Aspek dan Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Kecerdasan Sosial?

kecerdasan sosial
Orang yang memiliki kecerdasan sosial tinggi ia mampu memahami siapakah dirinya, dimana tempatnya, dan bagaimana posisinya didalam masyarakat serta mampu hidup dengan harmonis dan selaras dengan lingkungannya. Aspek dan Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Kecerdasan Sosial ?

Karl Alberct (2005) dalam teori multiple intelligence mengemukakan 5 aspek kecerdasan sosial ( social intelligence ):

  • Situational awareness (memahami hak-hak orang lain) yaitu sebuah kehendak untuk bisa memahami akan kebutuhan serta hak orang lain atau individu dalam mengobservasi, melihat, dan mengetahui konteks situasi sosial sehingga mampu mengelola orang-orang atau peristiwa. Contohnya seseorang yang mengobrol dan berteriak di ruang ibadah atau perpustakaan adalah orang yang tidak memiliki kesadaran situasional.

  • Presence (kemampuan membawa diri) yaitu menyesuaikan diri kita dalam lingkungan dan bagaimana kita melakukan sesuatu sesuai lingkungan. Contohnya bagaimana cara berpakaian kita ke kampus, mengobrol dengan orang yang lebih tua dan berinteraksi dengan anak-anak.

  • Bersikap (jujur dan dipercaya) yaitu bagaimana seseorang selalu bersikap jujur dan dapat dipercaya apabila diberikan suatu kepercayaan.

  • Charity (kemampuan untuk mengajak dan meyakinkan seseorang) aspek ini menjelaskan sejauh mana seseorang dibekali kemampuan untuk menyampaikan gagasan dan idenya secara persuasive , sehingga orang lain bisa menjelaskan metode yang kita terapkan pada orang lain.

  • Empathy (rasa empati) aspek ini merujuk pada sejauh mana seseorang dapat berempati pada gagasan dan penderitaan orang lain. Sejauh mana kita memiliki keterampilan untuk bisa mendengarkan, memahami pikiran orang lain, dan melakukan aksi nyata untuk meringankan penderitaan orang lain. Bagaimana kita bisa memahami orang lain dan mampu untuk menyelesaikan masalah. Contohnya membantu adik ketika adik kita tidak dapat menyelesaikan tugasnya.

Berdasarkann 5 poin di atas, bahwa orang yang sukses bukanlah mereka yang memiliki IQ tinggi, tetapi 80% mereka dinilai dari kecerdasan sosialnya, yaitu yang bisa menempatkan dirinya dalam 5 komponen tersebut.

Suyono (2007) mengemukakan hal-hal yang mempengaruhi kecerdasan sosial :

  • Moralitas
    Adanya nilai-nilai moral di dalam diri individu, maka secara otomatis setiap individu akan mengetahui mana tindakan tercela dan mana tindakan terpuji. Dengan nilai-nilai moralitas ini individu mampu mengetahui apakah lingkungan tersebut tidak baik untuk perkembangannya dan mencari lingkungan lain yang menyejukkan dan melindunginya. Adanya penanaman moralitas sejak dini akan membangun kualitas hidup manusia yang baik serta mempengaruhi segala prilaku. Oleh karena itu moralitas seseorang mempengaruhi kecerdasan sosial. Orang yang memiliki kecerdasan sosial akan memberi kontribusi terbaik dari kemampuan dirinya untuk disumbangkan di lingkungan sekitarnya.

  • Kecerdasan emosi
    Dalam hal ini, emosi mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid tentang suatu hubungan dan kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengotrol emosi dirinya dan orang lain disekitarnya. Seseorang yang mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi oranglain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.

  • Status ekonomi
    Status ekonomi merupakan kelompok manusia yang menempati lapisan sosial, yang menunjukkan kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya berdasarkan kreteria ekonomi.Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial dapat dikemukakan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Aristoteles (dalam Soekanto, 2005) membagi masyarakat menjadi tiga golongan yaitu : golongan atas, golongan menengah dan golongan bawah.

Faktor-faktor Kecerdasan Sosial


Kecerdasan sosial adalah kemampuan seseoang dalam memahami dan bergaul dengan orang lain. Gerungan (2004) mengemukakan fakto-faktor kecerdasan sosial:

  • Keluarga
    Keluarga merupakan tempat pertama dalam belajar dalam kehidupan sosial. Dari keluarga seseorang belajar bagaimana norma-norma lingkungan, internalisasi norma-norma lingkungan, prilaku dan lain-lain. Pengalamanpengalaman berinteraksi dalam keluarga menjadi awal dan pedoman untuk berinteraksi dengan masyarakat luas. Pola asuh, status ekonomi, keutuhan keluarga, sikap orang tua dapat mempengaruhi kecerdasan sosial seorang anak. Faktor status ekonomi bukan suatu faktor mutlak yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, hal itu semua tergantung kepada sikap orang tua dan interaksinya dalam keluarga. Namun, kesempatan bagi siswa yang memiliki latar belakang keluarga status ekonominya tinggi akan lebih memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi-potensi dalam dirinya.

  • Sekolah
    Sekolah bukan hanya sebagai tempat menambah ilmu pengetahuan saja tetapi juga perkembangan sosial anak. Anak yang berinteraksi dengan teman sebaya, guru, staf yang lebih tua dari dirinya akan dapat mengajarkan sesuatu yang tidak hanya sekedar pengembangan intelektualitas saja. Di sekolah akan dapat bekerjasama dalam kelompok, aturan-aturan yang harus dipatuhi, yang semuanya termasuk dalam meningkatkan kecerdasan sosial anak. Selain itu, empati sebagai aspek dari kecerdasan sosial juga dipengaruhi oleh teman sebaya seorang anak.

Menurut Goleman (2006), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kecerdasan sosial, diantaranya yaitu:

1. Keluarga
Menurut Goleman, keluarga yang memiliki waktu untuk berkumpul bersama pada malam hari dan memberikan kasih sayang menyebabkan anak memiliki emosi yang positif terhadap orangtuanya, sehingga memudahkan anak untuk bersosialiasi dan memiliki hubungan yang positif dengan orang lain.

2. Ekonomi
Menurut Goleman, tekanan ekonomi membuat orangtua lebih lama dalam bekerja, sehingga saat pulang sekolah anak lebih menghabiskan waktu sendirian di rumah atau tempat penitipan anak, sehingga waktu tersebut terlewatkan untuk bersama dengan orangtua. Orangtua yang bekerja harus lebih meluangkan waktu bersama anak agar anak bisa berinteraksi dengan orangtuanya.

3. Teknologi
Menurut Goleman, anak-anak yang lebih senang menonton tayangan televisi akan menyebabkan anak tersebut melewatkan waktu untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga anak-anak perlu melakukan interaksi seperti aktivitas bermain di luar rumah untuk membantu belajar bergaul dengan lebih baik.