Aspek-Aspek Situasi Ujar dalam Ilmu Pragmatik Apa Saja?

hal%20kecil
Telah diketahui bahwa pragmatik adalah studi bahasa yang terikat konteks. Maka dari itu akan ada aspek-aspek yang harus ada ketika komunikasi itu berlangsung.

Apa saja aspek-aspek situasi ujar yang harus ada dalam ranak pragmatik?

Telah diketahui bahwa pragmatik adalah studi bahasa yang terikat konteks. Aspekaspek situasi ujar yakni sebagai berikut:

  • Yang menyapa (penyapa) atau yang disapa (pesapa)

    Leech menyebut orang yang menyapa dengan n (penutur) dan orang yang disapa dengan t (petutur). Jadi, penggunaan n dan t tidak membatasi pragmatik pada bahasa lisan saja. Istilah-istilah penerima (orang yang menerima dan menafsirkan pesan) dan yang disapa (orang yang seharusnya menerima dan menjadi sasaran pesan) juga perlu dibedakan. Si penerima bisa saja orang yang kebetulan lewat dan mendengar pesan dan bukan orang yang disapa. Perbedaan ini gayut dengan penelitian di sini, yaitu seorang yang menganalisis makna pragmatik dapat disamakan dengan seorang penerima ibarat seekor lalat di dinding: ia berusaha mengartikan isi wacana hanya berdasarkan bukti kontekstual yang ada saja tanpa menjadi sasaran si penutur. Sebaliknya, yang disapa atau si petutur selalu menjadi sasaran tuturan dari n (penutur).

  • Konteks sebuah tuturan

    Konteks telah diberi berbagai arti, antara lain diartikan sebagai aspek-aspek yang gayut dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Leech menyatakan konteks sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh n (penutur) dan t (petutur) dan yang membantu t menafsirkan makna tuturan.

  • Tujuan sebuah tuturan

    Leech berpendapat bahwa sering sekali lebih berguna untuk memakai istilah tujuan atau fungsi daripada makna yang dimaksud atau maksud n mengucapkan sesuatu. Istilah tujuan lebih netral dari pada maksud karena tidak membebani pemakainya dengan suatu kemauan atau motivasi yang sadar sehingga dapat digunakan secara umum untuk kegiatan-kegiatan yang berorientasi tujuan. Untuk kegiatan terakhir ini, penggunaan istilah maksud dapat menyesatkan.

  • Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan: tindak ujar

    Tata bahasa berurusan dengan maujud-maujud statis yang absrak (abstract static entities), seperti kalimat (dalam sintaksis) dan proposisi (dalam semantik), sedangkan pragmatik berurusan dengan tindak-tindak atau performansi-performansi verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu. Dengan demikian, pragmatik menangani bahasa pada tingkatan yang lebih konkret daripada tata bahasa.

  • Tuturan sebagai produk tindak verbal

    Selain sebagai tindak ujar atau tindak verbal itu sendiri, dalam pragmatik kata tuturan dapat digunakan dalam arti yang lain, yaitu sebagai produk suatu tindak verbal (bukan tindak verbal itu sendiri). Perhatikan misalnya, Would you please be quiet yang diintonasikan dengan naik yang sopan. Rangkaian kata-kata tersebut dapat disebut dengan istilah kalimat atau pertanyaan atau permintaan ataupun tuturan. Namun, sebaiknya istilah-istilah seperti kalimat, pertanyaan, permohonan, dipakai untuk mengacu pada maujud-maujud gramatikal sistem bahasa, sedangkan tuturan sebaiknya mengacu saja pada contoh-contoh maujud-maujud gramatikal tersebut sebagaimana digunakan pada situasi-situasi tertentu. Jadi, sebuah tuturan dapat merupakan contoh kalimat (sentence-instance) atau tanda kalimat (sentence-token), tetapi bukan sebuah kalimat. Dalam artinya yang kedua ini, tuturan-tuturan merupakan unsur-unsur yang maknanya kita kaji dalam pragmatik sehingga dengan tepat pragmatik dapat digambarkan sebagai suatu ilmu yang mengkaji makna tuturan, sedangkan semantik mengkaji makna kalimat. Namun, ini tidak berarti bahwa semua tuturan merupakan tanda kalimat. Ada tuturan yang terlalu pendek atau terlalu panjang untuk dapat dikategorikan sebagai kalimat.

1 Like