Apakah yang melahirkan bayi kuda laut adalah si jantan?

Mengapa bisa dikatakan demikian, berikut adalah ulasannya

Hewan ini dikenal sebagai pemburu pasif, gerakannya yang sangat lambat dalam menangkap mangsa sehingga mulutnya termodifikasi seperti pipet. Dalam mendekati mangsanya pun sangat pelan dan jika mangsanya sudah berada dalam jangkauan mulutnya kemudian secepat kilat menangkapnya dengan mulutnya yang bekerja seperti alat penyedot. Hewan ini bersifat karnivora dengan target mangsanya berupa juvenil ikan, atau hewan hewan renik lainnya yang tidak bergerak dengan cepat.
Gerak berpindah tempat nya pun terlihat sangat anggun dengan menggunakan sirip dada dan sirip punggung serta ekor (prehensil). Sirip dadanya berfungsi sebagai alat keseimbangan atau sebagai alat kemudi dan sirip punggung nya berfungsi sebagai motor penggerak di dalam air. Ekor (prehensil) merupakan organ yang paling vital karena berfungsi sebagai alat untuk melekat dan melilit di substrat agar tubuhnya tidak terbawa arus yang kuat. Selain itu hewan ini memiliki kemampuan untuk merubah warna tubuhnya dalam beberapa menit (kamuflase) sesuai lingkungan nya seperti pada bunglon.
Keunikan lain dari hewan ini pada jantannya memiliki kantung pengeraman (brood pouch) mirip seperti hewan kangguru. Dimana fungsi dari kantung pengeramannya sebagai organ untuk pengeraman telur, dan tempat berkembangnya juwana (bayi) hingga besar dan siap di lahirkan. Masa reproduksi kuda laut dimulai sekitar umur 6 bulan sampai 12 bulan, pada umur ini kuda laut mengalami fase matang gonad dan siap untuk bereproduksi. Kuda laut yang siap kawin memperlihatkan tingkah laku saling berkejar kejaran dan saling mengaitkan ekornya apabila si jantan dan betina sudah merasa saling cocok “mirip manusia yah”. Dikenal sebagai hewan yang memiliki pasangan sehidup semati. Selama hidup nya kuda laut hanya memiliki satu pasangan untuk kawin dan apabila salah satunya mati maka pasangan kuda lautnya ini tidak akan pernah melakukan proses fertilisasi. Sampai sekarang belum ada hasil penelitian yang merepresentasikan mengapa kuda laut memiliki perilaku reproduksi dengan pola seperti ini.
Setelah si jantan dan betina sudah merasa cocok untuk kawin maka si betina yang telah matang gonad kemudian mentransferkan telurnya ke kantung si jantan. Kuda laut yang dewasa menghasilkan telur sekitar 100 – 200 butir sekali bertelur. Kemudian setelah telur masuk ke kantung, si jantan melepaskan sperma untuk membuahi telurnya. Pembuahan ini dikenal dengan pembuahan diluar tubuh (fertilisasi eksternal). Setelah pembuahan terjadi kemudian si jantan mengerami telur dengan bantuan semacam plasenta yang berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen. Pengeraman berlangsung sekitar 10 – 14 hari dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk melahirkan semua anak anaknya. Bayi kuda laut yang lahir berukuran sekitar 6 -12 mm dan masih sangat rentan terhadap serangan predator. Makanannya berupa krustasea yang sangat kecil dan aktif berburu makanan pada siang hari.
Pada umur 30 hari bayi kuda laut ini sudah dapat menggunakan fungsi ekornya untuk melilit dan bertengger pada substrat dan sudah dapat menggunakan organ gerak tubuhnya seperti sirip dada dan sisip pungungnya. Organ reproduksinya mulai berkembang di umur 90 hari dan siap memasuki fase dewasa.