Bagaimana biografi Immanuel Kant ?

Immanuel Kant

Immanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman. Karya Kant yang terpenting adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia “membatasi pengetahuan manusia”. Atau dengan kata lain “apa yang bisa diketahui manusia.” Ia menyatakan ini dengan memberikan tiga pertanyaan:

  • Apakah yang bisa kuketahui ?
  • Apakah yang harus kulakukan ?
  • Apakah yang bisa kuharapkan ?

Bagaimana biografi Immanuel Kant ?

Immanuel Kant (1724-1804) lahir di Konigsberg Prusia Timur, sebagai anak keempat yang tumbuh dalam keluarga buruh sederhana. Keluarganya amat kental dengan ajaran Kristen Pietis Luterean. Pendidikan akademisnya dimulai ketika dia berusia delapan tahun. Dengan rekomendasi Franz Albert Schultz, seorang pendeta dan teolog yang amat dihormati ibunya, dia masuk ke Collegium Fredericianum pada tahun 1732. Di sekolah ini dia mengikuti studi-studi klasik dan bahasa Latin.

Karir pemikiran Kant bisa dikatakan lambat. Baru pada tahun 1770, Kant ditunjuk sebagai ketua bidang studi logika dan metafisika di universitas Konigsberg. Dalam pidato inagurasinya, dia menyatakan minatnya untuk merekonstruksi filsafat. Minat tersebut baru dibuktikan sepuluh tahun kemudian, tepatnya ketika Kant menginjak usia 50-an, dengan terbitnya Critique of Pure Reason.

filusuf Immanuel Kant

Buku tersebut seringkali dianggap sebagai karya puncak Immanuel Kant. Menyusul terbitnya Critique, Kant menulis karya-karya berikutnya dalam rentang waktu yang relatif singkat, di antaranya: Prolegomena to Any Future Metaphysics (1782), Foundation for the Metaphysics of Morals (1785), Metaphysical Foundation of Natural Science (1786), Critique of Practical Reason (1788), Critique of Judgment (1790), Religion Within the Limits of Reason Alone (1793), Toward Eternal Peace (1795), dan Metaphysics of Morals (1797).

Sejak awal karir pemikirannya atau dalam karya-karya yang ditulisnya, amat jelas bahwa Kant memiliki perhatian yang sangat besar terhadap metafisika. Minat ini kenyataannya mencirikan suasana pemikiran Jerman abad delapan belas, di mana metafisika mulai dipertanyakan dan berusaha diperbarui, fondasinya dan nilai pengetahuannya.

Terbitnya Critique of Pure Reason merupakan karya yang penting karena dilihat sebagai ikhtiar Kant mengklarifikasi problem-problem metafisika yang muncul pada zamannya, di samping problem-problem pengetahuan secara umum.

Immanuel Kant lahir pada 22 April 1724 di Königsberg, sebuah kota tempat berlabuhnya perdagangan internasional Prussia. Terletak di sebelah timur kerajaan Prussia, dekat dengan perbatasan Rusia, dan lebih dekat dengan Polandia daripada dengan Prussia Barat. Banyak bangunan institusi-institusi resmi didirikan di kota ini. Kota Königsberg berpenduduk sekitar 40.000 jiwa di tahun 1706, meningkat menjadi 50.000 jiwa di tahun 1770, dan terus meningkat menjadi 56.00 jiwa di tahun 1786.

Kant terlahir dengan nama baptis “Emanuel”, dari pasangan Johann Georg Kant (1683-1746) dan Anna Regina Kant (1697-1737). Ia menjadi anak ke-4 dari sembilan bersaudara. Sebagai anak pembuat pelana kuda, kehidupan Kant sangat jauh dari kemewahan. Kant dibesarkan dalam suasana kehidupan yang dipenuhi dengan ketaatan Puritanisme. Kelak ia merasa sangat berhutang budi atas didikan ibunya, yang selalu mengajarkannya nilai-nilai kebaikan dan kejujuran. Ini bisa dilihat dalam cara berfilsafat Kant, khususnya dalam wacana etika yang sangat menekankan kesadaran terhadap kewajiban. Bagi Kant, dogma-dogma keagamaan sama sekali tidak bernilai, selama tidak memberikan pelayanan moral.

Setelah menyelesaikan sekolah menengahnya, Kant melanjutkan studi ke universitas kota Königsberg pada tahun 1740. Selama kuliah, Kant menjadi anggota masyarakat akademis (Akademischer Bürger), yang memungkinkannya terbebas dari beban biaya menggunakan inventaris kampus dan beberapa keuntungan lainnya. Minat awalnya selama kuliah adalah studi klasik, tapi Kant ternyata lebih terobsesi menggeluti filsafat berkat pengaruh Martin Knutzen (1713-1751) dan Johann Gottfried Teske (1704-1772). Meskipun demikian, mereka berdua hanyalah dosen biasa dan tidak ada hubungan khusus dengan Kant. Dalam catatan biografinya, Kant mengoreksi beberapa kesalahan penulisan yang sempat ia baca.

Namun, tidak seluruh tulisan Ludwig Ernst Borowski (1740-1832)—salah satu murid pertama dan penulis biografi Kant—sempat dikoreksinya. Borrowski membuat kesalahan dengan menyebut Kant murid terbaik dan kebanggaan Knutzen. Martin Knutzen bukanlah dosen yang mempunyai kedekatan dengannya, bahkan tidak benar bahwa Kant diperkenankan meminjam buku-buku di perpustakaan pribadi sang dosen. Hal ini bisa disaksikan bahwa dalam catatan Martin Knutzen, Kant bukanlah salah seorang mahasiswa terbaiknya. Bahkan Kant tidak pernah disebut sebagai mahasiswanya.

Murid favorit Knutzen adalah Friedrich Johann Buck (1722-1786). Kelak sepeninggal Knutzen, Buck menjadi dosen menduduki posisi yang ditinggalkannya. Mahasiswa lain yang lebih penting dari Kant adalah Johann Friedrich Weitenkampf (1726-1758). Bukti lain bahwa Kant bukan mahasiswa favorit Knutzen, yakni tidak disebutnya nama Kant sewaktu Knutzen berkirim surat dengan Euler.

Selama kuliah, Kant bukanlah seorang mahasiswa yang menjadi idola bagi gadis-gadis Jerman. Secara fisik, penampilan Kant kurang menarik. Kulit pucat, dengan tinggi badannya 157 cm., sepanjang hayat menderita hypochondria, dadanya tipis, dan sering kesulitan pernafasan. Ia terbiasa berangkat kuliah mengenakan sebuah jaket kusam yang harganya kira-kira kurang dari satu pfennig—satuan terkecil mata uang Jerman. Namun, Kant sama sekali tidak mempedulikan hal itu.

Baginya, belajar adalah lebih penting. Belajar adalah segalanya. Hal-hal yang dapat menghambat belajarnya, ia tinggalkan. Kant merasa bahwa selama kuliah, ia baru bisa bebas mempelajari banyak hal yang ia kehendaki, dibandingkan selama di sekolah lanjutan. Ketika duduk di tingkat akhir, Kant terbiasa menjadi tutor bagi beberapa orang mahasiswa yunior yang kesulitan dengan materi kuliah. Dengan bimbingan itu, ia biasa mendapatkan secangkir kopi dan roti putih gratis untuk makan siang.

Pada masa Kant, kuliah filsafat di Universitas Königsberg cenderung mengikuti arah pemikiran Christian Wolff. Hal ini tanpa mengingkari beberapa dosen yang menyukai sistem Aristotelian, seperti Johann Adam Gregorovious (1681-1749). Pemikir seperti Descartes dan Locke adalah tokoh-tokoh yang lebih banyak diserang. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Kant pada awalnya lebih diarahkan kepada sistem Wolffian, berkat dosen-dosennya. Tapi, terlalu gegabah kiranya menganggap Kant adalah tokoh Wolffian semasa muda.

Sejak muda, Kant selalu menjaga jarak dari sistem manapun, dan berusaha independen dengan pemikirannya sendiri.

Pada zaman Kant, kehidupan antara laki-laki dan perempuan Jerman terpisahkan secara gender. Itulah mengapa, ia seperti orang-orang di masanya, jarang bergaul dengan lawan jenis mereka. Kehidupan perempuan Jerman saat itu, diarahkan pada tiga hal: Kinder, Küche, und Kirche (anak-anak, dapur, dan gereja).

kata kata bijak Immanuel Kant

Kant meninggalkan kuliahnya setelah Agustus 1748, karena ayahnya meninggal dunia tanpa meninggalkan banyak dukungan finansial. Sebelas tahun sebelumnya, ia telah kehilangan ibu yang dikasihinya. Kant terpaksa bekerja sebagai guru privat (Hofmeister) bagi ketiga putra pastor Andersch, di kota Judtschen. Kemudian ia menjadi guru bagi ketiga putra tertua von Hülsen, seorang ksatria Prussia. Selama menjadi guru, Kant menghaluskan sikap dan perilakunya ketika bergaul dengan keluarga kaya, serta tak lupa meningkatkan kemampuan akademisnya. Ia masih berkeinginan meneruskan kembali kuliahnya.
Setelah enam tahun absen untuk menjadi guru, Kant kembali ke universitas dengan mengajukan disertasinya berjudul, “Succinct Meditations on Fire”, (Meditasi-meditasi Ringkas tentang Api).

Pamannya, Richter, membayar biaya promosi doktornya. Untuk mengajar di universitas, Kant harus menerima “venia legendi”, dengan mempertahankan disertasi lain berjudul, “Principiorum Primorum Cognitionis Metaphysicae Nove Diludatio”, (Penjelasan Baru tentang Prisnsip-Prinsip Pertama Pengetahuan Metafisik). Kant akhirnya diperbolehkan mengajar materi-materi kuliah di universitas. Sebagai Privatdozent, ia tak dibayar dari kampus. Gajinya didapat dari mahasiswa yang menghadiri kuliahnya. Besarnya pendapatan, tergantung pada banyaknya peserta yang ikut kuliah.

Pengaruh Kant cukup populer dalam atmosfer akademik Königsberg. Selama menjadi Privatdozent, kuliah-kuliahnya selalu dipenuhi mahasiswa, sehingga memicu kecemburuan sosial bagi dosen-dosen lainnya. Beberapa dari mereka tidak menyukai Kant.

Untuk bisa bertahan hidup, Kant harus banyak mengajar. Selama semester musim dingin 1755-1756, ia mengajar logika, metafisika, matematika, dan fisika. Di semester musim panas, ia menambahkan dengan kuliah geografi, dan berikutnya ditambahkan dengan etika. Kant mengajar sebanyak enam belas sampai dua puluh empat jam seminggu. Buku acuan mengajarnya semisal, Metaphisica, Ethica, karya Baumgarten, Auszug aus der Vernunftlehre, karya Georg Friedrich Meier, keduanya merupakan pengikut Wolff. Ia juga menggunakan, Erste Gründe der Naturlehre, karya Johann Peter Eberhard. Dalam bidang matematika, Kant menggunakan karya-karya Wolff, Auszug aus den Anfangsgründen aller Mathematischen Wissenschaften, Ansfangsgründe aller Mathematischen Wissenschaften.

Meskipun diharuskan mengajar berdasarkan buku-buku acuan, tapi ia tidak mengekor pada uraian yang diberikan buku tersebut. Kant hanya mengikuti urutan materi di dalamnya. Ia bahkan memberi tambahan terhadap beberapa hal dalam penjelasan yang tidak disebutkan di dalam buku, dan juga mengoreksi isinya. Jika tidak setuju dengan isi buku tersebut, ia segera beralih pada pemahamannya sendiri. Ketika mengajar, Kant selalu menekankan bahwa apa yang ia ajarkan bukanlah filsafat, tapi bagaimana berfilsafat. Kant berkata:

“The true method of instruction in philosophy is zetetic, as it was called by some of the ancients (derived from zetetin). It is searching, and it can become dogmatic, that is decided through a more developed reason only in some parts.”

“Metode instruksi yang benar dalam filsafat adalah zetetic, sebagaimana disebut oleh tokoh-tokoh klasik (diturunkan dari kata zetetin). Hal itu adalah pencarian, dan bisa menjadi dogmatis, yang diputuskan melalui sebuah pengembangan penalaran hanya di dalam beberapa bagian-bagiannya.”

Periode pra-kritis Kant berakhir sejak 1769, memasuki tahun 1770. Dalam masa pra-kritis itu, pemikiran Kant terbagi menjadi dua: pertama, berlangsung sejak 1755-1762, dikenal sebagai periode rasionalis; kedua, antara tahun 1762- 1769, dikategorikan sebagai periode empiris. Pembagian periode pra-kritis ini tidak dimaksudkan sebagai pemetaan secara radikal. Tapi, sebagai sebuah kecenderungan untuk lebih mudah memahami, meskipun sebenarnya tidak ada kesepakatan dari pada pengkaji dalam masalah ini.Jika orang berbicara tentang tiga kritik Kant, maka yang dituju adalah periode setelah tahun tersebut, yang disebut periode kritis.

kata kata bijak Immanuel Kant

Sejak tahun 1770, Kant berusaha keras menghasilkan suatu pemikiran orisinilnya. Ia mencari sistem filsafat, yang terbebas dan mengatasi, baik rasionalisme maupun empirisme. Tapi, Kant bukan penganut eklektisisme. Selama sebelas tahun, Kant berupaya merumuskan pemikirannya. Ia menggugat pandangan Leibniz-Wolffian, dan semua sistem-sistem yang ada saat itu. Edisi pertama Kritik der reinen Vernunft, terbit tahun 1781. Sejak saat itu, karya-karya brilian Kant mulai bermunculan. Dengan tanpa malu-malu dalam karyanya, Prolegomena zu einer jeden künftigen Metaphysik, terbit 1783, Kant mengakui dirinya dibangunkan dari tidur filsafat dogmatik oleh David Hume:

“I openly confess, the suggestion of David Hume was the very thing, which many years ago first interrupted my dogmatic slumber, and gave my investigation in the field of speculative philosophy quite a new direction. I was far from following him in the conclusion at which he arrived by regarding, not the whole of his problem, but a part, which by itself can give us no information. If we start from well-founded, but undeveloped, thought, which another has bequeathed to us, we may well hope by continued reflection to advance farther than acute man, to whom we owe the first spark of light.”

“Saya secara terus terang mengakui anjuran David Hume, yang selama beberapa tahun mengganggu tidur dogmatis saya dan memberi arah baru bagi penyelidikan saya dalam filsafat spekulatif. Saya sama sekali tidak mengikutinya pada kesimpulan yang ia dapatkan berkenaan dengan keseluruhan masalahnya, tapi sebagian, yang tidak memberikan kita informasi. Jika kita memulai dari penemuan-berharga, tapi pemikiran yang tidak dikembangkan, yang satu lagi telah mewariskan kepada kita, kita mungkin berharap dengan baik berdasarkan refleksi berkelanjutan untuk mengembangkan lebih jauh dari seorang yang teliti, kepadanya kita berhutang percikan cahaya pertama.”

kata kata bijak Immanuel Kant

Secara garis besar, karya-karya Kant adalah sebagai berikut:

  • Kritik der Reinen Vernunft, merupakan karya filsafat yang membahas masalah epistemologi. Dalam karya ini Kant berupaya membongkar masalah-masalah yang tidak selesai seputar pengetahuan. Ia merumuskan sistem baru, dengan terlebih dahulu mengritik aliran rasionalisme dan empirisme. Karya ini terbit tahun 1781.

  • Prolegomena zu einer jeden künftigen Metaphysik. Karya ini terbit 1783.
    Dengan tulisan ini, Kant bermaksud menjadikannya sebagai sebuah catatan singkat untuk bisa memahami pembahasan dalam Kritik der Reinen Vernunft. Karena penjelasan yang sulit, dengan gaya bahasa yang bertele-tele, karya tersebut dapat memudahkan para pembaca dalam memahami isi Kritik der Reinen Vernunft, yang kerap mengundang banyak keluhan.

  • Was ist Aufklärung?. Esai ini diterbitkan Berlinische Monatschrift, tahun 1784, ditulis untuk menjawab seputar pertanyaan tentang pencerahan yang terjadi pada abad ke-18, di Eropa.

  • Grundlegung zur Metaphysik der Sitten, sebuah paparan argumentatif tentang dasar-dasar hukum moral, yang terbit tahun 1785.

  • Metaphysik Anfangsgründe der Naturwissenschaften. Sebagai pengajar fisika, Kant merasa perlu menjelaskan prinsip-prinsip kaidah ilmu pengetahuan alam yang ia pegang. Lewat karya inilah, ia menjelaskan hal itu. Tulisan ini terbit pada tahun 1786.

  • Was heisst: Sich im Denken orientiren? Ulasan dalam karya ini berisi kontibusi Kant terkait persoalan paham panteisme yang melanda kalangan sarjana abad ke-18, diterbitkan dalam Berlinische Monatschrift, terbit bulan Oktober 1786.

  • Kritik der Practischen Vernunft. Lewat karya ini Kant berusaha merumuskan bahwa kaidah moral tidak semata masalah agama dan hati, melainkan termasuk bagian urusan pemahaman rasional. Karya ini terbit tahun 1788.

  • Kritik der Urteilkraft. Karya ini adalah kritik ketiga Kant, terbit tahun 1790, yang berisi pembahasan seputar penilaian nilai estetika.

  • Über das Mißlingen aller philosophischen Versuche in der Theodicee, sebuah esai yang berisi paparan tentang masalah agama dalam batas-batas rasional, diterbitkan dalam Berlinische Monatschrift, September 1791.

  • Das Ende aller Dinge, berisi kritik filsafat politik Kant terhadap situasi saat itu. Karya ini diterbitkan Berlinische Monatschrift, Juni 1794.

  • Zum ewigen Frieden, sebuah esai yang menjelaskan tentang basis moral, melukiskan perkembangan sejarah dan politik, terbit 1795.

  • Der Streit der Fakultäten. Esai ini ditulis Kant berkenaan dengan pengekangan pemerintah terhadap kebebasan menyuarakan pendapat tentang masalah agama. Esai ini terbit pada musim gugur 1798.

  • Metaphysische Anfangsgründe der Rechtslehre dan Metaphysische Anfangsgründe der Tugendlehre, kedua esai ini berupa bagian karya Metaphysik der Sitten, berisi penjelasan Kant tentang metafisika moral. Yang pertama berbicara tentang elemen-elemen dalam pembahasan metefisika moral yang seharusnya, sedangkan yang kedua menjelaskan tentang kebijaksanaan dalam moral. Keduanya terbit di tahun 1797.

Selama masa hidupnya, Kant menghabiskan waktu dengan kegiatan yang cukup padat dan disiplin. Kegiatan hariannya dilakukan tetap, termasuk jadwal kunjungannya. Ia terbiasa tidur jam sepuluh malam, dan bangun sebelum jam lima pagi. Kemudian melakukan refleksi filosofis, mengajar, dan setiap jam setengah empat sore pergi berjalan-jalan. Kebiasaan jalan-jalan sore ini dimaksudkan sebagai cara mencari inspirasi baru bagi pengembangan pemikirannya. Baik ketika cuaca panas, maupun hujan, ia terbiasa melakukan itu. Konon karena kedisiplinannya ini, warga Königsberg mencocokkan jam mereka ketika melihat Kant berjalan-jalan. Mungkin sekali karena terlalu konsisten dan fokus pada pekerjaan, sehingga membuatnya menangguhkan diri untuk menikah.

Kant sebenarnya sama seperti laki-laki pada umumnya, memiliki keinginan untuk berkeluarga. Namun, niat itu tidak bisa dilaksanakan. Setidaknya, ia pernah merencanakan hal itu dengan seorang janda cantik, dan pernah pula berkeinginan menikahi gadis dari pinggiran Westphalin. Namun, keduanya tidak terlaksana, karena Kant terlalu lama mengambil keputusan.

kata kata bijak Immanuel Kant

Antara tahun 1796-1804 adalah masa-masa terakhir bagi kehidupan Kant. Sejak 1797 ia sudah tidak bisa mengajar lagi, karena usia tua dan sakit. Pikirannya masih tajam, tapi secara fisik ia sangat lemah. Sejak tahun 1800, Kant mulai melupakan kejadian-kejadian yang baru saja dilakukannya, dan lupa apa yang harus dilakukan. Pada periode ini banyak bermunculan kisah-kisah menggelikan yang berkaitan dengan Kant, misalnya analisisnya tentang kematian kucing-kucing karena sengatan listrik, orang negro Afrika yang sebenarnya berkulit putih, dan sebagainya.

Pada tanggal 12 Februari 1804, Kant menghembuskan nafasnya yang terakhir, dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-80. Nisannya sekarang ada di kota Kaliningrad. Tapi, nisan itu sudah tidak berisi tulang-belulangnya lagi.

Referensi :

  • Manfred Kuehn, Kant: A Biography,
  • Beryl Logan (ed.), Kant’s Prolegomena to Any Future Metaphysics in Focus (New York: Routledge, 1996).