Bagaimana Awal Pembentukan Hubungan Dagang AS – China?

Hubungan Dagang AS dan China

Bagaimana Awal Pembentukan Hubungan Dagang AS – China ?

Amerika Serikat (AS) merupakan negara yang selama ini dikenal sebagai hegemon dan negara yang ekonominya sangat terintegrasi dengan perekonomian dunia. Integrasi ini pada dasarnya menciptakan keuntungan sekaligus tantangan bagi sektor bisnis, perdagangan, konsumen di AS. Salah satu dimensi dalam strategi hegemoni AS adalah dimensi ekonomi. Liberalisasi ekonomi dan interdependensi merupakan komponen utama bagi hegemoni AS. Sejak tahun 1990, AS telah menjadi mesin utama bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Hal ini dikarenakan perekonomian AS yang dapat dikatakan sangat baik dan stabil.

Dimensi ekonomi yang sangat mempengaruhi stabilitas dan perkembangan perekonomian AS adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional telah menjadi hal yang penting bagi pertumbuhan perekonomian AS. Perdagangan adalah hal yang kritis bagi pertumbuhan dan kekuatan ekonomi AS dan berpengaruh pada kepemimpinanya di dunia.

Dalam sistem perdagangan internasional, pemerintah AS menjalani prinsip liberal multiralisme. Sejak lama prinsip ini menjadi dasar partisipasi dan kepemimpinan AS dalam banyak peristiwa negosiasi internasional, terutama dalam forum WTO. Namun setelah gagalnya negosiasi perdagangan multilateral dalam Putaran Doha, AS mengintensifkan kebijakan perdagangannya melalui kesepakatan dagang regional dan bilateral ( regional and bilateral trade agreement ). Hal ini dilakukan AS dengan asumsi bahwa semakin sedikit pihak yang terlibat maka akan semakin maksimal keuntungan yang akan didapatkan. Hal inilah yang melatarbelakangi AS dalam membentuk perjanjian dagang bilateral dengan negara – negara di berbagai belahan dunia.

Perdagangan telah menjadi akar penting bagi AS. Dari perdagangan internasional yang dilakukan AS dengan negara-negara di dunia, 30% nya merupakan perdagangan AS dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, salah satunya China. Perdagangan AS dengan kawasan Asia Pasifik jauh lebih besar dibandingkan dengan total perdagangan AS ke Uni Eropa. Hal ini juga dikarenakan Asia Pasifik telah menjadi kawasan penting bagi keseluruhan aspek kepentingan AS dalam jangka panjang. Perdagangan akan menciptakan kesempatan – kesempatan baru bagi AS dan mempertahankan kekuatan AS yang tak tertandingi dalam hubungan ekonomi, politik dan militer.

Perekonomian AS yang terintegrasi melalui perdagangan internasional dengan negara–negara di dunia telah membuat AS menjadi negara yang sangat mementingkan perdagangan sebagai pendorong pertumbuhan perekonomiannya. AS memiliki potensi pasar domestik sebagai salah satu pasar yang paling banyak dituju eksportir dunia. Besarnya pasar AS tersebut menyebabkan AS memilik kuasa penuh untuk mengadakan perjanjian kerjasama maupun memutus hubungan dagang dengan suatu negara atas pertimbangan MFN ( Most Favored Nations ).

Hal ini tentunya menjadi keputusan mahapenting, khususnya bagi negara hegemon, yang seringkali menjadi inisiator pembentukan kerja sama tersebut. Meskipun tidak absolut, akan tetapi hampir dalam semua kasus, negara hegemon selalu menjadi pencetus awal kerja sama dan penentu bentuk kerja sama yang akan dieksekusi. Hal ini juga dilakukan AS sebagai upaya mempertahankan hegemoni dan mencapai kepentingannya, salah satunya dengan pembentukan kerjasama perdagangan dengan China.

Awal Pembentukan Hubungan Dagang AS – China


Asia Pasifik telah menjadi kawasan yang sangat penting bagi keseluruhan aspek dari kepentingan AS dalam jangka panjang. Hal ini yang menjadi salah satu alasan AS untuk membuka hubungan dengan China. Inisiatif terhadap pembukaan hubungan AS dan China muncul setelah terjadinya pembekuan hubungan politik antara kedua negara sejak diberlakukannya embargo AS terhadap China, langkah pertama untuk memperbarui hubungan AS – China dilakukan pada tahun 1971. Inisiasi hubungan kedua negara ini dilakukan karena melihat perkembangan China selama tahun 1971 – 1972 dimana perdagangan internasional China dan perdagangan dengan AS telah meningkat 20% per-tahun. Selain itu, membangun hubungan dagang dengan China merupakan bagian dari strategi AS untuk menyatu dengan China.

Hubungan perdagangan AS dengan China sudah diinisiasi sejak tahun 1970-an, ketika Nixon yang pada saat itu menjadi Presiden AS mengunjungi China menyatakan akan melakukan dialog terbuka dengan China dan membawa China kedalam komunitas dunia internasional. Pada 14 April 1971, pemerintahan Nixon mengumumkan lima tindakan yang bertujuan menghapus hambatan dalam hubungan dagangan AS dan China. Hubungan AS dan China memang semakin berkembang ketika Presiden Nixon secara resmi telah mengakhiri embargo perdagangan, mengesampingkan hambatan hukum yang telah menghambat hubungan ekonomi yang signifikan antara AS dan China sejak 1950.

Sejak dicabutnya embargo AS pada perdagangan China, setidaknya perdagangan telah mengalami peningkatan. Namun, banyak orang Amerika percaya bahwa China tidak akan dapat untuk membiayai besarnya peningkatan impor sampai mereka mendapatkan devisa yang cukup dengan meningkatkan ekspor itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhan hubungan ekonomi AS – China kemungkinan akan bergantung pada AS yaitu dengan “kesedian untuk memperpanjang kredit eskpor atau bentuk bantuan lainnya”.

Normalisasi hubungan AS – China dilakukan karna Nixon melihat bahwa perekonomian China yang telah menunjukkan perkembangan yang sangat baik dan akan memberikan keuntungan bagi AS apabila menjalin hubungan dagang dengan China. Selain itu, bagi Nixon China merupakan puzzle yang harus disatukan dengan AS agar dapat mencapai kepentingan AS. Hal ini berkaitan dengan status hegemon AS dan pengaruh geopolitik AS di kawasan Asia Timur.

Selain upaya normalisasi yang dilakukan AS, ternyata hubungan perdagangan dan bisnis China dengan negara – negara industri maju juga memfasilitasi untuk terbentuknya hubungan perdagangan AS – China. Negara-negara industri yang menjalin hubungan kerjasama bisnis ataupun perdagangan dengan China menganggap China sebagai negara yang akan memiliki pasar penting pada masa mendatang. Hal ini dibuktikan dengan pembentukan hubungan bilateral China dengan negara–negara industri seperti Swedia, Denmark, Finlandia (1950); Norwegia (1954); Perancis (1964); Kanada, Italia (1970), Inggris, Jepang, Jerman, Australia, Selandia Baru (1972) dan Spanyol (1973).

Hubungan dagang AS dengan China dimulai ketika kedua negara mengumumkan hubungan diplomatiknya pada Januari 1979 dan menandatangani perjanjian dagang bilateral pada juli 1979, serta memberlakukan MFN ( Most Favored-Nations ) pada awal tahun 1980. Dalam menjalin hubungan ekonomi, baik AS dan China merasakan mamfaat besar bagi satu sama lain. Bagi China, AS mempresentasikan pasar ekspor yang paling penting dan dapat membantu perkembangan China melalui investasi AS dan juga joint venture . Sedangkan bagi AS, pasar China dinilai cukup menjanjikan di masa yang akan datang. Mamfaat yang dirasakan oleh AS dan China ini pada dasarnya dapat dijadikan modal untuk menjalin suatu hubungan ekonomi yang kuat dan saling menguntungkan. Dengan ditandatanganinya perjanjian bilateral dan pembentukan hubungan dagang AS–China, total perdagangan kedua negara telah mengalami peningkatan. Dampak positif dari perdagangan AS–China terlihat dengan semakin berkembangnya kerjasama antara AS–China, selain itu dari total perdagangan AS juga mengalami surplus atas perdagangannya dengan China. Namun, surplus perdagangan hanya dirasakan AS pada empat tahun pertama dibentuknya kerja sama perdagangan AS – China. Pada tahun berikutnya AS mengalami defisit perdagangan sekitar 67,1 juta dolar.

image