Bagaimana bentuk ketidakpuasan terhadap Hubungan atau Relasi Interpersonal?

Hubungan sosial atau relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antar individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan di dasarkan pada kesadaran untuk saling menolong, relasi sosial merupakan proses mempengaruhi di antara dua orang.

Bagaimana bentuk ketidakpuasan terhadap Hubungan atau Relasi Interpersonal ?

Relasi atau hubungan yang terjadi antara individu yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama akan membentuk suatu pola, pola hubungan ini juga disebut pola relasi. - Spradley dan Mccurdy (1975) -

Ketika hubungan terbentuk, berkembang pula pola-pola komunikasi yang merupakan hasil dari aturan yang diterapkan para partisipan.Pola berarti gambaran atau corak hubungan sosial yang tetap dalam interaksi sosial. Terbentuknya pola dalam interaksi sosial tersebut melalui proses cukup lama dan berulang-ulang. Akhirnya muncul menjadi model yang tetap untuk di contoh dan di tiru. Adanya pola interaksi akan menghasilkan keajegan, di mana keajegan adalah gambaran atau suatu kondisi keteraturan yang tetap dan relatif tidak berubah sebagai hasil hubungan yang selaras antara tindakan, norma dan nilai dalam interaksi sosial.

Ruben (2006) menyebutkan ada empat pola relasi yang akan terbentuk ketika terjadi relasi interpersonal yaitu:

  1. Suportif dan defentif

    Sikap suportif merupakan sikap yang mendukung komunikasi interpersonal sebaliknya dengan sikap depentif.

    Tabel Pola relasi interpersonalsuportif dan defentif
    image

  2. Tergantung (dependen) dan tidak tergantung (independen)

    Hubungan yang beriklim dependen dicirikan jika salah satu individu sangat tergantung pada induvidu lainnya, misalnya karna dukungan, uang, pekerjaan.Kepemimpinan, petunjuk dan sebagainya.Sebaliknya dalam hubungan yang independen, seorang individu secara bebas dapat menyatakan ketidaksepakatan, ketidaksetujuan dan penolakan pada individu lainnya.

  3. Progresif dan Regresif

    Hubungan yang progresif adalah hubungan yang ditandai dan menimbulkan harmoni.Sebaliknya dengan regresif, hubungan tetap berkembang, namun mengarah atau menimbulkan ketidakpuasan dan ketidakharmonisan.

  4. Self fultfilling dan self defeting profecise

    Pola hubungan yang dipengaruhi oleh harapan dari pihak-pihak yang terlibat. Jika harapan kita terpenuhi dalam hubungan tersebut maka kita akan bersifat positif terhadap hubungan tersebut, sebaliknya jika harapan kita tidak terpenuhi maka kita akan bersifat negatif terhadap hubungan tersebut.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Relasi Interpersonal

Ruben mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola-pola komunikasi interpersonal sebagai berikut:

  1. Tingkat hubungan dan konteks. Pola yang berkembang akan berbeda pada tingkat komunikasi yang biasa dengan yang intim. Begitu juga konteks akan menentukan pola komunikasi yang tercipta.
  2. Kebutuhan interpersonal dan gaya komunikasi
  3. Kekuasaan
  4. Konflik

Sementara itu Jalaluddin Rakhmat (1998) menyebut tiga faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola komunikasi dalam hubungan interpersonal.

  1. Percaya (trust)
    Percaya menentukan efektifitas komunikasi dan dapat meningkatkan kadar komunikasi interpersonal yang terbentuk.

  2. Sikap suportif
    Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi.Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor- faktor personal (ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif, dsb) atau faktor- faktor situasional.

  3. Sikap terbuka.
    Sikap terbuka sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatisme.Agar komunikasi interpersonal yang kita lakukan melahirkan hubungan yang efektif maka dogmatisme (sikap tertutup harus digantikan dengan sikap terbuka.