Ketika Anda ingin bahagia, mulailah dengan fokus pada hal-hal yang memberi Anda kebahagiaan. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa emosi positif dapat membantu Anda untuk hidup lebih lama dan lebih sehat.
Tetapi emosi positif yang cepat berlalu tidak cukup. Menurunkan tingkat stres Anda selama bertahun-tahun dengan pandangan positif dan teknik relaksasi dapat mengurangi risiko masalah kesehatan.
Jalan menuju kebahagiaan
Dalam fase awal penelitian psikologi positif, psikolog University of Pennsylvania Martin Seligman dan Christopher Peterson dari University of Michigan memilih tiga jalur untuk memeriksa jalan menuju kebahagiaan:
-
Merasa baik. Kebahagiaan didapat dengan cara mencari emosi dan sensasi yang menyenangkan, dari model kebahagiaan hedonistik yang diajukan oleh Epicurus. Model hedon fokus pada meraih kebahagiaan dengan memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit.
-
Terlibat sepenuhnya. Selama beberapa dekade, Csikszentmihalyi meneliti tingkat kepuasan orang-orang dalam kegiatan sehari-hari mereka. Penelitian tersebut menemukan bahwa orang-orang mendapatkan kepuasan terbesar adalah ketika mereka benar-benar tenggelam dan fokus pada apa yang mereka lakukan.
-
Berbuat baik. Kebahagiaan didapat dengan cara mencari makna di luar diri Anda, berdasarkan gagasan Aristoteles tentang eudemonia (kebaikan). Aristoteles menekankan bahwa untuk dapat mengetahui diri sejati Anda, maka Anda harus bertindak sesuai dengan kebajikan Anda.
Hal-hal yang tidak akan membuatmu bahagia
Kita semua cenderung menjadi hakim yang buruk terkait dengan pertanyaan apa yang akan membuat kita bahagia. Berikut adalah beberapa mitos yang dipegang banyak orang tentang apa yang akan membawa kebahagiaan:
-
Uang dan barang material. Pertanyaan terkait dengan apakah uang dapat membeli kebahagiaan ada lebih dari 30 tahun, dan telah dijawab oleh teori “paradoks Easterlin,” sebuah konsep yang dikembangkan oleh ekonom Richard Easterlin. Penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang di negara-negara miskin lebih bahagia ketika kebutuhan dasar mereka dipenuhi. Tetapi di luar pemenuhan kebutuhan dasar, uang tidak membuat banyak perbedaan dalam tingkat kebahagiaan.
Gagasan ini telah ditentang secara berkala, seperti pada 2008 ketika dua peneliti dari University of Pennsylvania menganalisis data jajak pendapat Gallup dari seluruh dunia. Mereka menunjukkan, berbeda dengan karya Easterlin, bahwa orang-orang di negara yang lebih kaya umumnya lebih bahagia. Namun, kedua studi tersebut tidak dapat dibandingkan secara langsung karena memiliki metode yang berbeda… Dan Easterlin menunjukkan bahwa studi baru mungkin cacat oleh bias budaya, karena orang-orang dari berbagai negara mungkin memiliki cara yang berbeda dalam menjawab pertanyaan tentang kekayaan dan kebahagiaan.
-
Pemuda. Menjadi muda dan menarik secara fisik tidak banyak berpengaruh pada kebahagiaan. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Richard Easterlin pada tahun 2006 di Journal of Economic Psychology, faktor muda tidak menunjang kebahagiaan, tetapi orang dewasa tumbuh semakin bahagia saat mereka bergerak dan melalui usia paruh baya. Setelah itu, tingkat kebahagiaan mulai menurun secara perlahan ketika masalah kesehatan dan masalah kehidupan lainnya muncul.
-
Anak-anak. Anak-anak dapat menjadi sumber kegembiraan dan kepuasan yang luar biasa, tetapi perawatan sehari-hari mereka cukup menuntut dan dapat meningkatkan stres, tekanan keuangan, dan perselisihan perkawinan. Ketika memberi peringkat kebahagiaan mereka selama aktivitas sehari-hari, para ibu melaporkan lebih senang makan, berolahraga, berbelanja, tidur siang, atau menonton TV daripada menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka. Dalam beberapa penelitian, kepuasan pernikahan menurun setelah anak pertama lahir dan baru pulih setelah anak terakhir meninggalkan rumah.
Bagaimana Anda tahu bahwa Anda berada dalam jalur kebahagiaan?
-
Anda kehilangan kesadaran waktu. Anda merasa satu jam bisa berlalu seperti satu menit. Seperti yang dikatakan oleh pembuat film, George Lucas, bahwa bakat adalah "kombinasi dari sesuatu yang sangat Anda sukai dan sesuatu yang dapat membuat Anda kehilangan diri sendiri - sesuatu yang dapat Anda mulai pada jam 9 pagi, yang kemudian, tiba-tiba sudah jam 10 malam, tanpa anda merasakannya … "
-
Anda tidak memikirkan diri sendiri. Anda tidak fokus pada kenyamanan Anda, dan Anda tidak bertanya-tanya bagaimana penampilan Anda atau bagaimana tindakan Anda akan dirasakan oleh orang lain. Kesadaran Anda akan diri sendiri hanya terkait dengan aktivitas itu sendiri, seperti jari-jari Anda pada keyboard piano, atau cara Anda memposisikan pisau untuk memotong sayuran.
-
Anda tidak terganggu oleh pikiran-pikiran asing. Anda tidak memikirkan hal-hal duniawi seperti daftar belanja Anda atau apa yang akan dikenakan besok.
Belilah Pengalaman
Sebuah penelitian menemukan bahwa konsumen akan merasa lebih bahagia ketika mereka menghabiskan uang mereka untuk membeli pengalaman, bukannya membeli lebih banyak barang.
Sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 2.600 orang dewasa, dimana mereka secara acak ditugaskan untuk membeli barang atau membeli pengalaman. Pembeli material membeli barang-barang seperti perhiasan, pakaian, atau furnitur. Pembeli pengalaman menghabiskan uang mereka untuk acara, restoran, atau pengalaman lainnya.
Kemudian, peserta dikirimi pesan pada siang hari untuk melacak perilaku pembelian dan emosi mereka.
Hasilnya: Kebahagiaan lebih tinggi untuk peserta yang membeli pengalaman - terlepas dari jenis atau biaya.
Sebuah studi lainnya, dengan responden sebanyak 5.000, meneliti terkait dengan kemungkinan adanya perbedaan didalam jenis perilaku konsumtif. Kemudian responden melaporkan kondisi kebahagiaan mereka dan kemudia mereka ditanya “apakah mereka telah menggunakan, menikmati atau mengkonsumsi pembelian dalam satu jam terakhir?”. Ketika mereka menjawab “ya,” maka dilanjutkan dengan serangkaian pertanyaan berikutnya.
Efeknya sama.
Jika Anda ingin lebih bahagia, mungkin dapat anda lakukan, secara bijaksana, untuk mengalihkan sebagian konsumsi Anda dari barang-barang material menjadi konsumsi yang lebih mengarah pada pengalaman,"
Konsumen yang membeli pengalaman ternyata lebih bahagia sebelum, selama dan setelah pembelian, kata para peneliti. Itu mungkin karena ingatan yang diciptakan oleh pengalaman. Penelitian ini akan dipublikasikan dalam Journal of Experimental Social Psychology edisi Mei.