Bagaimana budidaya sawi yang baik?

Sawi

Sawi mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya), sifat ini kurang disukai. Pemuliaan sawi ditujukan salah satunya untuk mengurangi kepekaan akan suhu ini.

Waktu tanaman yang paling baik untuk menanam sawi adalah pada akhir musim hujan (Maret) atau pada awal musim hujan (Oktober). Meskipun demikian, dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan keadaan airnya mencukupi.
Tata cara dan tahapan penanaman bibit sawi dilakukan sebagai berikut:

  • Menyeleksi benih dalam kemasan yang memiliki ukuran yang sama.

  • Merendam benih dalam air dingin selama 1 hari (± 12 jam), sampai kelihatan biji pecah. Hal ini untuk mempercepat perkecambahan dan pertumbuhan yang seragam setelah biji disemaikan.

  • Membasahi media semai sehari sebelum biji ditabur (media tanam berupa pasir halus).

  • Biji disebar menurut alur yang telah dibuat pada permukaan media semai sebelum kemudian ditutup pasir tipis-tipis.

  • Memelihara bibit dengan penyiraman, penyiangan, pencegahan dan pemberatasan hama penyakit. Sampai siap tanam (berdaun 3-5 helai).

Pemeliharaan tanaman berikutnya adalah :

  • Penyiraman (pengairan)

    1. Pada fase awal pertumbuhan, perlu penyiraman (pengairan) secara rutin 1-2 kali sehari, terutama bila keadaan tanah cepat kering dan di musim kemarau. Pengairan selanjutkan berangsur-angsur dikurangi, tetapi keadaan tanahnya tidak boleh kekeringan.

    2. Waktu penyiraman (pengairan) sebaiknya pagi hari atau sore hari.

  • Penyiangan (pendangiran)

    1. Penyiangan dapat dilakukan 1-2 kali bersamaan dengan kegiatan pemupukan susulan.

    2. Cara penyiangannya, adalah dengan mencabut gulma (rumput liar) dengan alat bantu tangan ataupun kored, parang, cangkul sambil menggemburkan tanah disekeliling tajuk tanaman sekaligus membersihkan rumput liar dalam parit.

    3. Waktu penyiangan biasanya pada umur dua dan empat minggu setelah tanam.

  • Pemupukan susulan

    1. Pemupukan susulan pada sawi dapat dilakukan dua kali yaitu pada umur dua dan empat minggu setelah tanam sedangkan pada sawi yang berumur pendek (genjah) dilakukan satu kali saat berumur dua minggu (15 hari ) setelah tanam.

    2. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan adalah pupuk ZA (Zwefselzuur Amonia) atau Urea sebanyak kurang lebih 50 kg Nitrogen /ha, setara dengan 110 kg Urea atau kurang lebih 240 kg ZA per hektar. Pada tanah yang kurang subur, dosis pupuk ZA dapat ditingkatkan menjadi kurang lebih 400 kg atau Urea kurang lebih 200 kg/hektar.

    3. Bila pupuk Nitrogen diberikan dua kali, maka tiap kali pemupukannya digunakan setengah dosis dari anjuran tersebut.

    4. Cara pemberian pupuk buatan dilakukan menurut larikan atau melingkar tajuk tanaman sejauh 15-20 cm dari pangkal batang sedalam 10-15 cm, kemudian pupuk tersebut ditutup tanah.

Perlindungan Tanaman

Perlindungan tanaman sawi diutamakan terhadap gangguan hama dan penyakit. Prinsip perlindungan tanaman dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) ini dilakukan secara terpadu, yakni melalui penerapan pengendalian cara alami, hayati (biologi), fisik dan mekanik, serta jurus terakhir penggunaan pestisida selektif.

Panen dan Pengolahan Pascapanen

Sawi sudah siap apabila umurnya sudah cukup tua, ukuran krop atau pembentukan daunnya telah maksimal, dan ciri-ciri lain sesuai dengan karakteristik varietasnya.

Sebagai pedoman (acuan) ciri-ciri sawi siap dipanen adala sebagai berikut :

  1. Petsai, Krop berukuran besar, padat dan kompak. Umur 2,5 bln sejak benih (biji) disebar atau tergantung varietasnya.

    • Sangihe, 41 hari setelah tanam (hst).
    • Talaud, 45 hst.
    • Eikun, 60 hst.
    • Chorus, 60 - 65 hst.
  2. Pak Choi, Daun-daun muda berukuran besar dan berumur antara 30-45 hst., tergantung varietasnya.

    • Green Boy, 30 – 40 hst.
    • Tsoi-sim, 40 hst.
    • Show-Jean, 30 hst.
  3. Sawi (mustard), Daun-daun muda berukuran besar (maksimal) dan berumur antara 20-30 hari setelah tanam (hst) atau tergantung varietasnya.

    • Choho, 25 hst.
    • Summer Fest, 21 hst.
    • Caigran, 30-40 hst.

Cara panen sawi adalah mencabut seluruh bagian tanaman atau memotong bagian batang di atas tanah seperti panen petsai. Pada pertanaman yang baik dan tidak mendapat serangan hama atau penyakit, tiap hektar lahan (kebun) petsai dapat menghasilkan antara 25-60 ton, tergantung dari varietas dan jumlah populasi penanaman. Sedangkan produksi sawi berkisar antara 20-50 ton/hektar.

Penanganan hasil panen

Sawi termasuk sayuran yang mudah busuk dan rusak/susut. Untuk mempertahankan kesegaran dan kualitas produksi sawi perlu penanganan pasca panen yang baik.

Tata cara dan tahapan penanganan pascapanen sawi adalah:

  • Pembersihan daun luar.

    1. Setelah krop sawi dipanen (dipotong) segera dikumpulkan di suatu tempat penampungan yang kondisi sekelilingnya teduh.

    2. Daun-daun luar (daun tua) sebagian dibuang, dan hanya beberapa helai saja yang disertakan dengan krop.

Sortasi dan pengkelasan

  1. Krop yang telah dibersihkan dari daun-daun luar dapat segera dipisah- pisahkan antara krop yang abnormal, busuk/rusak dengan krop yang mulus.

  2. Bersamaan dengan kegiatan sortasi dilakukan pula pengkelasan (klasifikasi) berdasarkan bentuk/berat krop ataupun dengan criteria lain sesuai dengan permintaan pasar.

Pencucian dan penirisan

  1. Krop sawi dicuci bersih dalam air yang mengalir atau airnya disemprotkan.

  2. Krop sawi yang telah bersih segera ditiriskan di tempat (ruangan) yang teduh dan dingin.

  3. Pengemasan untuk sasaran pasar jarak dekat, krop sawi dikemas secara sederhana, yaitu disusun dua tingkatan dengan posisi ujung krop bersentuhan ditengah-tengah, lalu diikat dengan tali bamboo atau tali rafia. Tiap ikatan biasanya berkisar antara 40-50kg. Cara lain: krop sawi dimasukkan bersusun dalam karung goni, bagian ujung krop menghadap keluar, dan setelah karung penuh segera dikuatkan dengan tali penguat.

Pengemasan

  1. Untuk sasaran pasar antar daerah (wilayah) yang agak jauh, pengemasan krop sawi biasanya disusun secara teratur dalam bak mobil. Caranya: dasar bak mobil dilapisi daun-daunan/lembar terpal/lembar plastik; kemudian krop sawi disusun secara teratur dengan posisi pangkal krop menghadap keluar. Sesudah bak mobil penuh, barulah ditutup dengan lembar terpal/plastik.

  2. Untuk sasaran pasar ekspor, krop sawi dikemas dalam container berupa dos karton/keranjang plastik/kantong plastik polyetiline yang diberi lubang- lugang kecil/ventilasi. Tiap container berisi 20-40kg atau tergantung pada pesanan pasar.

Penyimpanan sementara

Di tempat penampungan atau di pasar-pasar dan tempat penjualan lainnya, krop sawi sebaiknya disimpan diruangan dingin yang suhu udaranya antara 0-5 dan kelembaban antara 70%-90% (cold storage); sehingga dapat tahan sekitar 10-14 hari. Di ruang terbuka (suhu kamar) tingkat kesegarannya tahan sekitar 3-5 hari.