?

komunikasi efektif

Komunikasi yang efektik adalah tersampaikannya pesan dan informasi yang dimaksudkan oleh pembaca kepada pendengar secara utuh. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif ?

1. Memahami Dasar-dasar Komunikasi

  • Mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi.
    Komunikasi adalah proses mengirimkan sinyal/pesan antara pengirim dan penerima melalui berbagai macam metode (tulisan, isyarat nonverbal, dan lisan). Komunikasi juga merupakan mekanisme yang kita gunakan untuk membangun dan memodifikasi hubungan.

  • Milikilah keberanian untuk mengatakan apa yang dipikirkan.
    Milikilah rasa percaya diri bahwa Anda dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam percakapan. Luangkan waktu setiap hari untuk mengenali pendapat dan perasaan Anda sehingga Anda dapat menyampaikan pada orang lain. Orang yang ragu untuk berbicara karena merasa pendapatnya tidak berharga tidak perlu takut. Apa yang penting atau berharga untuk seseorang mungkin tidak berlaku bagi orang lain dan mungkin lebih berharga bagi orang yang satunya lagi.

  • Berlatihlah.
    Mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik dimulai dengan interaksi yang sederhana. Kemampuan komunikasi bisa dilatih setiap hari baik baik untuk interaksi sosial hingga profesional. Kemampuan baru membutuhkan waktu untuk ditingkatkan. Namun, setiap kali Anda menggunakan kemampuan komunikasi, maka Anda akan membuka diri terhadap berbagai kesempatan dan hubungan di masa depan.

2. Libatkan lawan bicara

  • Lakukan kontak mata.
    Apapun posisi Anda, entah itu sebagai pembicara atau pendengar, memandang mata orang lain yang Anda ajak bicara akan membuat interaksi menjadi lebih berhasil. Kontak mata menunjukkan ketertarikan dan membuat lawan bicara menjadi tertarik juga untuk berinteraksi dengan Anda.

    Salah satu teknik untuk membantu hal ini adalah memandang salah satu mata pendengar lalu berpindah ke mata lain. Memandang berpindah-pindah dari satu mata ke mata lain akan membuat Anda terlihat berbinar-binar. Cara lain adalah dengan membayangkan huruf “T” pada wajah si pendengar, dengan garis horisontal sepanjang alis dan garis vertikal sampai tengah hidung. Pusatkan mata untuk terus memandang zona “T” tersebut.

  • Gunakan gestur.
    Gestur ini meliputi tangan dan wajah Anda. Buatlah agar seluruh tubuh Anda bicara.Gunakan gestur yang lebih kecil untuk perorangan dan kelompok kecil. Gestur yang lebih besar digunakan saat menghadapi kelompok lawan bicara yang lebih besar.

  • Jangan mengirimkan pesan yang campur aduk.
    Selaraskan antara kata-kata, gestur, ekspresi wajah, dan nada suara. Menghukum seseorang sambil tersenyum akan mengirimkan pesan yang campur aduk dan tindakan ini tidak efektif. Jika Anda mengirimkan pesan yang negatif, selaraskan kata-kata, ekspresi wajah, dan nada suara dengan pesan tersebut.

  • Hati-hati dengan apa yang dikatakan oleh tubuh.
    Bahasa tubuh dapat lebih berbicara banyak daripada kata-kata yang keluar dari mulut. Sikap yang terbuka dengan posisi lengan yang santai mengisyaratkan bahwa Anda mudah didekati dan terbuka untuk mendengarkan apa yang ingin dikatakan orang lain.
    Sebaliknya, lengan yang terlipat dan bahu yang membungkuk menunjukkan ketidaktertarikan pada percakapan atau tidak bersedia untuk berkomunikasi. Komunikasi seringkali bisa dihentikan dengan bahasa tubuh sebelum dimulai yang menandakan Anda tidak ingin berbicara.

    Postur yang tepat dan sikap yang mudah didekati dapat membuat percakapan yang kaku sekalipun mengalir dengan lancar.

  • Tunjukkan sikap dan kepercayaan yang konstruktif.
    Sikap yang Anda tunjukkan saat berkomunikasi akan memberikan pengaruh yang besar pada cara Anda mengatur diri dan berinteraksi dengan orang lain. Bersikaplah jujur, sabar, optimis, tulus, menghargai, dan menerima orang lain. Bersikaplah sensitif terhadap perasaan orang lain dan percaya pada kemampuan orang lain.

  • Kembangkan kemampuan mendengar yang efektif.
    Seseorang tak hanya dituntut untuk mampu berbicara secara efektif, namun juga harus mendengarkan orang lain dan terlibat dalam pembicaraan yang sedang dibicarakan oleh orang lain. Hindari sikap hanya mendengarkan akhir kalimatnya saja sehingga Anda ikut berbicara pada saat yang bersamaan dengan orang lain yang sedang berbicara.

3. Gunakan kata-kata Anda

  • Utarakan kata-kata Anda. Berbicaralah dengan jelas dan jangan menggumam. Jika orang selalu meminta Anda mengulang kata-kata, cobalah untuk melatih diri mengucapkan kata-kata dengan jelas.

  • Ucapkan kata-kata dengan jelas. Orang akan menilai kompetensi Anda lewat kosakata yang diucapkan. Jika Anda tidak yakin untuk mengucapkan suatu kata, jangan gunakan kata itu.

  • Gunakan kata-kata yang tepat. Jika Anda tidak yakin dengan arti sebuah kata, jangan gunakan. Bukalah kamus dan mulailah belajar satu kata baru setiap hari. Gunakan sesekali kata baru itu dalam percakapan sepanjang hari.

  • Perlambatlah cara bicara Anda. Orang akan mengetahui Anda sedang cemas dan tidak percaya diri jika Anda berbicara dengan cepat. Namun hati-hati, jangan memperlambat cara bicara pada titik di mana orang mulai menyelesaikan kalimat Anda hanya untuk membantu Anda selesai berbicara.

4. Gunakan suara Anda

  • Kembangkan suara Anda.
    Suara yang tinggi atau melengking tidak dianggap sebagai sebuah kewibawaan. Nyatanya, suara yang tinggi dan lembut akan membuat Anda seperti mangsa bagi rekan kerja yang agresif atau membuat orang lain tidak menganggap Anda secara serius. Mulailah untuk berlatih menurunkan nada suara. Cobalah untuk menyanyikan lagu-lagu favorit Anda, namun dengan oktaf yang lebih rendah. Berlatihlah dan setelah beberapa lama, nada suara Anda akan mulai merendah.

  • Hidupkan suara Anda.
    Hindari suara yang monoton dan gunakan suara yang dinamis. Nada suara harus naik dan turun secara periodik. Penyiar radio adalah contoh yang bagus untuk urusan ini.

  • Gunakan volume suara yang sesuai.
    Gunakan volume suara yang sesuai dengan situasi. Bicaralah dengan suara lebih lembut jika Anda seorang diri dan akrab dengan lawan bicara. Bicaralah dengan suara yang lebih besar ketika berhadapan dengan jumlah lawan bicara yang lebih besar atau berada di ruang yang lebih besar.

Komunikasi terdengar mudah dilakukan dan setiap orang menganggap bahwa mereka bisa melakukannya. Tetapi komunikasi yang seperti apakah yang dianggap sebagai komunikasi yang efektif? Setiap aktivitas komunikasi sehari-hari biasanya tidak terstruktur, sehingga peran komunikator menjadi tumpang tindih. Hal itu berakibat pula pada makna dari komunikasi yang dilakukan.

Pada dasarnya komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. komunikasi akan dapat berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak, si pengirim dan si penerima informasi dapat memahaminya. Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus menyetujui sesuatu gagasan tersebut, tetapi yang penting adalah kedua belah pihak sama-sama memahami gagasan tersebut. Dalam keadaan seperti inilah baru dapat dikatakan komunikasi telah berhasil baik (komunikatif).

Komunikasi akan dapat berjalan dengan efektif manakala ada beberapa aturan dan kaidah yang diikuti, yaitu:

1. Komunikator menghargai setiap individu, orang maupun kelompok yang dijadikan sasaran komunikasi.

Hal ini mensyaratkan bahwa seseorang yang melakukan komunikasi bisa menempatkan diri, tidak menganggap dirinya sebagai orang yang paling tahu dan paling benar.

2. Komunikator harus mampu menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain.

Setiap orang yang melakukan komunikasi harus mampu mendengar dan dan siap menerima masukan apapun dengan sikap yang positif. Hal ini akan sangat sulit dilakukan manakala orang tersebut tidak dapat dikritik atau tidak siap menerima kritik. Menerima kritik memang tidak mudah. Tetapi kemampuan untuk menerima apapun masukan dengan sikap baik akan membawa pengaruh positif pada orang tersebut.

3. Pesan diterima oleh penerima pesan dan dapat didengarkan dengan baik.

Hal ini berkaitan dengan media yang digunakan. Seringkali orang melakukan komunikasi dengan individu maupun kelompok, tetapi pesan tidak dapat dipahami karena media atau alat yang digunakan tidak mendukung. Misalnya, suara di telepon putus-putus, atau microphon yang mendengung, atau suara di telepon yang terlalu lemah. Beberapa hal tersebut mengakibatkan penerima pesan kesulitan memahami isi pesan. Akibatnya selain tidak respon, pemberi pesan justru tidak akan didengarkan atau diperhatikan.

4. Kejelasan pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi.

Hampir mirip efeknya dengan permasalahan media yang rusak, maka bagian ini berkaitan dengan kejelasan isi pesan itu sendiri. Misalnya apabila pemberi pesan menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami oleh penerima pesan, maka jelas akan sulit bagi penerima pesan untuk memahami isi pesan dan akhirnya umpan balik juga tidak akan muncul. Demikian juga bila pemberi pesan tidak jelas dalam menyampaikan pesan akibat penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan latar belakang penerima pesan, maka akan muncul berbagai interpretasi. Akhirnya isi pesan akan bergeser, dan komunikasi tidak dapat mencapai tujuannya.

5. Berkaitan dengan sikap rendah hati dan mau mendengarkan orang lain

Hal ini berkaitan dengan karakter dan sikap individu masing-masing, baik pemberi maupun penerima pesan. Termasuk di dalam sikap dan sifat ini adalah kerelaan untuk rendah hati, menghargai, dan mau mendengarkan orang lain.

Referensi :

  • A.W.Wijaya. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Deddy Mulyana. 2000. Human Communication. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Komunikasi yang baik dan efektif dapat terjadi apabila terdapat kerjasama antara pengirim pesan dan penerima pesan. Sebagai pengirim maupun sebagai penerima kita dapat membantu meningkatkan efektivitas komunikasi.

Komunikasi yang efektif terjadi jika :

  1. Pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya;

  2. Pesan disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminta oleh pengirim;

  3. Tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang diterima.

Sebagai pengirim pesan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Menggunakan bahasa yang tepat dan menarik serta dapat dimengerti oleh penerima;

  2. Menggunakan empati dengan berusaha menempatkan diri di tempat penerima;

  3. Mempertajam persepsi dengan membayangkan bagaimana pesan akan diterima, dibaca, ditafsirkan dan ditanggapi oleh penerima;

  4. Mengendalikan bentuk tanggapan dengan menggunakan kode atau lambang yang tepat dan saluran yang sesuai;

  5. Bersedia menerima umpan balik yang positif maupun negatif;

  6. Mengembangkan kredibilitas diri sehingga dapat dipercaya karena kualitas pribadi, mutu hidup dan keahlian atau profesional;

  7. Mempertahankan hubungan baik dengan penerima.

Sebagai penerima pesan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

  1. Meningkatkan kemampuan untuk mendengar sampai mendengar dengan empatik;

  2. Waspada terhadap prasangka, bias dan apriori dan sikap tidak terbuka dari kita;

  3. Mengembangkan kecakapan bertanya;

  4. Mengembangkan kecakapan menyampaikan umpan balik secara komunikatif;

  5. Berusaha berpikir kreatif terhadap pesan yang diterima;

  6. Bersikap terbuka tetapi kritis.

Selain itu, agar terjadi komunikasi yang efektif, maka harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas sebuah komunikasi itu sendiri. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi antarpribadi diantaranya adalah :

  1. Keterbukaan (openess).
    Membuka diri merupakan pengungkapan reaksi atau tanggapan seseorang terhadap situasi yang sedang dihadapi.

  2. Empati (empathy).
    Merasakan apa yang dirasakan orang lain atau mengalami apa yang dialami orang lain tanpa menghilangkan identitas diri. Dalam komunikasi antarpribadi, rasa empati menunjukkan kualitas komunikasi namun kemampuan ini sulit untuk diwujudkan.

  3. Dukungan (supportiveness).
    Keadaan yang berkaitan dengan evaluatif atau penilaian. Apabila dalam komunikasi seseorang mengevaluasi positif terhadap orang lain, maka akan memberikan dukungan padanya, sebaliknya apabila evaluasi negatih, orang tidak akan memberikan dukungan padanya.

  4. Rasa positif (positiveness).
    Rasa positif merupakan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi.Perasaan seseorang (positif ata negatif) akan jelas terlihat selama pembicaraan dan akan mempengaruhi kepuasan atau ketidakpuasan interaksi.

  5. Kesetaraan (equality).
    Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi asalkan dalam pelaksanaannya harus memperhatikan tiga hal, yaitu membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati, meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi dan mempermudah upaya umpan balik antara pengirim dan penerima pesan.