Bagaimana Awal Kehadiran Greenpeace di Republik Rakyat Tiongkok Periode 1980-1997?

Awal Kehadiran Greenpeace di Republik Rakyat Tiongkok Periode 1980-1997

Bagaimana Awal Kehadiran Greenpeace di Republik Rakyat Tiongkok Periode 1980-1997 ?

Sejarah Greenpeace sebagai Organisasi Non-Pemerintah di Republik Rakyat Tiongkok


Sebagai salah satu organisasi non-pemerintah yang bergerak di lingkungan hidup, Greenpeace turut memperluas jaringan di Asia Timur termasuk Republik Rakyat Tiongkok. Greenpeace hadir pada tahun 1997 di Republik Rakyat Tiongkok dan turut aktif dalam berbagai permasalahan lingkungan hidup yang ada. Dalam berperan sebagai organisasi internasional, Greenpeace melakukan berbagai aktivitas termasuk kampanye. Sama halnya dengan Greenpeace di berbagai negara lainnya, Greenpeace di Republik Rakyat Tiongkok memiliki fokus terhadap isu: perubahan iklim dan energi, polusi udara, bahan kimia beracun, pangan dan pertanian, dan hutan (www. Greenpeace .org).

1 . Awal Kehadiran Greenpeace di Republik Rakyat Tiongkok Periode 1980-1997

Kehadiran Greenpeace di Republik Rakyat Tiongkok dimulai pada tahun 1980- an. Pada awalnya Greenpeace terbentuk melalui aksi penghentian uji coba nuklir yang dilakukan oleh Amerika Serikat pada tahun 1971. Greenpeace merupakan organisasi non-pemerintah internasional yang pada awalnya menaruh perhatian pada isu nuklir dan melaksanakan berbagai aktivitas untuk menghentikan tes nuklir yang dilakukan di beberapa negara. Selanjutnya, Republik Rakyat Tiongkok menjadi salah satu negara yang menjadi perhatian dari Greenpeace .

Pada tahun 1980-an, Greenpeace mulai menaruh perhatian pada tes nuklir yang dilaksanakan di Republik Rakyat Tiongkok dan mulai melakukan penelitian terhadap isu tersebut (www. Greenpeace .org). Pada pertengahan tahun 1995, dikabarkan bahwa Republik Rakyat Tiongkok akan mengadakan uji coba nuklir dan dalam menganggapi hal tersebut, Greenpeace berencana melakukan kunjungan ke Republik Rakyat Tiongkok untuk melakukan protes terkait uji coba nuklir (www. Greenpeace .org). Direktur eksekutif dari Greenpeace Internasional, Thilo Bode, mengumpulkan direktur-direktur Greenpeace dari negara Inggris, Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat untuk melakukan diskusi dan mempersiapkan strategi dalam melaksanakan protes terkait uji coba nuklir di Republik Rakyat Tiongkok (Liang, 2006). Perkumpulan direkturdirektur dari Greenpeace tersebut menghasilkan keputusan yaitu untuk melaksanakan protes di Tiananmen Square, Beijing, dengan tujuan dapat menghentikan uji coba tes nuklir yang akan dilakukan (www. Greenpeace .org).

Protes tersebut kemudian dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 1995 dan dilakukan oleh beberapa aktivis asing yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat, termasuk Thilo Bode selaku direktur eksekutif dari Greenpeace Internasional (Liang, 2006). Aksi protes tersebut dilakukan dengan cara memasang spanduk yang bertuliskan “ Stop All Nuclear Testing ” dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin, namun aksi protes yang dilaksanakan tidak mendapatkan respon yang baik dari Republik Rakyat Tiongkok (Liang, 2006). Kegiatan pertama Greenpeace berupa protes uji coba nuklir yang dilakukan di Republik Rakyat Tiongkok berakhir setelah 5 menit setelah aksi protes dilaksanakan (Liang, 2006). Dalam selang waktu 5 menit, para aktivis tersebut telah dikepung oleh sekitar 30 petugas militer dan petugas kepolisian (Liang, 2006). Aksi protes terhadap uji coba nuklir yang dilakukan dengan memasang spanduk di Tiananmen Square di Beijing telah mengakibatkan aktivitis-aktivis asing tersebut ditahan dan diusir dari Republik Rakyat Tiongkok (Liang, 2006).

Usaha Greenpeace untuk menghentikan tes nuklir di Republik Rakyat Tiongkok kemudian dilanjutkan pada tahun 1996, dengan cara membuat rencana untuk bertemu dan berbicara dengan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (Liang, 2006). Keinginan para aktivis untuk memasuki wilayah Republik Rakyat Tiongkok dan bertemu dengan pemerintah tidak terpenuhi dan masih mendapatkan respon yang tidak baik dari pemerintah (Liang, 2006). Kedatangan para aktivis tersebut disambut oleh kapal penjaga pantai dari Republik Rakyat Tiongkok dan sekitar 70 tentara angkatan laut, yang kemudian mengambil alih kapal yang dinaiki oleh para aktivis dari Greenpeace (Liang, 2006). Para aktivis yang datang dengan menaiki kapal tersebut dituduh telah memasuki wilayah secara illegal diminta untuk meninggalkan wilayah perairan Republik Rakyat Tiongkok serta diminta untuk menghentikan tindakan apapun yang dianggap illegal oleh Republik Rakyat Tiongkok (Liang, 2006).

Setelah mengalami kegagalan atas beberapa usaha yang telah dilakukan untuk menolak diadakannya uji coba nuklir di Republik Rakyat Tiongkok, Greenpeace berusaha untuk mengubah strategi terhadap Republik Rakyat Tiongkok. Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh aktivis tersebut, Greenpeace mendapatkan pelajaran mengenai cara melakukan suatu aksi atau tindakan pembelaan terhadap lingkungan di Republik Rakyat Tiongkok yang tepat (Jie, 2012). Perubahan strategi yang dilakukan oleh Greenpeace melibatkan konsultasi yang dilakukan dengan berbagai NGO, pemerhati lingkungan, komunitas bisnis, dan organisasi mahasiswa untuk memberikan pandangan dan pendapat (Jie, 2012). Konsultasi yang dilakukan oleh Greenpeace kemudian menghasilkan salah satu cara yang dapat dipilih oleh Greenpeace untuk dapat melakukan aksi pembelaan terhadap lingkungan di Republik Rakyat Tiongkok (Jie, 2012). Cara tersebut adalah dengan mengubah taktik mereka yaitu dengan bekerja langsung di Republik Rakyat Tiongkok dengan tujuan untuk menghasilkan perubahan secara perlahan (Jie, 2012).

2 . Berdirinya Greenpeace di Republik Rakyat Tiongkok Tahun 1997

Semenjak kehadirannya secara resmi pada tahun 1997, Greenpeace telah melakukan berbagai kampanye maupun tindakan lainnya dalam rangka mengatasi permasalahan lingkungan yang ada. Dalam mengatasi permasalahan lingkungan, Greenpeace senantiasa melakukan tindakan dalam berbagai cara termasuk melakukan investigasi atau penelitian, menerbitkan laporan, melakukan kampanye, bekerjasama, mendorong pemerintah dan perusahaan, melibatkan masyarakat, dan melakukan pemantauan. Dalam melakukan berbagai tindakan di Republik Rakyat Tiongkok, Greenpeace cenderung memilih untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan cara mengadopsi karakteristik dari Republik Rakyat Tiongkok (Jie, 2012). Dalam melaksanakan berbagai aksi dan tindakannya, Greenpeace sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dan politik di Republik Rakyat Tiongkok yang juga turut mempengaruhi strategi kampanye yang dipilih oleh Greenpeace (Liang, 2006).